Aku berjalan bersama Jane mengitari taman bunga. Musim panas bisa disebut juga sebagai musim untuk bunga Gaillardia, karena bunga itu tumbuh dengan sangat indah pada musim ini. Sore hari merupakan waktu yang baik untuk berjalan di alam bebas. Seharian tadi aku mengurung diri di kamar, membaca beberapa buku dan bahkan meminta makan siang diantar ke kamar saja. Ketika tiba di taman pada sisi barat mansion, aku kembali lagi duduk di bawah pohon yang kemarin kukunjungi. Jane dengan cekatan membentangkan sebuah selimut untuk aku duduki.
"Hei, Jane, apa semalam kau mendengar suara jeritan?" tanyaku membuka pembicaraan saat mulai mengambil posisi nyaman untuk duduk.
"Jeritan? Saya tidak mendengar apa-apa semalam, Nyonya."
"Apa kau yakin?" tanyaku penuh selidik. Bisa saja pelayan ini berbohong atas perintah master Michael-nya yang terhormat itu.
"Tentu saja. Untuk apa saya berbohong," jawab Jane sungguh-sungguh.
Apakah yang dikatakan Mike tadi benar? Apa aku hanya berhalusinasi? Tapi suara itu terdengar sangat nyata.
Kurebahkan diri menelentang menatap langit. Rasanya nyaman sekali setelah beberapa kejadian tak menyenangkan beberapa hari lalu merusak hidupku. Suami dingin yang hanya mucul untuk bersamaku pada malam hari. Seorang dominan yang tak suka dibantah, sulit ditebak, sangat cerdas, dan yang pasti menyembunyikan sesuatu dariku.
Aku kembali teringat pesan Rhez untuk membuat Mike jatuh hati padaku. Sejak kemarin aku sudah berusaha untuk pasrah menerima keadaan, menjadi istri dari lelaki yang baru kukenal dalam hitungan hari itu. Tapi sikap Mike yang seolah-olah memperlakukanku hanya sebagai seorang pemuas nafsu membuatku enggan berdamai dengan pria itu. Jika Mike bisa melunak sedikit saja, mungkin ini akan menjadi lebih mudah.
Apa yang bisa kuperbuat bila suamiku itu hanya datang saat malam hari untuk memenuhi hasrat duniawinya dan kembali ke kamarnya sendiri setelah mendapatkan apa yang ia cari. Bahkan kalimat yang muncul dalam obrolan kami pun bila dihitung mungkin hanya berjumlah puluhan, mengingat kami tidak pernah memiliki riwayat obrolan yang sangat panjang selain di atas tempat tidur yang rata-rata hanya sebuah erangan dan desahan saja.
Aku menebak-nebak apakah karena selama ini terbiasa hidup seorang diri, Mike menjadi pribadi yang seperti itu. Tiba-tiba saja muncul rasa iba dalam hatiku, membayangkan Mike yang selama ini hidup tanpa keluarga dan mungkin saja tidak memiliki seorang teman karena sifat buruknya itu.
Kata-kata Rhez mendadak memotivasiku kembali. Aku merasa harus bisa membuat Mike melunak, menghargai keberadaanku. Aku tidak berharap pria itu harus berubah jika memang begitulah sejatinya sifat asli Mike. Tapi jika lelaki itu bisa menatapku dengan lebih baik sedikit saja, mungkin sudah membuatku merasa sangat senang, mengingat aku akan menghabiskan sisa usia terkurung di mansion besar yang aku tidak tahu letak persisnya di mana ini. Setidaknya dengan berdamai dengan orang yang telah menjadi suamiku kini, mungkin aku bisa mati dalam keadaan tenang nantinya.
Aku menghela nafas panjang sambil mengamati awan yang bergerak di atas. Apakah mungkin suatu hari nanti Mike bisa tersenyum penuh cinta sambil menatapku? Apakah mungkin kami bisa menghabiskan waktu bersama dengan tenang tanpa adanya aura menegangkan? Dalam hati aku berdoa semoga saja hal itu dapat terjadi.
Saat sedang merapalkan harapan, aku merasa seseorang tengah mengamatiku dari arah jendela lantai dua sayap barat. Tapi saat menoleh tak seorang pun kulihat tengah berdiri di jendela tersebut. Hanya ada tirai putih yang menutupinya.
Siapa itu tadi?
***
"Nyonya... Nyonya," suara Jane membuatku membuka mata. Langit telah berubah warna menjadi jingga, pertanda malam akan segera datang. Entah telah berapa lama aku tertidur. "Kita harus segera kembali sebelum Anda masuk angin dan jatuh sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Geheimnis
RomansaSejak kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan, Ailee Nathaniella Leigh hidup hanya berdua dengan kakak laki-lakinya. Kehilangan sebuah pegangan hidup membuatnya menutup diri dari lingkungan. Mereka hidup dengan biaya pas-pasan dari adik ayahny...