16 | Berengsek

277 28 6
                                    

Happy Reading bucinnya Antayya❤️

Jangan lupa, pencet tombol kiri bawah.

the picture above is special Eric and Ayya

***

Ayya berjalan lunglai menyelusuri koridor menuju kelasnya. Setelah kepulangan dari Bali siswa/siswi memang diliburkan tetapi hanya dua hari. Dan dalam dua hari itu digunakan Ayya hanya untuk tidur dan tidur. Ia terlalu banyak pikiran.

Tangannya mulai memegang tiang koridor, menghela napas, dan mulai membuang semua pikiran buruk di otaknya. Sesekali ia merapikan rambut sebahunya yang digerai tanpa di sisir.

"Stayya" panggil seseorang dari belakang.

Ayya menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat sosok yang menghantui pikirannya akhir akhir ini.

Ayya menatap orang itu datar, selanjutnya berlalu tanpa menghiraukan teriakan memanggil namanya di belakang.

"Ya, tunggu" Eric, menghentikan langkah Ayya dengan mencekal pergelangan gadis itu kuat.

"Lepas, ss..sakit" rintih Ayya, dan langsung menyadarkan pria itu, Eric lalu melepas cengkraman nya dan balik mengelus sambil meniup niup pergelangan tangan gadis itu yang terlihat merah akibat ulahnya.

"Aku mau jelasin semua nya sama kamu, dan minta maaf, lima menit aja" ujar Eric dengan raut memohon.

Ayya termenung, berusaha manahan buliran bening yang akan jatuh dari kelopak netranya.

"Aku mohon Ya, kamu belum dengerin penjelasan dari aku, kamu cuma lihat dari sisi kamu doang"

Ayya menghela napas, berusaha menghilangkan sisi egois dirinya. Eric memang benar, ia terlalu menyimpulkan tanpa melihat masalah dari kedua sudut pandang.

Setelah menganggukan kepala satu kali Ayya mengiyakan ajakan Eric untuk membicarakan masalah mereka beberapa tahun lalu. Tapi nanti sepulang sekolah, oh iya ngomong ngomong masalah Eric yang bisa masuk ke sekolahnya ia juga tidak tahu.

***

"Ayya, tadi gue lihat ada orang ngomong sama lo di koridor, siapa? abang lo?" Eby membuka obrolan sambil sesekali menyeruput es jeruk yang tadi dipesan Tari.

"Oh iya? Siapa? Eh tapi Ayya mana ada abang?" Tari sepertinya ikut tertarik pada topik ini.

"Ponakan gitu Ya? Ganteng loh, hot gitu dan juga bertatto gaes" cerocos Eby.

Tari sepertinya sudah menangkap satu orang dipikirannya. Soal Eby memang tidak tahu siapa itu Eric karena dia tidak ikut ke Bali dan juga diantara Ayya dan Tari tidak ada yang bercerita kejadian yang mereka alami di pulau Bali.

"Ehm..., Bukan siapa siapa kok, eh iya, ada berkas osis yang belum gue cek, duluan ya" setelah kalimat itu, punggung kecil Ayya menghilang di ujung tembok, Tari dan Eby sama sekali tidak terlihat curiga.

Mereka malah asik makan siomay milik teman nya yang masih sisa separuh, lumayan katanya.

Bukan ruang osis tujuan Ayya, tadi itu hanya alibi nya untuk terhindar dari pertanyaan pertanyaan teman nya soal pria yang mendatanginya pagi tadi.

StayyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang