[2] gosip itu.

1.7K 324 59
                                    

"gue ketemu kakak kelas aneh."

mingyu menoleh, buku biologi terabaikan begitu saja walaupun dia tahu setelah ini akan ada kelas dan pelajaran selalu diawali dengan kuis. "hah? kapan?"

jeongguk mengusap tengkuknya, "sebenernya kemaren sih pas gue ke atap. gue jadi batal tidur karena kepikiran."

hyunbin yang duduk di depan jeongguk kemudian menoleh ke belakang dengan antusias. "kakak kelasnya cakep banget ya, guk? sampe kepikiran? dah tukeran nama belom?"

"yeuw, lo yang dipikirin cakep-cakep mulu," mingyu menoyor dahi hyunbin.

"woi, gue nanya jeongguk nih, gausah komentar. sirik aje."

"bodo."

"jadi gimana tadiㅡloh? jeon, lo kapan nyampe jendela?" hyunbin terperangah melihat jeongguk melangkah dekat jendela, kemudian melongok ke luar. akhirnya hyunbin juga mingyu menggeser kursi, keduanya mengikuti jeongguk dan mengikuti arah pandangnya. "lo liatin apaan sih?"

"tuh, kelas yang lagi olahraga," tunjuk jeongguk, "itu kakak kelas yang gue maksud, yang pake jaket kegedean itu, tau gak?"

mingyu dan hyunbin berusaha melihat mana kakak tingkat yang dimaksud jeongguk, lantas berpandangan kemudian menatap jeongguk aneh. "yang ada cuma pake jaket ngepas, gak pake jaket, sama jaket di pinggang," kata hyunbin, "maksud lo yang mana?"

"lo liatin yang bagian mana sih?" jeongguk mengernyitkan dahi.

"bagian cewek kan?"

"bagian cowok, dodol!"

"ooohhh!"

kini hyunbin dan mingyu melihat lebih seksama pada bagian cowok yang sedang berkumpul di pinggiran lapangan atletik. di antara mereka, ada satu orang bertubuh semampai dengan fitur lumayan kurus, rambutnya paling panjang jika dibandingkan siswa lain karena menyentuh tengkuk, dan dia satu-satunya yang sesuai dari ciri-ciri yang disebutkan jeongguk; mengenakan jersey sekolah yang terlalu besar untuk ukurannya, hingga ujung tangannya kadang-kadang lenyap. sesekali dia tertawa dengan teman-temannya yang lain, entah bergurau dalam hal apa.

"gila, lo nanya kita yang baru masuk? salah besar, bro," ucap mingyu, "gue gatau dia siapa."

hyunbin mengangguk. "gua juga gatau, kakak kelas tingkat berapa sih? dua apa tiga?"

"dia bilang kemaren sih dua, namanya taehyung." jeongguk membalas.

"weh, nggak tau. taehyung siapa? lumayan imut sih. coba tanya dokyeom," mingyu kembali berdiri tegak, lalu mendapati posisi cowok yang duduk di barisan depan, "woi! dokyeom! sini!"

dokyeom menoleh, "apaan? gua mau belajar nih! ogah keliatan bodoh di hari pertama!"

"bentar doang, elah!"

"apa dulu!?"

"bawa aja bukunya kesini apa susahnya?!"

dokyeom menyerah, lebih karena ingin tahu. dengan berat, dia meninggalkan kursinya dengan membawa buku, lalu mendekat pada tiga temannya yang duduk di barisan belakang itu. dia kemudian ikut melongok ke luar seperri yang dilakukan hyunbin, jeongguk, dan mingyu tadi. "kenapa sih?" tanyanya.

"lo tau taehyung, gak?" tanya hyunbin.

dokyeom terdiam sejenak, matanya terpejam seolah berusaha mengingat sesuatu. "oh, kak taehyung? kelas dua kan?" melihat anggukan kompak mingyu, hyunbin, jeongguk, dokyeom melanjutkan, "iya, tau. kenapa? kalian bikin masalah sama dia?"

"enggak," ralat jeongguk cepat, "gue cuma penasaran aja sama orang ini."

"bikin jeongguk kepikiran," goda mingyu, yang dihadiahi tatapan tajam yang bersangkutan.

"kok bisa? kak taehyung santai-santai aja sih orangnya. dia cuma paling anti pakai baju lengan pendek, sehari-hari pake pake jaket gede, gatau kenapa." ucapan dokyeom diangguki lagi oleh ketiga orang itu. "tapi ada gosip sih soal dia, ga terlalu banyak orang tauㅡlebih ke gak percaya sih."

"hah? apa tuh? apaan?" mingyu mengernyitkan dahi, kemudian tersadar, "gila, gue jadi kayak minju aja kalo lagi kepo."

"minju adek lo?" celetuk hyunbin dengan nada geli.

"cukup satu minju aja hidup gue udah porak-poranda, bos." mingyu mengerang lelah. "jadi, kyeom. gosip apa nih?"

"yahㅡ"

"guys, guru biologi udah di lorong, balik ke tempat masing-masing!" seru eunwoo, membuat kelas berada dalam kericuhan kilat.

"ntar ya, pas istirahat!" lambai dokyeom, kemudian buru-buru kembali ke kursinya di barisan depan, sementara tiga temannya hanya perlu bergerak sedikit karena mereka ada di barisan belakang. [ ]

hari itu, di atap sekolah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang