Kamu tersenyum menatap pada Nana yang tidak terlihat lelah menggendong Leon padahal ia baru saja melahirkan. Seakan-akan Nana tidak merasakan sakit yang beberapa jam lalu ia rasakan, padahal tadi tubuhnya seperti tertabak truk hingga seluruh tulangnya patah. Tapi tentu saja semua itu terbayar lunas saat mendengar tangisan seorang bayi yang melantun bagaikan musik dari surga.
Kamu mengulurkan tangan membelai pipi kecil Leon dengan telunjukmu. Pipi kecil itu begitu empuk dengan rona kemerahan yang begitu menggemaskan membuatmu tersenyum pelan. Entah kenapa kamu bertanya pada dirimu sendiri, apakah suatu saat nanti kamu akan merasakan ini semua?
Mengandung selama 9 bulan bersama suami yang baik, melahirkan dengan begitu susah payah, mendengar tangisan bayi kecilmu dan lain sebagainya, layaknya seorang ibu. Entah kenapa memikirkan hal itu membuatmu sesak, mungkin hidup seorang diri sudah lebih cukup untuk sekarang.
"Kak Lave sehat kan? Tadi naik taxi ya? Kak Lave keliatan pucet loh." Nana bertanya khawatir karena memang kamu terlihat sangat pucat.
Kamu sendiri tidak tau kenapa, mungkin karena akhir-akhir ini kamu kurang tidur dan makan. Kamu juga sadar bahwa kamu memang merasa pusing saat ini, yah mungkin setelah meminum obat nanti, semua akan kembali normal.
"Lu udah makan belum? Sumpah ngga bohong, lu pucet banget. Mana sekarang juga kurus banget." Hanbin menyeletuk setelah ia masuk ke dalam ruangan kembali dengan Sela di dalam gandengannya. Mereka berdua baru saja mengantarkan Jaehyun untuk ke bawah bersama Lucas yang mengantarkan Jaehyun untuk pulang ke rumah sejenak sebelum kembali ke tahanan.
Kamu bertemu dengan Jung Jaehyun yang dulu sempat membuat gempar kekasihmu. Ternyata memang setampan itu dan sebaik itu. Hanya saja mungkin kesalahan membuatnya terlihat tidak lagi sempurna.
"Gue tadi udah sarapan. Selow aja sih, nanti gue minum obat." Kamu berusaha untuk setenang mungkin agar setidaknya Nana dan Hanbin tidak terlalu khawatir. Padahal sesuai perkiraan mereka, kamu sudah mulai merasa melayang seperti akan terjatuh. Kamu memejamkan mata karena mulai terasa berkunang-kunang. Sepertinya kamu harus mampir berobat sekalian saja.
Kamu bangkit sambil tersenyum, tidak lama kamu menyadari kehadiran Sela yang juga tersenyum menatapmu. Sela langsung memelukmu dengan ceria, "Tante Lave! Sela kangen!"
Kamu berjongkok membawa Sela ke dalam pelukanmu, sejenak kamu merasakan kehangatan yang luar biasa dari gadis kecil itu. Pun kamu mengecup pipinya pelan, "Tante juga kangen. Tadi Tante beliin susu pisang loh, tuh ada di kulkas. Nanti diminum ya? Kalau adek Leon udah gede, terus nanti tante beliin susu lagi, susunya juga harus dibagi sama adek. Oke?"
Sela mengangguk seiring dengan kata-katamu yang keluar. Pun anak itu berbegas berlari ke Hanbin agar sang ayah segera memberikan susu pisang yang kamu bawa. Kamu masih tersenyum dan kembali bangkit, "gue balik dulu ya? Ada deadline album baru lagi. Kapan-kapan kalau sempet, gue main ke rumah."
Kamu menepuk pundak Nana kemudian juga mencolek hidung kecil Leon membuat bayi itu menggeliat pelan. Awalnya Nana dan Hanbin hendak menahanmu, tapi mendengar alasanmu tentang deadline pekerjaan, akhirnya mereka melepasmu pulang.
Kamu menarik nafas sebelum membuka pintu karena kamu yakin, Bobby pasti ada di luar sana bersama Jaewon dan Donghyuk. Saat kamu membuka pintu, ternyata benar. Bobby sedang duduk menunduk, kedua tangannya bersatu sambil bertumpu pada lututnya. Rambut ungu lelaki itu jatuh dengan lembut nyaris menutup wajah tampannya karena mulai memanjang, bahkan akar rambutnya sudah mengeluarkan warna asli hitam.
Tidak ada Jaewon maupun Donghyuk sesuai bayanganmu tadi. Entah kemana mereka berdua pergi dan kamu juga tidak mau ambil pusing. Kamu mulai melangkah melewati Bobby tanpa menyapa lelaki itu, genggaman tanganmu terasa begitu erat pada selempang tas. Ternyata rasa sakit itu masih ada, rasa rindu yang tertutup dengan ego dan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Lavender • Bobby iKON ✔
Fanfic"Lave, you are purple and will always be my purple. So, let me be your purple too."