Chapter 2

2.8K 361 31
                                    

^HAPPY READING^
.
.

Hinata menempelkan beberapa hasil foto ino yang ia ambil di pantai beberapa waktu waklu ke mading yang berada dalam ruangan klub forografi. Ia pun duduk di kursi dengan wajah berfikir memutuskan harus di bukukan atau berikan saja pada Ino sebagai hadiah.

Jika hanya di cetak seperti itu, akan sia-sia melihat Ino yang terlihat begitu berkilau dalam selembar kertas foto.

“wow…itu foto-foto yang kau ambil?”Tanya salah satu seniornya yang berjabat sebagai ketua klub. Hinata menganggukan kepalanya. Pria dengan rambut berwarna perak itu pun duduk di sebelah Hinata ikut menatap hasil foto juniornya.

“kau yakin kau bukan seorang amatir?”tanyannya.

Senpai, Aku benar-benar seorang amatir”guman Hinata. sejujuranya sejak dulu ia memang mencintai dunia fotografi tapi tak pernah berfikir untuk bergabung dengan klub atau untuk mendalaminya. Ia hanya menyukai hal-hal indah jadi ia ingin mengabadikannya.

Tapi tepat satu setengah tahun lalu seseorang memberikan hasil foto dirinya ketika masa ospek, Dalam foto itu Hinata terlihat duduk dengan wajah sendu namun raut bahagia tampak begitu nyata.

Hinata terpesona, ia terpesona dengan gambar yang di berikan padanya, dalam hasil jepretan kameranya terlihat begitu hidup dan bebas  Ia tak tahu siapa dan mengapa namun Hinata tahu ia jatuh cinta dengan hasil jepretannya dan kebetulan seseorang dari masa lalunya memberikan kamera sebagai hadiah ketika masuk Universitas itu membuat Hinata jadi termotivasi bergabung dengan klub Fotografi.

“tapi foto-fotomu sangat indah”puji Toneri memerika lensa kameranya.

“bukan fotoku yang indah, namun Ino memang cantik. Hanya sedikit arahan dariku ia melakukannya dengan sempurna”

Hinata pun berdiri menurunkan foto-foto Ino. Ia sudah memutuskan akan memberikannya sebagai Hadiah ulang tahun Ino nanti.

“bisakah kau mengajak Ino jadi sampul Majalah kampus kita?”

“serahkan saja padaku. tapi aku hanya memotret Ino, model lainnya kau saja yang melakukannya”kata Hinata, ia malas berurusan dengan gadis-gadis lainnya

Toneri meletakan kameranya di meja lalu melihat Hinata yang memasukan kamera ke dalam tasnya.

“bukankah tak adil? Kau hanya ingin mengambil gambar Yamanaka Ino dan tak ingin terlibat dengan yang lainnya”

Hinata tersenyum tanpa dosa.

“jika aku mengambil gambar seseorang dengan kameraku maka itu berarti aku menganggap mereka layak”

Toneri tersenyum kecil, Hinata adalah salah satu Kohainya yang cukup membanggakan. Selain berkencan dengan donatur terbesar kampus, Hinata terlihat cukup berkharisma jika ia berdiri sendirian. Kepribadiannya yang kuat dan tak mudah di goyahkan. Jika ia mengatakan akan melakukan sesuatu maka ia akan melakukannya sampai selesai.

“kau memang aneh”komentar Toneri.

“tapi Senpai kau sudah menemukan orang yang mengambil gambarku Saat aku masih menjadi manusia polos tak berdosa( (masa Ospek)”

“Hm..itu aku tak tahu, kemungkinan bukan dari klub Fotografi”Hinata mengangguk mengerti.

“baiklah Senpai, aku akan ada kelas siang ini”Hinata yang hendak berlalu menghentikan langkahnya saat

Toneri kembali membuka suaranya.

“Hinata ada apa dengan dahimu?”

“ah ini?”ia menyentuh dahinya sendiri lalu tersenyum kecil.

I'M (NOT) OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang