"Karena aku menyukaimu."Kai terdiam. Ia tidak tau harus berbuat apa. Ia menunduk. "Jadi maafkan aku."
"Oh,baiklah." Ucap Kai. Tanpa ia sadari,Abigail tersenyum. Pintu ruangan kembali dibuka. Menampakan pria berhidung mancung dengan membawa sebuah kantong plastik di tangannya.
"Ah,kau sudah bangun." Pria itu mendekat. Ia memperhatikan Abigail sebentar,lalu meletakan bawaannya di salah satu sofa kecil.
"Terima kasih sudah datang." Ucap Kai. Taehyun hanya mengangguk. "Bagaimana keadaanmu?"
"Tidak baik." Taehyun tersenyum kecil. Abigail menggaruk tengkunya sendiri. "Eum,aku akan menyusul ibu. Permisi." Ia kemudian pergi keluar.
"Siapa?"
"Abigail" Taehyun tersenyum kembali. "Yang kau ceritakan waktu itu?" Kai tersentak. Ia menelan salivanya sendiri. "Ah,yah. Begitulah."
"Kau sudah mengatakannya?" Kali ini Kedewasaan Taehyun lebih terlihat dibandingkan dengan Kai. "Belum. Dia baru saja mengatakan bahwa dia menyukaiku."
Taehyun berdiri. "Benarkah? Bukankah itu hal bagus? Katakanlah jika kau ingin."
"Yah,akan kucoba."
Taehyun berjalan mendekati Kai. Laku menepuk pundak pria itu."Aku harus pergi. Ada tempat yang harus kudatangi. Jaga dirimu."
Kai mengangguk. Lalu Taehyun pergi. Ia masih menunduk menatap selimutnya.
Haruskah ku katakan? Aku saja tidak yakin dengan ini.
━─ೋ❈ೋ─━
Kai menapakkan kakinya di atas rumput hijau. Bau rumah sakit yang membuat kepalanya pusing lah yang membuatnya berjalan-jalan di sekitar taman rumah sakit.
Banyak orang yang melakukan rehabilitasi disini. Ia sembari memegang tiang infus,duduk di salah satu kursi putih.
Lusa ia sudah bisa pulang,penyakit yang dialaminya tidak mengharuskan dirinya berlama-lama di rumah sakit. Hanya 3 hari untuk pemantauan. Akan tetapi,ada beberapa obat yang harus ia konsumsi. Resiko 'kecelakaan' juga cukup besar untuk penyakitnya ini.
Ia menghirup udara sedalam-dalamnya. Lalu mengeluarkannya melalui mulut. Setidaknya rasa 'berat' nya berkurang sedikit. Siapa sangka ia bisa mengidap penyakit langka ini.
"Apa yang terjadi?" Ibu Kai menghela nafas. Wanita tua itu memainkan jari-jarinya. Ia takut,takut jika putranya akan mudah putus asa jika ia memberitahukan yang sebenarnya. Tapi ini demi kehidupan putranya,anak itu harus mengetahuinya.
"Kau pernah dengar penyakit yang memungkinkan pasiennya tertidur secara tiba-tiba Hueningie?" Kai mengangguk. "Taehyun pernah bercerita."
"Kau mengidapnya. Namanya…Narkolepsi. Itu memungkinkan mu tertidur secara tiba-tiba kapanpun dimanapun. Penyembuhnya masih belum ditemukan. Dokter bilang kau hanya bisa mengonsumsi obat pencegah kantuk. Tetapi jika rasa kantuk itu sudah mencapai batasnya,kau akan tertidur saat itu juga." Kai diam.
Ia memang belakangan ini sering tertidur tiba-tiba,tapi masih dalam tempat yang wajar,di dalam bus,di mobil,di sofa,meja makan. Tapi sepertinya ini dimulai sejak kemarin ia tertidur tiba-tiba di lantai kamar.
"Apa ayah tau?" Ibunya mengangguk. "Ia belum bisa datang karna sedang bekerja."
"Bahkan pekerjaan lebih penting dariku." Gumam Kai yang terdengar samar di telinga ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
sleep boy ·· hueningkai [✓]
Fanfiction❝ entahlah, jadwal tidurku sekarang kacau.. ❞