15.| Home.

229 71 2
                                    


Kai membuka matanya kembali. Pemandangan yang sama,Abigail tertidur di sebuah sofa. Pria itu menurunkan kakinya dari kasur. Ia berjalan mendekati Abigail yamg tertidur lelap. 

Sekarang ini pukul setengah 2 pagi. Ia bangun terlalu cepat. Pria itu berjongkok di depan Abigail yang tengah bermimpi. Memperhatikan wajah gadis itu,lalu menunduk. Ia kemudian berdiri.

Pandangannya menjelajah ke segala penjuru kamar. Dan terhenti saat melihat sebuah tisu membulat di atas sebuah meja.

Kai meraih benda itu. Lalu membukanya,pil. Isinya pil-pil obat miliknya yang tadi ia buang,bersama botolnya.

Ia meletakan kembali benda itu,lalu kembali melihat ke arah Abigail. Kemudian ia keluar dari kamarnya,membuka pintu kamar Abigail lalu kembali masuk ke kamarnya.

Pria itu menggendong Abigail di punggungnya lalu membawanya ke kamar gadis itu. Kai meletakan tubuh Abigail di atas kasur,lalu ia duduk di tepi kasurnya.

Kepalanya menoleh menatap Abigail. "Ck,kenapa kau bodoh sekali? Menyusahkan diri sendiri saja."

Kai lalu berjalan keluar. Dan saat tengah menutup pintu kamar Abigail,Kakaknya dengan rambut tidur mengagetkan pria itu.

"Astaga! Apa yang kakak lakukan?" Lea tertawa. "Aku hanya haus.  Kau tau?"

"Apa?"

Lea melihat ke arah pintu kamar Abigail. "Dia yang menggendongmu ke dalam rumah sebelum aku membantunya. Tangannya berdarah saat itu." Lea meneliti pakaian Kai. "Lihat. Bahkan nodanya masih ada." Ucapnya sembari menunjuk lengan baju Kai.

Kai segera mengangkat lengannya. Lalu melihatnya. "Ah,sudahlah. Aku ingin minum air." Lea lalu berjalan melewati Kai.

Kai kembali masuk ke kamarnya,lalu duduk di sofa kecil. Menunduk,pria itu hanya berfikir,sampai kapan Abigail disini?

Bukan karna tidak suka melainkan karna ia takut membebani gadis itu. Ia berfikir terlalu dalam,tentu saja Abigail harus pulang. Biarpun tempat itu seperti penjara sekalipun,rumah adalah rumah. Disitu tempat kita menangis, mengeluh, tertawa, tenpat kita diberi kasih sayang, tempat kita makan selama bertahun-tahun, dan tempat kita tumbuh.

Semakin lama merenung,pria itu menyandarkan punggungnya. Menatap langit-langit kamarnya lalu tertidur.

━─ೋ❈ೋ─━

Abigail mengangkat punggungnya. Ia menurunkan kakinya dari kasur lalu mengucek matanya. "Astaga,kapan aku tidur?"

Ia lalu melihat sekeliling,lalu matanya menangkap jam dinding yang menunjukam.pukul 05:45 pagi dan ini kamarnya. Dengan agak terburu-buru ia segera keluar dan mengetuk pintu yang ada di seberang kamarnya.

"Hueningkai," terdengar deheman dari dalam. "Kau sudah bangun?"

Pintu dibuka,menampakan Kai dengan rambut berantakan. "Hm. Ada apa?"

"Tidak. Aku akan kembali." Abigail lalu berbalik badan. "Hey,"

Abigail menoleh,"Kapan kau pulang?"

"Entahlah. Aku tidak tahu."

"Pikirkanlah mulai sekarang. Setidaknya secepatnya pulang,bagaimanapun itu rumahmu." Abigail lalu mengangguk. Gadis itu lalu masuk kembali ke kamarnya.

Ia duduk diam di meja belajarnya. Apa ia harus pulang? Ia rasa begitu. Ia tidak akan selamanya menyusahkan keluarga ini.

Abigail menurunkan kakinya dari atas kursi,lalu berjalan mendekati lemari pakaian.

sleep boy ·· hueningkai [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang