^HAPPY READING^
.
.“apa-apaan ini Ino?”Tanya Hinata dengan tak percaya, Ia fikir ia akan menangis sekarang
Yang di sesalkan Hinata saat ini adalah terlalu mempercayai ucapan Ino yang mengatakan ingin berkencan, mengapa sekarang ia berakhir di Golden Pavilion yang berada di Kyoto, bayangkan mereka sekarang berada di Kyoto. Ini sih bukan liburan tapi pulang kampung, dasar Ino.
Untuk informasi kalian saja Golden Pavilon adalah salah satu kuil Budha paling populer di jepang. Tempat ini juga di kenal dengan nama Kinkakuji dan Rukuoni. Dulunya kuil ini adalah tempat peristrahatan Ashikaga Yoshimitsu setelah masa pensiunnya namun sekarang telah menjadi tempat wisata yang di kunjungi banyak wisatawan domestik dan asing setiap harinya.
“jangan merenggut seperti itu Hinata”Ino merangkul pundak sahabatnya dengan tertawa tanpa dosa.
“udara di sini bukankah terasa menyegarkan? Lihatlah pegunungan yang indah itu, lihatlah danau yang begitu jernih dan tenang di hadapanmu dan lihatlah atap keemasan dari Golden Pa…..”
Plaakkkk…
Suara tangan Hinata yang menepuk punggung Ino dengan keras membuatnya berhenti bicara dan melihat Hinata yang sepertinya sudah kesal setengah mati.
“Ino aku ingin pergi berlibur bukan mendapat siraman Rohani, lagian setan-setan yang ada dalam diri kita sudah tak bisa di usir. Ia sudah mengurus surat kependudukan untuk menetap”omel Hinata sekali lagi.
“Hinata, kau mau mengambil gambarku?”
“Huh?”
“aku sudah membawa kostum miko, kau bisa mengambil gambar wanita suci ini”
Hinata langsung tertawa melihat Ino mengeluarkan beberapa kostum yang sudah ia bawa, mulai dari miko, pendeta wanita, pengurus kuil bahkan sebagai pengunjung.
“sialan kau ini”maki Hinata, sang sahabat memberikan tanda peace sebagai balasan.
“ganti pakaianmu, tapi sebelum itu karena sudah di sini ayo kita berdoa”kata Hinata mencari-cari tasnya dan mengambil kamera di sana.
"akhirnya jiwa sahabatku akan tersucikan”kata Ino tertawa meledek"
"aah sial"maki Hinata pelan.
Haruskah Hinata menghubungi Neji dan Hanabi? Mumpung sedang di Kyoto, padahal sudah susah-susah ia kabur dari Kyoto eeh malah kembali tanpa di minta.
Berharap saja tidak ada yang namanya kebetulan untuk bertemu dengannya lagian Kyoto itu sangat luas, iya kan? Semesta tak akan sekonyol itukan?. Hinata menghembuskan nafasnya dengan berat. Lenyaplah kau masa lalu yang menyedihkan namun juga memalukan.
***
Sasuke melihat ponselnya dengan diam, tak ada telfon atau pun pesan. Mengapa Hinata tak menghubunginya? Gadis itu bahkan tak mengirimkan pesan.
“kau di buang oleh kekasihmu?”suara Sai yang berdiri di pintu kamar itu terasa menyebalkan.
“pergilah, aku tak ingin berurusan denganmu”Sai melangkah masuk dan bertingkah tak peduli, ia pun duduk di sofa mang berada di dalam kamar Sasuke dan menatap sepupunya dengan diam.
“mengapa melihatku? Apa ada yang ingin kau katakan?”
Sai menggeleng kepalanya lalu tersenyum seram seperti biasa. Pria berkulit pucat itu menatap figura foto yang berada di meja samping tidur Sasuke. Ketiga orang yang berada dalam foto itu terlihat tersenyum lebar, bahkan Sasuke pun tersenyum. Hal yang sangat jarang ia lihat, ya meski setelah berpacaran dengan Hinata, Sasuke mulai murah senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M (NOT) OKAY
RomanceNaruto @Masashi Kishimoto but this Story by Me . . "Jangan menguji cintaku, Sasuke"gumannya pelan, senyum menyedihkan tadi pun lenyap saat matanya langsung bertemu dengan mata hitam pekat di hadapannya. "jangan mengujiku"katanya lagi dengan suara le...