"Hey mau ke kafe baru tidak?"
"Dimana itu?"
"Di dekat rumah Kai. Kau mau ikut Kai?" Seperti biasa,sebuah percakapan beberapa anak di kelas setelah sekolah selesai."Tidak." Jawab kai pendek. Ia kemudian bangkit dari bangkunya lalu melenggang pergi.
"Kai akhir-akhir ini sering tidur. Apa dia baik-baik saja?" Tanya seorang murid berambut panjang.
"Entahlah. Taehyun,kau mau ikut?"
Taehyun melepas earphonenya. "Apa katamu?"
"Kau mau ikut tidak ke kafe baru?" Taehyun menggeleng,lalu memakai kembali werelessnya.
"Kau dan teman sebangkumu tidak asik." Keluh siswi itu.
"Ayo,kita pergi." Mereka berdua pun pergi. Taehyun menatap punggung teman-teman perempuannya pergi.
Hari ini ia tidak bisa kemana-mana karna ada hal yg harus dan wajib ia kerjakan. Apalagi yang anak pintar lakukan kecuali,Kursus.
━─ೋ❈ೋ─━
Kai telah sampai di rumahnya. Sepi nan senyap di dalam sana. Memiliki Ayah seorang Aktor memungkinkannya untuk bertemu ayahnya minimal 3 bulan sekali,bahkan bisa lebih.
Ia meletakan tasnya,lalu berjalan ke arah kulkas. Membukanya dan menatapnya nanar. "Ck." Kosong. Kulkas kosongnya mengharuskannya pergi ke supermarket untuk belanja.
Akhirnya ia berjalan keluar tanpa mengganti pakaiaannya. Ia berjalan lesu di sepanjang trotoar karna rasa kantuknya bak seorang pekerja kantoran pulang malam.
Saat diperjalanan,ia melihat sebuah kafe yg terlihat ramai. "Oh,ini kafe baru itu." Sebenarnya ia ingin mencicipi kopinya. Apakah bisa membuatnya 'sembuh' atau tidak. Tapi,berdesakan di keramaian bukan favoritenya.
Alhasil,ia kembali berjalan menuju supermarket yg sudah dekat.
Sampai disana ia membeli beberapa makanan dan minuman,lalu membawa 2 kantung plastik besar saat pulang.
Sesampainya di rumah,ia meletakan makanan di kulkas,memakan salah satunya,lalu membuka tasnya. Tentu saja untuk mengerjakan tugas,sebelum rasa kantuknya semakin membesar.
Ia mengeluarkan buku catatannya lalu membukannya. Beberapa tugas sudah ditulis rapi disana. Siapa lagi kalau bukan Kang Taehyun. Teman sebangkunya sejak SD.
Orang yg tahu tentang perkembangannya,lebih dari Orang tuanya. Meski akhir-akhir ini mereka lebih banyak diam.
Kai mendengus kesal. Mau tidak mau ia harus membeli kopi agar ia tetap terjaga selama 2 jam kedepan. Karna tugas yg menumpuk dengan tenggat waktu yg sebentar.
"Guru macam apa yang menyiksa muridnya." Keluhnya.
━─ೋ❈ೋ─━
"Tolong 2 Americano."
"Baiklah tunggu sebentar." Ucap gadis yg terlihat seumuran dengan Kai. Gadis itu berambut panjang. Kai melihat gadis itu sepintas,lalu gadis itu pergi.
Tak lama 2 cup Americano datang. Gadis itu lalu memberikannya kepada Kai. "Apa kau akan menghabiskannya seorang diri?" Tanya gadis itu.
"Tergantung." Gadis itu memiringkan kepalanya. "Tergantung apa?"
"Tergantung kopi ini bisa menyembuhkanku atau tidak." Ucap Kai. Entah mengapa ia ingin menceritakan semuanya pada gadis itu.
"Kau sakit? Benarkah? Baiklah,aku akan melihat kopi itu bisa menyembuhkanmu atau tidak." Gadis itu lalu duduk di depan Kai.
"Kenapa memangnya?"
"Karna aku yang menbuatnya." Gadis itu tersenyum. Kai menyeruput kopi itu. Dari sekian banyak kopi yg ia minum ini yang paling menarik buatnya. "Aku rasa ini berhasil."
"Benarkah. Waaahh.. aku senang mendengarnya."
"Abigail! Ayolah,banyak pesanan disini!" Gadis itu segera berdiri. "Ya!" Aku harus pergi. Kai mengangguk. Ia kemudian pulang membawa 2 cup kopi miliknya.
Lalu mengerjakan tugas sekolahnya hingga 2 jam kemudian ia tertidur lelap.
━─ೋ❈ೋ─━
Kai membuka matanya,ia melirik jam bulat besar yang tampak buram. Ruangan yg gelap menyelimutinya. Ia berjalan menekan saklar lampu.
Ruangan menjadi terang,kini ia bisa melihat jam dengan jelas. 08:47 malam. Ia sudah tidur kurang lebih 4 jam.
Remaja tinggi itu pergi mandi lalu keluar dengan pakaian lain. Ia menilik ponseknya,lalu meletakannya kembali.
Biasanya ia akan berjalan-jalan di malam hari. Namun tubuhnya enggan untuk bergerak. Membaringkan tubuh di atas ranjang empuk cukup enak dirasakan.
Ponselnya membunyikan nada panjang. Ia menyeret ponselnya,lalu penjawab panggil masuk.
"Ya."
"Apa kabar? Ah, Ayah merindukanmu."
"Aku baik." Ucap Kai datar.
"Ayah akan pulang akhir bulan ini. Apa kau datang ke wisuda Lea hari ini?"
"Ya."
"Itu terdengar bagus. Emm.. Apa yang ingin ayah belikan untukmu? Apa kau suka Boneka? Ah tidak-tidak. Bagaimana kalau jaket hoodie baru? Kau selalu memakai Jaket Hoodie."
Kai hanya diam sepanjang ucapan Ayahnya. Antara rindu dan tidak suka berada di hatinya. Ia bingung harus berkata apa.
"Belikan saja apa yang ayah mau."
"Baiklah. Dengar,Ayah minta maaf kau harus mengalami ini. Ayah benar-benar..."
"Aku harus tidur. Sampai jumpa."
"Baiklah,selamat malam." Panggilan diputus oleh Kai. Ia segera meletakan ponselnya di meja lalu menyelimuti dirinya sendiri. Perlahan matanya tertutup.
Ia lupa dengan 'penyakitnya' sendiri.
━─ೋ❈ೋ─━
-Kai Kamal Huening-
KAMU SEDANG MEMBACA
sleep boy ·· hueningkai [✓]
Fiksi Penggemar❝ entahlah, jadwal tidurku sekarang kacau.. ❞