A Gaffe|19

633 162 19
                                    

"hati-hati oppa"

Soorin tersenyum sambil melambai pada jimin dan putrinya setelah mereka memasuki mobil. Jimin sengaja membawa Sunji bersamanya dan ikut bersama mobil jemputan asisten ayah taehyung, ia ingin memberi waktu berdua untuk adiknya dan taehyung. Untungnya sunji setuju ikut bersama sang paman, meski awalnya ia sempat cemberut sebab tidak bisa satu mobil dengan ayahnya.

Tidak lama setelah mobil jimin dan sunji meringsut pergi, taehyung diam-diam meraih tangan kanan Soorin, menyelipkan jemarinya pada jemari Soorin lalu meremat jemari lentik itu lembut.

Soorin lantas melirik tangannya yang sudah digenggam erat oleh taehyung, tanpa sadar ia tersenyum simpul dan turut mengeratkan genggamannya. Ia merasa hangat, hatinya juga.

"akhirnya kita punya waktu berdua lagi" ujar taehyung

Genggaman mereka saling terlepas sesaat setelah Soorin lebih dulu masuk kedalam mobil, kemudian di susul taehyung yang berhasil mendudukkan diri di kursi kemudi. Baru saja Soorin ingin menarik sealt belt dan memasangnya, tangan kekar taehyung mendahului, menarik sealt belt milik Soorin dan memasangkannya, membuat wanita itu membeku seketika. Wajah mereka begitu dekat, ia jadi gugup. Bahkan setelah sealt belt itu berhasil terpasang dengan benar, taehyung masih tetap pada posisinya, pandangannya ia jatuhkan pada bibir Soorin yang begitu menggoda, lalu dengan cepat ia mencuri kecupan singkat bibir itu "sama-sama" ujarnya dengan senyum nakal di akhir sebelum kembali ke posisinya dan mulai fokus menyetir mobil.

Soorin nyaris saja tidak bisa bernafas kembali "ya! Bisa tidak kau jangan mencium ku sembarangan!" Soorin tidak tahan, ia bisa gila karena perlakuan taehyung yang selalu tiba-tiba. Jantungnya benar-benar tidak aman.

Perjalanan yang di tempuh dari daegu ke seoul biasanya memakan waktu sekitar 3 jam. Cukup lama, namun Soorin begitu menikmati perjalanan, ia sama sekali tidak memejamkan matanya selama perjalanan, kali ini pandangannya terus tertuju pada pemandangan yang mereka lewati, sangat indah dan begitu sayang jika tidak dipandang. Lagipun mereka sudah tiba di seoul.

"taehyung" Soorin membuka suara kembali, suasana di mobil itu sempat senyap, meskipun sebelumnya taehyung sempat mengajak Soorin berbincang dan sempat menjadi pendengar celotehan taehyung tentang hidupnya. Itu juga yang membuat Soorin tetap terjaga. Ia setia mendengarkan.

"Hmm" pria yang tengah fokus menyetir itu menyauti

"bisa kah kita mampir ke salon sebentar, aku ingin menata rambutku"

"untuk apa?bukankah rambut mu itu sudah bagus"

"hmm, aku hanya ingin memangkasnya lebih pendek, itu akan membuat ku lebih percaya diri nanti" sejujurnya ia jadi merasa gugup, akan bertemu orang tua taehyung nanti, ia selalu khawatir dengan penampilannya. Takut tidak sesuai.

"baiklah" taehyung menyetujuinya, tidak ingin terlalu mengekang Soorin, ia tidak mau membuat wanita itu tidak nyaman.

────🍃────

Mobil taehyung sudah masuk di pekarangan mansion orang tuanya yang sangat luas, taehyung memang sengaja ingin membawa Soorin bertemu dengan orang tuanya terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah miliknya, lagipun mereka memang harus menemui Sunji di sana.

Wanita berambut sebahu itu turun dari mobil, sorot matanya kagum, menatap bangunan mewah dihadapannya, terakhir Soorin ke sini adalah saat pesta di malam hari 4 tahun lalu dan ternyata mansion itu jauh lebih indah jika dilihat di pagi hari, begitu luas, mewah dan kokoh, disana juga ada beberapa deret pelayan yang jumlahnya sekitar sepuluh orang tengah menunggu kedatangan mereka di ambang pintu masuk, seolah mereka akan menyambut kedatangan pengantin kerajaan yang terhormat. Ah, ia jadi gugup.

Taehyung mengenggam tangan wanita cantik di sampingnya, ia tersenyum begitu lembut. Soorin sangat cantik dengan penampilan barunya, ia terlihat lebih dewasa dengan potongan rambut seperti itu. Taehyung jadi terpesona sendiri dengan wajah polos dengan polesan tipis itu, ditambah lagi pakaian yang ia pilihkan sangat cocok di tubuh langsing Soorin. Membuat wanita itu nyaris mengalahkan cantiknya bidadari.

Mereka lantas berjalan beriringan, Soorin nampak gugup karena seumur hidup tidak pernah diperlakukan seterhormat itu, namun sebaliknya, taehyung nampak sangat percaya diri dan tetap melangkah angkuh melewati para pelayan yang terlihat ramah, tanpa melirikkan matanya sedikit pun pada deretan pelayan. Mungkin pria itu sudah sangat terbiasa di sambut hormat seperti itu

Kedatangan Soorin nyatanya membuat suasana mansion megah itu begitu hangat, nyonya kim beserta suaminya pun turut hadir menyambut kedatangan mereka sambil merekahkan senyum hangat yang begitu tulus, Soorin tau wanita paruh baya itu sedang merasakan kebahagiaan yang begitu besar. Bahkan saat Soorin usai membungkukkan diri wanita paruh baya itu langsung memeluknya, seolah Soorin adalah putrinya yang sejak lama ditunggu. Meski ia sempat terkejut, ia tanpa sungkan membalas pelukan hangat itu, itu adalah petama kalinya wanita yang selama ini ia segani itu memeluknya akrab.

Taehyung melangkah mendekat pada posisi ibunya, wanita paruh baya itu sedang menatap lamat-lamat wanitanya

"reum, kau terlihat lebih dewasa sekarang"

Yoo reum terlihat salah tingkah, dipuji oleh ibu taehyung "aah terima kasih eomonim, kau juga terlihat lebih muda" ia senang, disambut hangat seperti itu. Sudah lama sekali semenjak orang tuanya meninggal ia tidak pernah meraskan kasih sayang seorang ibu dan ia merasa kali ini dapat merasakannya kembali.

Hati taehyung menghangat manakala pandangannya disambut oleh senyuman kedua orang tuanya yang begitu bahagia, apalagi senyum ayahnya yang selama beberapa tahun ini tidak pernah taehyung lihat dan kali ini taehyung melihatnya untuk pertama kalinya, ia melihat senyum cerah ayahnya setelah sekian lama tak saling tegur. Sisi keangkuhan ayahnya yang selama ini menjadi aura menakutkan untuknya pun seakan luntur saat Sunji berada dalam gendongannya, tuan kim menguarkan sisi kelembutannya, ia senang dengan aura ibu dan ayahnya yang nampak berbeda kali ini.

"sepertinya orangtuamu sangat bahagia" Jimin tiba-tiba sudah berdiri tegak di samping taehyung.

Taehung masih mengulas senyum, tidak melirik sedikitpun pada posisi Jimin. Benar, orang tuanya sangat bahagia. Ia lantas mengangguk samar, mungkin harusnya ia tak melakulan kesalahan itu dulu, dan harusnya ia lebih awal membawa Soorin bersamanya dan merawat putri mereka bersama agar taehyung dapat melihat kedua orang tuanya itu tersenyum penuh kebahagiaan seperti itu sejak dulu.

"jadi, kapan kau akan melamar adikku?"

Pertanyaan Jimin membuat lengkungan di bibir taehyung luntur seketika, ia hampir lupa dengan rencana terpenting satu itu, ia akan melamar wanita pujaannya di hadapan kedua orang tuanya langsung. Taehyung sudah menyiapkan kejutannya dan juga hal lainnya seperti cincin, kalimat paling romantis yang akan ia utarakan dan juga mental lelakinya, ia akan tanggung resikonya, meski Soorin nanti menolaknya ataupun menendangnya dihadapan banyak orang karena lamarammya terlalu tiba-tiba, ia tidak perduli.

Ia hanya ingin lekas mengikat wanita itu bersamanya.

⍤⃝♡ jeyesmile

✔ A Gaffe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang