Sraakk!
"Akh! Dasar brengsek!" Umpat cewek yang gagal mengelak serangan telak yang lawannya berikan.
Tentu hal itu tidak menghentikan semangat yang begitu membara di dirinya. Jika ia dengan cepat menyerah, maka arti dari sabuk hitam yang sudah ia sandang sejak lama hanyalah kesia-siaan. Dengan cepat ia mengambil perlawanan mengabaikan lengannya sobek dan bermandikan darah segar. Dalam beberapa menit, akhirnya ia pun mampu mengalahkan lawannya.
Tepat disaat ia selesai dengan pertarungannya, salah seorang dari geng nya pun bersorak "Cabut Al, kita kepergok!"
Penat yang bersarang di tubuhnya terpaksa ia tahan kembali untuk berlari menuju mobil sedan yang sudah di kemudi oleh temannya tadi.
"Lo gapapa kan Al?" Tanya Samuel yang kini tengah fokus mengemudi."Anjir darah Al, jadi tadi lo sempat kena sama pisaunya Chandra?" Ujar Niko panik.
"Udah selow, tu anak cemen banget pake acara bawa pisau segala. Ammar sama Vito gimana?" Tanya Aluna mengalihkan pertanyaan Niko.
"Mereka aman, barusan Vito ngabarin gue. Dia dan Ammar tepaksa diem di salah satu kompleks terdekat, menurutnya lokasi itu aman"
Aluna pun mengangguk pelan. Entah kenapa kini pening di kepalanya semakin memuncak. Niko yang berada di sebelahnya pun mulai menyadari akan hal itu.
"Lo beneran gak papa Al? Wajah lo kok pucet gini? Sam rumah sakit sekarang!"Dengan sisa tenaga nya, Aluna pun mencegah.
"Antar gue ke tempat biasa aja Sam, tolong cepat ya. Gue gak tahan lagi" ucap Aluna dengan nafas tersengal-sengal.***
Beberapa menit kemudian Sam memarkirkan mobilnya tepat di parkiran khusus di belakang sebuah klinik yang terbilang cukup besar, dan cepat keluar lalu membukakan pintu di bagian penumpang dan memapah Aluna.
"Kalian kenapa lagi?" Pertanyaan itu lolos dari mulut laki-laki yang kini berjalan mendekat ke arah mobil tersebut. Seperti sudah paham betul ulah yang selalu mereka perbuat."Biasa, geng sebelah kalah taruhan trus ujung-ujunghya gak terima kekalahan" terang Niko yang membuntuti Sam.
"Yasudah Aluna biar sama gue, kalian sebaiknya pulang saja" ujar cowok itu sambil mengambil alih tubuh Aluna yang sudah dalam kesadaran rendah.
"Gabisa kita tungguin Aluna sampai sadar kak?" Sam mencoba untuk bernegosiasi.
"Hari sudah larut, keluarga kalian pasti khawatir. Nanti kalau Aluna sudah membaik gue kabarin ke kalian" putus cowok tersebut.
Sam pun mengangguk pelan, lagi-lagi ia hanya bisa pasrah dengan keadaan seperti ini. Padahal ingin sekali rasanya ia dapat menunggu sampai Aluna benar-benar pulih.
"Yaudah, kita cabut dulu" Niko yang berucap. Sedangkan Sam hanya diam dan pergi menuju mobilnya.
***
Sesampainya laki-laki itu di ruangan pribadinya (ah tidak, lebih tepatnya kamar pribadinya di klinik tersebut), ia pun dengan cekatan menaruh tubuh Aluna di atas ranjang miliknya. Melihat lengan kiri hoodie yang dikenakan Aluna sudah bersimbah darah, ia pun dengan cepat membuka hoodie tersebut.
Belum sempat menarik resleting hoodie yang Aluna kenakan, laki-laki itu sempat berpikir terlebih dahulu. Namun, sedetik setelah itu ia kembali melanjutkan kegiatannya. Dan benar dugaannya. Aluna jika sudah memakai hoodie, itu artinya ia hanya memakai tangktop didalamnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya laki-laki itupun selesai menangani luka yang cukup dalam di lengan Aluna. Tak hanya itu, ia juga sudah mengompres bagian yang lebam yang ada di bagian wajah Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Between Us
RomanceLangsung baca aja ya kalo penasaran😆😉 WARNING!!! ada baiknya membaca cerita aku "Guid Me Mr Doctor" Karna cerita ini merupakan sekuel dari cerita tsb😇