^HAPPY READING^*
*Ino menatap Hinata dan Gaara yang sedang makan di depannya dengan curiga, berkat jaringan informasi ino mengetahui bahwa Gaara akan kembali ke Rusia setelah semester ini berakhir, pria Sabaku itu awalnya ke Rusia hanya untuk pertukaran pelajar selama setahun, jadi kembali beberapa waktu lalu dengan keputusan untuk mengakhiri kuliahnya lalu pindah ke Rusia lagi untuk melanjutkan pendidikannya.
Tapi saat ini bukan itu permasalahannya, yang jadi permasalahaan ino adalah mengapa Hinata terlihat biasa-biasa saja dengan kabar yang datang bak badai itu? Hubungan mereka bahkan masih berada dalam tahap ‘lebih dari teman tapi kurang dari kekasih’ .
“Gaara, kau benar-benar akan pergi?”tanya Ino.
“Hm, kau kesepian tanpaku?”goda Gaara menyelesaikan makannya, Ino memutar bola matanya balas. Gaara ini bodoh apa tak peka? Atau dia memang tak memiliki pengalaman tentang wanita?.
“jadi kau sudah mengurus semuanya?”tanya Ino lagi mengabaikan candaan Gaara.
“Hm, passport, Visa, tiket bahkan semua berkas-berkas dari kampus ini sudah beres”balas Gaara sebagai jawaban.
“Hinata kau tak mencegahnya?”
Hinata mendongak saat menyelesaikan suapan terakhirnya, tangannya bergerak mengambil tissue dan membersihkan mulutnya.
“apa kau fikir Tuan Sabaku ini bisa di hentikan?”tanya Hinata dengan tawa.
Jika Hinata di suruh memilih sekali lagi menghentikan Gaara agar tak pergi atau melepasnya maka Hinata tanpa ragu akan melepaskannya. Gaara itu bukan seseorang yang bisa Hinata jaga untuk tetap berada di sisinya, ia memiliki dunianya sendiri, ia memiliki cara sendiri untuk menikmati hidupnya.
Perasaan lemah bernamakan cinta tak akan mampu menahan Gaara.
Saat Gaara mengajak Hinata ke beberapa lokasi untuk mengambil gambar, saat itu Gaara mengatakan bahwa ia ingin menjadi Fotografer yang hebat, ia akan mengunjungi tempat-tempat yang indah, tempat yang belum pernah di lihat sang ibu, ia ingin mengabadikan semua itu.
Dan jika kalian bertanya mengapa Gaara lebih memilih kembali ke Rusia maka jawabannya adalah keluarga besarnya berada di sana. Jadi Hinata tak memiliki hak untuk menghentikannya, ia tak bisa bersikap egois untuk menahannya.
“jadi berapa lama kau akan pergi?”
Ino menyerah, ia tak akan memaksa Hinata untuk mencegah Gaara tapi bisakah mereka berkencan dulu baru berpisah? Tapi itu mungkin akan menyakitkan.
“setelah lulus, aku berencana bekerja di sana jadi aku tak bisa memastikan berapa lama. Mungkin 4-5 tahun jika aku merindukan ocehanmu Ino maka aku akan kembali?”oceh Gaara dengan sambil bercanda
“Li..Lima tahun?”ulang Ino lagi dengan tak percaya. Lima tahun? lima tahun itu bukan waktu yang singkat. 5 tahun itu bisa kau luangkan untuk menyicil sebuah rumah, dan 5 tahun hanya minimal?.
“Hinata, kau yakin tak apa-apa?’'
Hinata semakin memasang wajah bingung. Memang ada apa dengan dirinya? Hinata mungkin akan sedikit kesepian tanpa Gaara tapi dirinya baik-baik saja.
“Jika aku merindukannya, aku hanya perlu mengunjunginya bukan?”Celetuk Hinata lagi tanpa dosa.
"Jangan datang dan menggangguku" Gaara tertawa dengan tangan mengacak-acak poni Hinata sedangkan Ino hanya terdiam seribu bahasa.
“aku tak mengerti dengan apa yang ada di kepala kalian”keluh Ino.
Gaara dan Hinata saling menatap kemudian tertawa pelan menanggapi keluhan Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M (NOT) OKAY
RomanceNaruto @Masashi Kishimoto but this Story by Me . . "Jangan menguji cintaku, Sasuke"gumannya pelan, senyum menyedihkan tadi pun lenyap saat matanya langsung bertemu dengan mata hitam pekat di hadapannya. "jangan mengujiku"katanya lagi dengan suara le...