.
.
.
Beberapa menit menunggu akhirnya bunda amel, datang membawa cemilan dan juga minuman.
"Maaf telah membuatmu menunggu lama" ujar bunda amel kepada jian setelah menaruh napan.
"Jujur aku tidak suka menunggu lama" kata jian tanpa menatap lawan bicaranya.
"Haha...kau gadis yang jujur" ucap bunda amel sedikit tertawa.
"Anak-anak berhenti bermain sebentar dan makanlah beberapa cemilan dan minuman yang bunda bawa ini" kata bunda amel, sedikit menaikan nada suaranya agar didengar oleh anak-anaknya.
Semua anak-anak berlari mendekati bunda amel dan jian, atau lebih tepatnya mendekati cemilan itu, yang berada di tengah-tengah mereka berdua.
"Kak jian tidak mau? Ini cobalah" ujar mira menawari.
Jian hanya diam menatap cemilan itu tanpa minat.
"kak jian tak suka yah?" tanya mira.
Jian yang melihat bahwa mira terlihat sedih, langsung mengambil cemilan dari mira dan memakannya.
"Enak" ujar jian.
Mira langsung tersenyum lebar mendengar bahwa jian juga menyukainya.
10 menit kemudian...
"Kalau begitu saya permisi dulu" ujar jian membuat semuanya mengahlikan pandangan mereka ke arahnya.
"Eh? Secepat itu?" tanya bunda amel.
"Ada yang harus saya urus"
"Kalau begitu kapan-kapan jika ada waktu berkunjunglah kemari sepertinya anak-anak menyukaimu"
"Hm"
.
.
.
Setelah selesai berkunjung ketempat mira, jian melanjutkan perjalanannya kesebuah tokoh buku karena dia mengingat bahwa stok buku bacaannya telah habis.
Saat memasuki tokoh buku dia melihat-lihat rak-rak buku dan mencari buku kesukaannya.
Saat menemukan satu buku yang menarik perhatiannya, dia mencoba untuk mengambil buku itu. tapi sialnya, ada tangan lain yang juga menginginkan buku yang sama dengannya.
"Aku yang menemukan ini terlebih dahulu" ujar orang itu.
Jian melihat orang itu dari atas sampai bawah, dan berekspresi aneh melihat penampilan orang itu yang menurutnya aneh.
"Apa kau teroris?"
Orang itu langsung terkejut dan menyadari bahwa dia saat ini sedang menggunakan pakaian serba hitam dan topi plus masker menutupi wajahnya hanya dengan menyisahkan bagian mata saja.
"Aku vino" jawab vino setelah melepas maskernya.
Jian tak terkejut pasalnya dia sudah tau dari bentuk dan warna mata vino dan langsung mengambil buku yang sempat diperebutkan oleh mereka berdua, setelah vino melepas maskernya.
"Milikku" ujar jian dan meninggalkan vino yang kesal karena dikerjai oleh jian.
.
.
.
Jam 18.00
Hujan turun membasahi kota besar ini dan membuat beberapa pejalan kaki terpaksa berlari kecil menuju tempat berteduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Cowo kutu buku
RandomGadis nakal yang terkenal dingin Dan kejam, dapat ditaklukan oleh seorang pria kutu buku dengan cinta yang tulus. Namun kisah mereka tak akan selalu berjalan mulus, karena akan ada sesuatu yang menghambat itu semua. Apakah mereka tetap akan bersama...