Chapter 21

474 27 15
                                    

.

.

.

Sesampainya di kantin, mereka berdua menjadi pusat perhatian banyak murid, yang berada di sana. Bahkan ada yang tidak sengaja menumpahkan makanan, yang mereka bawah karena terus memperhatikan jian dan arka.

Jian yang merasa risih menjadi pusat perhatian, lalu menendang sebuah meja dengan kuat. Menimbulkan bunyi yang cukup nyaring, dan mampu membuat semua yang berada dikantin terkejut.

Kemudian ia milirik semua orang yang berada dikantin, seolah-olah memberi isyarat untuk berhenti menatap mereka, atau lebih tepatnya dirinya, atau mereka akan dalam masalah besar.

Saat merasa semua pandangan itu tak lagi menyorot kearahnya, jian  menarik arka kembali untuk menuju meja paling ujung, yang berada disamping jendela yang menyuguhkan pemandangan seperti lapangan basket. :v

Arka yang masih terkejut dan menjadi terkejut lagi saat jian, langsung menariknya kembali. Membuatnya menjadi bleng, dan tak menghiraukan semua perkataan dan umpatan jian.

Jian yang mulai emosi, lalu menjambak rambut arka. Membuat siempu berteriak histeris, dan membuat mereka menjadi pusat perhatian kembali, saat itulah jian langsung menyumbal mulut arka dengan tisu yang ada diatas meja.

"Aku menyuruhmu untuk mengambilkan makanan dan minuman bukan berteriak untuk menarik perhatian" kesal jian.

Arka yang merasa sakit dikepalanya, akibat tarikan maut oleh jian. Hampir membuat dia berfikir beberapa helai rambutnya rontok, dan yang lebih parah kulit kepala ikut terlepas. *yg ini agk berlebihan*

Bukannya merasa bersalah jian justru menjewer telinga arka, sungguh double penderitaan arka di kantin. Membuatnya meringis kesakitan, dan membuat telinganya memerah karena jeweran jian yang bukan main-main.

.

.

.

Setelah aksi penyiksaan itu dan acara makan siang di kantin, arka dan jian berjalan menuju perpustakaan.

Karena arka memaksa jian untuk menemaninya dengan cara memohon,ntah angin apa jian langsung luluh dan mau menemani arka ketempat laknat itu.

Padahal jam ini adalah jam tidur siang dia, walau sebentar lagi jam pelajaran masuk, tapi jian tak terlalu ambil pusing soal itu. Dia lebih mementingkan kantuknya daripada pelajaran guru. *jngn ditiru guys*

Saat didalam perpus yang awalnya tenang, menjadi tempat konser karena teriakan semua murid itu. Sebabnya? Karena perubahan arka,yang pastinya membuat mereka tidak mengenalinya justru mendambakannya.

Arka yang masih belum terbiasa dengan teriakan-teriakan itu, selalu menutup telinganya dan berjalan ketempat tujuannya, yaitu rak buku kimia dan biologi.

Beda dengan arka beda juga dengan jian. Dia memilih untuk menunggu diluar saja, karena dia tidak sanggup untuk menyiksa gendang telinganya dengan raungan jalang-jalang itu.

Kemudian arka Yang sedang sibuk mencari buku yang sesuai dengan kebutuhannya, dikejutkan dengan suara perempuan yang menghampirinya, dia sempat mengira itu adalah jian tapi bukan.

Siswi ini terlihat sedang menunduk dan sesekali menatap arka dengan memainkan jarinya, membuat arka sedikit heran dengan siswi ini apa dia sedang tekanan atau apa.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya arka karena siswi itu tak kunjung berbicara.

"Kau tampan, eh maksud ku bisa tolong ambilkan buku sejarah disebelah sana? Aku sedikit kesulitan untuk menjangkaunya" ujar siswi ini Sambil menujuk tempat rak yang dimaksud.

Bad Girl vs Cowo kutu bukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang