Perkataan taehyung benar-benar membuat hati kecil soorin tergerak, ia juga sangat merindukan putrinya alhasil ia membuang rasa takutnya jauh jauh sebelum memutuskan untuk menemui Sunji yang sudah di perbolehkan pulang hari ini. Ia sempat mengintip di antara celah pintu ruang rawat sunji yang sedikit terbuka sebelum masuk.
Di dalam sana ada tehyung dan juga jimin yang sedang membereskan beberapa barang sunji ke dalam tas. Soorin sedikit terkejut saat manik taehyung menangkap keberadaannya, namun setelah itu ia melihat taehyung mengangguk dan melemparkan senyum mendukung kepadannya. Ia ikut tersenyum lalu menarik nafas sebelum melangkah masuk.
Tubuhnya berhenti beberapa langkah dari kasur soorin, memandang putrinya sendu, begitupun dengan sunji yang memandangnya dengan ekspresi rindu, setelah itu bibir mungilnya melengkungkan senyum.
"eomma"
Bocah itu langsung turun dari kasur rumah sakit dan merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum sangat manis, memberikan isyarat agar soorin memeluknya, soorin yang merasa terharu langsung mendekat dan merengkuh tubuh putrinya. Ia menangis, lagi-lagi cairan bening luruh dalam sekali kedipan, ia sangat merindukan putrinya dan sekarang perasaan rindu itu sudah terobati.
"eomma jangan tinggalkan sunji lagi yaa" sunji angkat bicara di sela-sela pelukan
Soorin mengusap air matanya sebelum melepas pelukannya, ia menarik senyum
"Sunji tidak marah pada eomma?"
Yang ditanya menggeleng keras "sunji tidak pernah marah pada eomma, sunji sayang sekali sama eomma" lontaran kalimat dari bibir mungil itu terdengar sangat tulus dan itu membuat hati soorin menghangat.
"maafkan eomma"
Akhirnya setelah berhari-hari ia pendam kalimat itu terucap juga dan itu membuat kelegaan tersendiri untuknya.
Jimin dan taehyung sudah selesai mengemasi barang sunji hanya bisa mematung sambil menonton adegan menyentuh itupun mengukir senyum, sudah seperti adegan happy ending drama di tv saja.
"sudahlah, kita harus segera pulang" jimin bersuara, ia harus menghentikan adegan mengharukan itu sebelum ia terlihat lemah karena air matanya akan ikut menetes. Jujur ia terharu.
Soorin mengalihkan pandangannya pada jimin sekilas sebelum mengangguk "ya kita harus segera pulang" ucap soorin, ia sudah membayangkan ingin menghabiskan waktu liburnya dengan sunji hari ini, seperti memasakkan makanan kesukaan sunji, mandi bersama sunji, membaca buku cerita sebelum tidur dan hal-hal membahagiaka yang lainnya, yang pasti ia ingin menebus kesalahannya pada putrinya.
"eomma kita akan pulang ke rumah appa" ucap sunji bersemangat
Soorin masih asik membayangkan semua hal membahagiakan itu dan hanya tersenyum menanggapi perkataan putrinya, namun seketika ia menyadari sesuatu yang ganjil dari kalimat sunji, dan ekspresinya mendadak berubah terkejut pun dengan semua rangkaian kebahagiaan yang ia benyangkan seketika sirna.
Tungggu dulu.
'RUMAH TAEHYUNG!!!'
────🍃────
Soorin dibuat ternganga saat berhasil memasuki rumah. Sebelumnya, saat di mobil ia dikejutkan dengan penuturan kakaknya bahwa mereka benar akan pindah ke seoul hari ini, dan sekarang ia lebih di kejutkan dengan apa yang matanya rangkum. Beberapa laki-laki berbadan kekar sedang membereskan rumahnya oh tidak, lebih tepatnya mengemasi semua barang miliknya, kakaknya dan juga sunji ke dalam kotak besar dan membawa satu per satu kotak itu keluar menuju mobil besar pengangkut barang di pekarangan.
Kenapa harus semendadak ini mereka pindah.
Lantas dirinya hanya bisa mematung sambil memperhatikan para pengemas itu, soorin sungguh yakin jika ide konyol yang sangat mendadak ini adalah ide taehyung.
Soorin memalingkan pandangannya pada posisi taehyung yang sudah berdiri tegap di sampingnya, dilengkapi senyum konyol yang tak hentinya terulas seperti sedang mengalami hal terbahagia di hidupnya, ia sedikit kesal, tak menyangka jika anggukannya kemarin akan membuat taehyung berbuat hal gila seperti ini. Ya, dia memang setuju, soorin setuju untuk menikah dengan taehyung, tapi ia bahkan belum menyetujui untuk pindah ke seoul dalam waktu sekejap.
"apa kau gila? bagaiman bisa secepat ini?"
Soorin menggeram, ia sudah kehabisan akal untuk menghadapi pria itu, bagaimana bisa dalam sekejap taehyung berubah menjadi pria yang menyebalkan padahal kemarin ia terlihat sangat menyedihkan.
Taehyung masih tersenyum dan kini melempar tatapan berbinarnya pada soorin "ya, aku gila, semua penolakan mu lah yang membuatku gila" jadi begitu soorin mengatakan sepakat kemarin ia langsung mengambil tindakan.
Tak bisa tergambar dengan jelas berapa banyak rasa bahagia yang kini ia rasakan, rasanya seperti banyak bulu ayam lembut yang menggelitik perut serta fikirannya, membuat senyum di bibirnya tak henti terulas, sejak anggukan setuju soorin di rooftop rumah sakit waktu itu hanya kebahagiaan lah yang mengisi hati dan fikirannya, jiwanya yang semula terikat pun kini sudah terbebas. Akhirnya ia berhasil meluluhkan wanita itu, semua ide itu memang berasal dari otaknya tapi pastinya itu sudah mendapat persetujuan dari jimin dan juga putrinya, kecuali soorin ia memang sengaja membuat kejutan untuknya dan juga taehyung rasa ia harus memaksa untuk hal yang satu ini agar wanita itu tidak mengundur lebih lama.
Soorin hanya membuang nafas pasrah, ia sudah tidak ada daya untuk berkutik, seluruh barang-barang di rumah nya pun sudah hampir kosong terkemas. Mungkin kali ini ia harus menyerah. Ya, menyerah pada kenyataan yang sebentar lagi akan terikat dengan kehidupannya.
"apa kau mau memandangi mereka terus?kita harus ke rumah bibi mu untuk berpamitan"
Ahh, yang satu itu soorin hampir lupa, ia harus segera menyusul kakak dan putrinya yang sejak pulang dari rumah sakit sengaja langsung ke rumah bibi goo sedangkan soorin dan taehyung akan menyusul setelah melihat rumahnya.
Soorin memutar bola matanya pada posisi taehyung, ia mendengus lalu mulai melangkahkan kakinya keluar, sedangkan taehyung dia akan senang hati mengekor kemanapun calon pengatinnya itu pergi.
────🍃────
"bagaimana dengan kuliah ku?"
Soorin membuka suara setelah beberapa menit hening, mereka sudah berada di dalam mobil yang sedang melaju menuju rumah bibi goo, tiba-tiba soorin teringat nasib perkuliahannya.
Taehyung menolehkan kepalanya sekilas pada soorin "kau tenang saja, aku sudah mengurus semua perpindahanmu" ucap taehyung santai, ia bahkan menghiraukan ekspresi terkejut soorin. Yang itu juga termasuk idenya tapi yang pasti bukan dia yang mengurus semua berkas perpindahan soorin melainkan anak buahnya.
Soorin yang tadinya sempat terkejut kini mulai mengatur raut wajahnya kembali, lagi pun sebelumnya ia sudah yakin jika nasib kuliahnya akan berakhir dengan perpindahan lagi.
"lalu?kau mau memindahkan aku ke kampus lama ku?"
Taehyung nampak berfikir sebentar sebelum belah bibirnya berucap "entahlah" sambil menggidikkan bahu
Tujuan taehyung yang sebenarnya adalah membuat soorin tetap berada di rumah seperti yang pada umumnya di lakukan seorang istri setelah menikah, melakukan pekerjaan rumah tangga, mengurus anak-anakknya, melayani semua kebutuhannya, menyambutnya dengan senyuman hangat setiap pulang bekerja dan masih banyak hal membahagiakan lain yang taehyung bayangkan. Ia faham masih semuda apa wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu dan ia juga tau soorin punya kegigihan kuat untuk menjadi seorang pengacara. Ia sempat mencari tau banyak hal tentang soorin dari jimin.
Taehyung hanya ingun soorin tetap di rumah, menemani sunji. Jika kuliah, maka wanita itu akan sangat sibuk dengan buku-bukunya akibatnya mereka tidak akan punya banyak waktu senggang untuk bersama. Tapi tetap saja, taehyung tidak bisa mengatakan semua itu terlalu cepat, sebelum membuat soorin berada dalam lingkar kehidupannya dan membuatnya terjebak dalam pesonannya sehingga apapun yang akan taehyung katakan nanti ia tidak akan mendengar penolakan dari ranum merah itu lagi.
⍤⃝♡ jeyesmile
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ A Gaffe
Fanfiction(ᵛʲᵒʸ ˢᵉʳⁱᵉˢ|ᶜᵒᵐᵖˡᵉᵗᵉ) Mature Kim Taehyung tidak pernah berfikir hidupnya akan berantakan setelah melampiaskan balas dendamnya pada seorang wanita tidak bersalah. Hingga suatu saat tuhan memberi Taehyung kesempatan untuk memperbaikinya. Dan ternyat...