9

81 10 0
                                    

Pagi sekali Aluna memutuskan untuk joging, pikirannya sungguh tak tenang dari semalam yang belum mendapati kabar dari Axel. Entah setan apa yang merasuki Axel hingga bisa-bisanya ia mengacuhi Aluna. Ya, walaupun dari dulu sikap seperti itu sudah terbiasa Aluna dapatkan. Tapi Aluna yakin, kali ini ada yang aneh terjadi pada Axel.

Selesai dengan kegiatan olahraga paginya, Aluna kembali ke rumah.
"Eh, Al. Sini yuk sarapan dulu, kamu pasti capek kan habis olahraga" ujar Keyra yang kini tengah berada di meja makan bersama ketiga anak laki-lakinya.

"Roman-romannya rada gak enak nih, kalo mommy udah kalem begini" celetuk Aluna.

"Masih pagi loh, Al. Jangan bikin mommy kek orang demo lagi"

"Nggih ndoro gusti"

"Kamu siang nanti temenin mommy ketemu anaknya temen mommy ya nak ya?"

Uhuuk..uhukk..

"Luna! Makannya hati-hati dong"

"Pantesan bulu kuduk Luna barusan merinding, eh taunya mommy malah ngasih kabar buruk. Ngeri akutuh"

"Masa kabar begitu di bilang kabar buruk sih kak, niatnya mommy itu baik loh" peringat Arjuna.

"Beuh, ni anak kenapa ikutan nyolot dah. Bukannya bantuin kakak nya, malah makin mojokin" batin Aluna.

Jika Arjuna sudah angkat bicara, Aluna bahkan mommy nya sekalipun tidak dapat membantah. Arjuna yang tumbuh sebagai sosok cowok yang bijaksana tentunya secara tidak langsung membuat saudara/i atau bahkan mommy nya sendiri sedikit segan jika melawan ucapannya.

Karena diantara kakak dan adik-adiknya hanya Arjuna yang sangat tekun dalam belajar. Membuatnya selalu berfikir secara rasional dan selalu menjunjung tinggi norma-norma yang ada. Ia pun juga terbilang irit bicara, namun sekalinya bicara suka nyakitin hati sama omongan pedasnya.

"Iya maksud gue gak gitu, lo nya aja yang bawainnya serius Juna. Orang gue becanda kok"

"Gak semuanya patut di becandain tau gak sih kak. Harusnya kakak di umur segini tu paham menempatkan situasi. Siapa yang tau jika kakak ngomong seperti itu bisa nyakitin hati mommy?"

"Nah kan, bener ucapan gue. Ujung-ujungnya gak bakal enak ini suasananye"

"Iya gue minta maaf! Kalo becanda gue gak tau tempat.
Aku selesai. Mommy tenang aja, Luna bakal ngikut apa kata mommy kok.
Puas, lo!" ujar Luna menyelesaikan sarapannya yang baru satu suapan nasi goreng tersebut.

"Al, tapi kamu baru makan sesuap loh itu"

"Udah kenyang mom, mau mandi dulu gerah" ujar Aluna lalu pergi meninggalkan meja makan.

"Wooahh, lo hebat tau gak sih bang. Kak Luna aja gak bisa jabanin pedesnya mulut elo"

"Gak lucu" tukas Arjuna.

"Boleh lah ajarin kita juga dong bang--"

"Aldo, Aldi Sarapan! Ini bocah juga malah bahasin kakaknya"

"Juna sayang, lain kali kalo kak Luna begitu gak usah di tanggepin kali ya nak. Mommy mah paham kalo kakak kamu itu rada sableng otak nya, jadi gak pernah mommy masukin hati kok" terang Keyra pada Arjuna, agar tak terjadi kesalahpahaman antara kedua anaknya.

"MOMMY! INI KUPING LUNA MASIH SEHAT WAL AFIAT INI LOH!" Teriak Aluna yang ternyata masih bisa mendengar percakapan sang mommy.

***

Aluna POV..

Disinilah aku sekarang, di kafe yang ada di sebuah hotel bintang lima bersama cowok yang dari tadi tak henti-hentinya memandangiku. Sejujurnya sih aku risih. Tapi apalah daya aku sudah terlanjur pergi dengan sang mommyku tercinta. Lalu alih-alih ingin berbelanja dengan temennya, ia pun meninggalkan kami berdua berduaan.

The Journey Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang