18

4.5K 271 166
                                    

MAVIN SANJAYA

Meski keadaannya Beno makin dekat denganku sekarang. Bisa dibilang aku nggak begitu serius sama Beno. Even I can say he is a nice guy. Beno beberapa kali ngajak aku jalan, traktir aku makan, perhatian, but still, ujung-ujungnya ketika aku ngeliat Kak Tampan di sekolah aku kembali merasakan sensasi itu. Kak Tampan on different level in my heart (Ya perasaanku ke cowok berpacar itu sama sekali nggak berubah). Kak Tampan way way on top of Beno. Mungkin aku kedengeran jahat, but that how world works. Akan ada satu orang yang tersakiti. That happened on me too don't worry.

Dan ternyata aku ketinggalan berita, aku baru tau kalo Kepala Sekolah kami—Pak Witoto, a.k.a ayah Kak Tampan—itu menikah lagi beberapa bulan lalu. Itu artinya Kak Tampan punya ibu baru. Dan ibu baru Kak Tampan punya anak laki-laki.

Dan tau nggak? Anak laki-laki itu yang ternyata waktu itu jalan bareng sama Teo di mall!

Such a complicated drama!

Aku basi? Ember. But I'm a bit curious about him. I mean, selingkuhan Teo itu.

Who's his name? Rona?

Somebody tell me everything as well. Khem, di sekolah kami banyak akun lambe-lambe non official yang keberadaannya tersembunyi di setiap sudut kelas. Awalnya aku nggak tertarik gitu-gituan, but that story about Kak Tampan's family makes me look hypocrite. Nggak papa lah, toh manusia munafik di dunia ini nggak aku doang. Em!

"That's mean Teo cheating on Kak Tampan, dong?" awalnya aku mikir kayak gitu. Jiwa komporku meledak-ledak. But sadly aku nggak bisa mengompori Kak Tampan karena keberadaannya yang entah dimana. Udah mirip dosen yang hobinya ngilang (Beno told me that). Hampir satu minggu nggak ketemu. Sampai akhirnya aku kembali ngeliat dia satu waktu.

Bersama si bajingan Teo.

Aku nggak bisa mendekat. Kakiku menapak kuat. Aku bersembunyi di tanaman rambat dekat lapangan tengah.  Entah kenapa ngelihat mereka deket bikin aku pengen misahin mereka. Aku cemburu tau! Aku nggak bisa diginiin! Kenapa sih dunia bertindak nggak adil? Kenapa harus Tampan-Teo bukan Tampan-Mavin?? Aku yakin Kak Tampan bakal jauh bahagia sama aku. Really! Aku bisa ngasih Kak Tampan apapun. Serius. Sedangkan Teo, Teo bisa ngasih apa sih? Mobil aja nggak punya? Mobil yang sering dia tumpangi kan mobilnya Kak Tampan. Dih!

"Nontoin apa woy!" Rio emang setan alas! Ngagetin aja asu!

"Ngagetin lagi aku jambak tuh mulut!"

"Santai. Nih, proposal buat next event." Rio menyodorkan kresek hitam. Aku tau isinya kumpulan proposal tahun lalu. Waktu itu aku udah liat isinya.

"Makanya kalo rapat tuh dengerin! Sekretarisnya bukan aku!"

"Yakin? Mavin Sanjaya, sekretaris OSIS." Rio menunjuk salah satu bagian proposal yang isinya susunan organisasi.

"Well... well..."  jargon Maleficent keluar dari mulutku.

"Sori. Paham, kok. Suka liat kamu marah gini. Gemes pen nampol!"

"Tampol nungging mau?"

"Apaan tuh?"

Aku memutar mata. "Tuh dipanggil Luki." kataku. Faktanya Luki memang sedang menatapku sambil nunjuk-nunjuk Rio dari kejauhan. Akhirnya dia hengkang, enyah dari hadapanku. Ganggu orang aja!

Wait...

...Tampan-Teo ngilang?

***

Beno menjemputku hari ini. Agak menjauh dari gerbang sekolah. Menunggu di kedai kopi, senyumannya mengembang ketika matanya menangkapku. Gelas kopinya tinggal setengah, yang langsung dia habiskan sekali teguk.

AKU DAN DIAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang