60. Another Side

360 54 26
                                    

Apa kabar kalian?
Semoga selalu bahagia ya 🥰

.
.
.

"Stop, Cil... stop." Bobby menepuk pundakmu beberapa kali sambil menekan space bar keyboard komputernya.

Ia mengacak rambutnya dengan kasar kemudian menyandarkan tubuhnya ke kursi. Sedangkan kamu yang menggunakan headphone langsung melepasnya dan mengalungkan ke leher. Sama seperti Bobby, kamu juga turut menghela nafas panjang dan menyandarkan diri di kursi kerjamu.

Kamu dan Bobby sama-sama terdiam menatap kosong pada layar komputer kalian yang terhubung satu sama lain, menampilkan bar lagu, file editing, aplikasi dan lain sebagainya yang sama persis. Sekarang kalian berdua sedang ada di ruang rekaman Purple Wave untuk menggarap project lagu dengan perusahaan lain.

Lagu super sulit yang pernah kamu kerjakan bersama dengan Bobby sampai butuh waktu lama untuk kalian berdua saling berfikir. Bahkan Bobby malah menghentikanmu saat sedang merekam demo. Padahal kamu baru saja memasuki bait ke dua. Kamu mengerti, pasti ada beberapa titik yang Bobby tidak suka.

Bobby mengusap wajahnya kasar kemudian membunyikan jemari tangannya satu persatu karena merasa kaku luar biasa. Kamu yang melihat itu kemudian langsung kembali menegakkan dudukmu, jemari kecilmu langsung memilih bar yang akan kamu koreksi dan mulai untuk menemukan nada yang pas melalui tuts keyboard kecilmu.

Bobby menjulurkan tangannya ke pinggangmu seakan memelukmu, ia mengusap pinggangmu untuk menguatkan sedangkan kamu masih begitu fokus. Tidak ada waktu untuk menanggapi skinship Bobby. Yang penting demo lagunya harus selesai sebelum kalian berangkat untuk berlibur. Kamu tidak mau jika harus menunda liburan dan menghanguskan tiket pulau seribu bernilai puluhan juta tersebut.

"Kita bakal berhasil ngga ya? Kenapa ya aku ngerasa lagu ini beneran susah banget."

Bobby mulai mengeluh sedangkan kamu langsung melirik kekasihmu itu. Bobby masih santai bersandar sambil menatapmu, bahkan sebelah alisnya naik. Tentu saja seksi, apa lagi Bobby sangat berantakan rambutnya. Tapi tidak ada waktu untuk meladeni tampilan Bobby saat ini.

"Jangan berharap sebuah keberhasilan, yang penting kita 'tuh usaha maksimal. Kita kasih yang terbaik, kalau nanti selera pasar ngga suka, yaudah ngga papa. Toh kita kan berkarya, bukan cari duit atau tampang. Kalau nyari duit sama tampang, mending jadi model majalah bokep."

Kamu berkata ketus membuat Bobby tertawa, kemudian tangannya langsung mengacak rambutmu karena gemas. Benar, setiap kata yang keluar dari bibirmu selalu berhasil membuat Bobby merasa lebih baik.

Karena moodnya yang naik, Bobby langsung menegakkan duduknya dan merenggangkan otot leher, "aku rekaman bagianku dulu deh. Kamu diem dulu, siapa tau bagianku selesai, jadi bisa dapet inspirasi."

Bobby menarik tanganmu dari keyboard agar suara-suara yang kamu timbulkan tidak masuk ke dalam rekaman. Kamu menurut kemudian meletakkan headphone ke atas meja. Bobby mulai bernyanyi untuk bagiannya, sedangkan kamu malah merasa semakin pusing. Akhirnya kamu memutuskan untuk bangkit pergi dari ruangan Bobby menuju ke pantry pegawai.

Segelas kopi untukmu dan Bobby terdengar lebih baik bukan? Siapa tau bisa meningkatkan sisi kreatifitas otak kalian berdua.

Kamu melangkah dengan santai melewati beberapa ruangan yang terpantau sedang sibuk. Kamu terus melangkah sampai akhirnya masuk ke sebuah ruangan kecil pantry yang bergabung menjadi satu dengan ruangan baca santai. Tapi sepertinya buku-buku yang ada di rak tidak pernah tersentuh. Siapa yang sempat menyentuh buku untuk bersantai di tengah pekerjaan yang mencekik?

Kamu membuat dua gelas kopi espresso, beberapa saat kamu mengetukkan jari sambil bersenandung untuk menemukan ide sambil menunggu mesin kopi mengisi gelasmu dan Bobby sampai penuh. Tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka mengagetkanmu. Seorang lelaki muda masuk, sama terkejutnya saat melihatmu.

About Lavender • Bobby iKON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang