TF | 32

649 37 11
                                    

Don't forget to Vote ya 🙏
.
.
.

Jennie Pov !!!

Malam ini aku terbaring di atas kasur seolah tak berdaya, sudah seminggu ini aku merasa ada yang salah dengan tubuhku dan aku tidak tahu apa penyebabnya, pusing, mual dan mudah lelah itu yang aku rasakan. sejak tadi aku merasakan pusing dan perutku sedikit keram, untung saja malam ini aku ditemani oleh Jiso dan Lisa.

Rose tidak bersama kami,  Rose berada di kediamannya tentu saja setelah suami dan orang tuanya  mengetahui kehamilan  pertamanya mereka menjadi sangat protective, 24 jam diawasi dan diberi makan secara teratur oleh chef  keluarga Park.  baru saja aku akan tidur tiba-tiba badanku mulai  menggigil.

"Jen astaga sepertinya kau demam, suhu tubuhmu sangat panas" ucap Jiso yang mulai panik ketika menyadari keadaan diriku

"Mungkin karena aku terlalu kecapean, kau tau sendiri jadwalku seperti apa" ucapku dengan nada yg hampir tidak terdengar, for God sake aku sangat lemas

"Lis tolong segera hubungi sepupuku. Kim Min Seok, suruh secepatnya kesini, Jennie sepertinya demam"

"Kim Min Seok ? Sepupumu yg Dokter ?"

"Ya Tuhan Lalisa, Siapa lagi Kim Min Seok yg kita kenal ? Kau pikir Kim Min Seok siapa ? Kim Min Seok Descendant of the sun ? pakai saja ponselku. Kau tidak mungkin punya kontaknya bukan ? "   Ucap Jiso sambil memberikan ponselnya

"Baiklah" ucap lalisa sambil menghubungi sepupu Jiso yang berpeofesi sebagai Dokter

Jennie pov end
.
.
.

"Aku sarankan sebaiknya kau melakukan test kehamilan menggunakan test pack, aku rasa kau sudah cukup dewasa untuk mengerti apa maksudku mengingat tanda-tanda yang kau alami" ucap Dokter  Kim Min Seok kepada Jennie

" Sebaikanua dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur. Hal ini karena kondisi urine di pagi hari masih pekat, sehingga alat tes kehamilan bisa memberikan hasil yang lebih akurat" lanjutnya dan diangguk oleh Jennie yang masih terdiam seperti orang yang kebingungan dan terkejut

Jangan lupa dengan kedua sahabatnya yang sedari tadi bersamanya, Jiso dan Lalisa seperti tersambar petir di pagi hari setelah mendengar pernyataan Dokter Kim.

"Kalau begitu aku permisi dulu, kalau terjadi apapa hubungi aku saja"

"Terima Kasih Min, maaf aku mengganggu tengah malam begini, hati- hati dan salam untuk Paman dan Bibi"

"Okay, akan kusampaikan"

.

Jennie sejak tadi terlihat mondar mandir sambil menggigit kukunya di depan toilet sambil menunggu hasil dari test pack yang telah dicelupkan pada urin miliknya sejak 7 menit yang lalu. Jiso yang menemaninya juga merasakan kegelisahan yg dialami sahabatnya itu sedangkan Lalisa masih tertidur pulas mengingat jam masih menunjukan pukul 06.30

3 menit berlalu dan alarm pada ponsel milik Jennie mulai berbunyi, menandakan waktu tunggunya telah berakhir karena sudah genap menjadi 10 menit. Jennie dengan buru2 mengambil benda yang sedari tadi membuatnya cemas, perlahan Jennie membuka jari-jarinya yang menutupi benda tersebut.

Mata membulat dan ekspresi cemas campur kaget kini campur aduk dan tergambar jelas pada wajah mungil dan bulat milik Jennie, sambil terkulai lemas Jennie mulai menjatuhkan dirinya pada sofa ruang tamu miliknya

"Jis apa yang harus kulakukan sekarang ?"

"Demi Tuhan Jen aku tak kalah shock darimu, tapi sekarang kau tenangkan dirimu dahulu" Jiso memeluk Jennie sambil mengusap punggungnya seraya menenangkan gadis itu daripada menyalahkannya , She's know Jennie juga tidak menginginkan hal ini

"Jis apa yang harus kulakukan sekarang ?, aku tak peduli dengan tanggapan media maupun keluargaku,  yang kutakutkan adalah ayah dari bayi ini, aku tak bisa membayangkan tanggapan dari dirinya jika mengetahui hal ini" Jennie frustasi dan menangis dalam pelukan sahabatnya itu, Jennie takut jika Kai tidak menginginkan bayi yang berada dalam perutnya karena fakta jika Kai masih berhubungan dengan mantannya sanagatlah nyata dan tidsk bisa dibantah. 

"kau tak perlu khawatir soal itu sekarang, tidak peduli responnya seperti apa, dia tetap harus tanggung jawab. yang kau harus pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar kau tetap sehat agar bayinya juga sehat"  

"kau harus diam dan jangan beritahu keluargamu dulu bahkan Kai dan yang lain, aku yakin kau bisa Jen, Aku, Lalisa, Rose selalu bersamamu, ingat itu kau tak sendiri". ucap Jiso memberi semangat serta meyakinkan sahabatnya itu agar tidak perlu khawatir.

"Thank's Jis aku tak tahu harus bagaimana jika tanpa kalian" Jennie kembali memeluk Jiso menggunakan tangan kirinya, dan tangan kanannya mengusap perutnya yang masih rata itu sambil tersenyum

plakkkk, seseorang menampar pipinya sendiri

"Gila aku tak salah dengar atau ini hanya mimpi sih" 

suara tamparan yang sangat terdengar jelas mengisi kekosongan ruang tamu tempat Jennie dan Jiso berada

Sontak Jennie dan Jiso langsung menghadap ke arah suara itu berasal, ternyata itu adalah Lalisa. ya gadis itu juga tak kalah kaget dengan percakapan singkat anatara Jennie dan Jiso

"Sialan ternyata bukan mimpi" ucap lalisa sambil mengusap pipi kanannya

"wait, you guys kidding me right ?"  lanjut Lalisa dengan mata yang membulat dan mulut yang terbuka menganga tak percaya dengan apa terjadi sekarang. Jennie dan Jiso hanya tersenyum melihat tigkah sahabatnya yang rambutnya terlihat sangat berantakan seperti singa akibat bangun tidur. 


.

.

.

Tbc 


OMG guyssssssss long time no see, akhirnya aku bisa update lagi nih. semoga penantiannya ga sia-sia ya :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True Feelings (Kai x Jennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang