~Alex POV
Di dalam istana, banyak tamu² yang berdatangan. Di tengah ruangan Ada lampu besar yang dapat menerangi seluruh ruangan Dan setiap sudut terkecil sekalipun.
Di Bagian Timur gue, 1 singgasan besar berwarna putih menunggu pemiliknya untuk mendudukinya. Di pinggiran ruangan, tempatnya Bagian utara Dan sekarang (tempat gue) Ada meja² kecil yang isinya dessert². Baik Manis, maupun pahit.
Di setiap sudut Ada pengawal / prajurit kerajaan yang jumlahnya 10 orang bahkan lebih. Mungkin, karena kerajaan ini diincar. Jadi banyak prajurit yang bersiap siaga.
Bunyi lonceng kembali terdengar, para tamu langsung membuka jalan di tengah saat red carpet digelar. Pintu istana terbuka lebar, cahaya matahari masuk bersamaan dengan masuknya seseorang.
Seorang Perempuan muda masuk dikawal oleh beberapa prajurit. 3 diantaranya gue kenal, yaitu Moona, An Dan Ruwa.
Mereka bertiga memakai pakaian yang berbeda Dari prajurit yang lain. Pakaian mereka membuat sosok mereka menjadi kelihatan berwibawa.
Mereka terus berjalan, Dan berhenti tepat di depan tangga singgasana. Perempuan muda itu Naik. Para prajurit langsung berbaris di pinggir red carpet.
Di dekat singgasan, seorang laki² tua memegang mahkota. Di sebelahnya laki² muda berdiri dengan tegak. Perempuan itu yang tadinya berjalan sambil sedikit menunduk berbalik Dan mengangkat kepalanya menghadapi kami.
Gue Dan yang lain tersentak kaget. Karena Perempuan itu, mirip... Ah bukan mirip.... Bisa dibilang Perempuan itu... ANGEL!
"Woi! Ngapain Angel disitu?" William menyenggol lengan gue dengan pelan.
"Dia....ratu Dari kerajaan ini?" Irene berkali² menatap layar ponselnya yang menunjukkan wajah Angel.
"Tapi, Ada yang aneh..." Kirey mengerutkan kening menatap sosok 'Angel'.
"Aneh gimana maksut lo?" Stephany menatap Kirey dengan heran. Begitu juga Riani.
"Si 'Angel' itu, mukanya Rada gak mirip... Rada beda gitu... Sama auranya jugaa..." Kirey memicingkan matanya agar lebih jelas.
"Enggak ah, sam-" ucapan Irene terputus Karena sosok 'Angel' di atas mulai berbicara.
"Terima kasih, karena sudah mau hadir di acara penobatan Saya... Saya sangat senang... Karena semua yang Saya undang bisa hadir... Semoga saja... Saya bisa membuat kerajaan ini kembali damai... Setelah kepergian kakak Saya..." Sosok 'Angel' diatas berbicara dengan ekspresi yang ramah. Berbeda sekali dengan 'Angel' yang kami kenal.
"Tuh suaranya aja beda! Sikapnya juga! Emang Angel ramah?" Kirey mendengus menatap Stephany, Riani, Dan Irene.
"Bisa jadi dia ramah, Kan setiap orang punya Sifat yang berbeda²" Stephany Dan Riani mengangguk² setuju dengan Irene.
"Tapi, dia gak pernah pede kalo disuruh ngomong didepan banyak orang. Dia mungkin memang bisa nyembunyiin ekspresinya, tapi dia gak akan pernah bisa nyembunyiin keringet dinginnya" Zane tertawa saat mengucapkan kalimat terkahir.
"Terus, kalo dia bukan Angel. Lantas, kenapa mukanya mirip?" Irene melihat ke arah kami. Meminta jawaban.
"Kebetulan kali..." Mark melambaikan tangan tidak peduli.Kami semua Diam. Kalo kebetulan, aneh banget... Apa, Angel Ada hubungan darah sama sosok 'Angel' itu?. Terlalu banyak yang gue pikirkan. Sampai, gue lupa kalo gue lagi Ada di istana.
"Aku juga ingin mengucapkan terima kasih banyak, kepada 11 tetua terkuat. Karena, mereka mau meluangkan waktu di Hari penobatanku. Para tetua, kalian boleh masuk sekarang..."
Pintu besar terbuka lebar. Cahaya matahari kembali masuk bersamaan dengan 11 orang yang disebut tetua. Gue menatap satu persatu tetua yang masuk.
Kebanyakan laki² ketimbang Perempuan. Pakaian yang mereka kenakan berbeda². 7 Laki² terlihat gagah dengan pakaian bangsawan. Begitu juga dengan perempuan, terlihat kuat tapi juga anggun dengan pakaian bangsawannya.
Gue tertarik dengan 4 perempuan tetua. Yang satu dengan baju birunya yang sangat sesuai warnanya dengan warna rambutnya yang terurai. Yang satu terlihat seram dengan baju pemanahnya.
Yang satu terlihat lebih menyeramkan dengan kulitnya yang pucat dan juga rambut merah dan Matanya yang tajam. Yang terakhir terlihat dingin dari belakang. Rambutnya yang berwarna putih dan juga pakaiannya yang lebih mencolok menjadi sorotan.
Tapi.... Entah kenapa, melihat sosok belakang dari perempuan terakhir mengingkatkan gue tentang perempuan yang sedang gue nantikan kedatangannya...
"Mungkin, sebagian dari kalian belum mengenal para tetua² ini. Oleh karena itu, aku ingin memperkenalkannya secara langsung" Perempuan diatas tersenyum lembut dan mengangguk ke lelaki muda.
Para tetua Berhenti tepat di samping para pengawal. Mereka berbaris memanjang dengan rapi. Dilihat dari belakang, gue merasa bahwa mereka orang orang yang hebat, badan mereka tegak tak terlihat lesu sama sekali. Cocok sekali sebutab tetua untuk mereka.
"Filia, Sang pencabut nyawa. Tetua klan Afable" Entah apa yang terjadi, aura Orang yang bernama Filia keluar dengan cepat. Semuanya hanya tertegun melihatnya."Adella, Sang Dewi laut. Tetua klan Erthwa"
"Ella, Sang Api Neraka. Tetua klan Arthe"
"Dezky, Si Lelaki Tornado. Tetua klan Ortdano"
"Ilzaer, Si Lelaki Cahaya. Tetua klan Ergon"
"Kevin, Lelaki Helios. Tetua klan Rifeth"
"Ethan, Lelaki Bayangan. Tetua klan Aepic"
"Yuui, Si tumbuhan Mematikan. Tetua klan Slevae"
"Ferid, Si inti merapi. Tetua klan Mythic"
"Ryuta, Si Bloody Man. Tetua klan Vale"
"Dan terakhir, pengganti Issabella. Sang Dewi Salju. Tetua klan Aneira, klan Kita sendiri. Si Bunga Bersalju, Angel"Gue dan yang lain tersentak. Kami langsung menatap perempuan yang berjulukan 'Bunga Bersalju'. Mata kami tak lepas dari gerak geriknya. Kami semua menanti mereka berbalik. Karena posisinya saat ini membelakangi kami.
"Duh, gue gak salah denger kan?! Barusan laki² itu bilang Angel kan?!" Gue sedikit mengangguk ke Irene.
"Hei! Tapi masa beneran Angel yang kita kenal sih?!" Riani memicingkan matanya, agar lebih jelas.
"Duuuh! Balik dong!! Gue penasaran banget niih!!! Sampe pengen matiii!!!" Irene merema lengan Mark, sampai membuat Mark kesakitan.
"Lo boleh penasaran, tapi jangan gini juga mpok!!!" Mark menunjuk lengannya sambil tersenyum kesakitan. Irene menyengir dan melepas lengannya.Deg deg deg
Detak jantung gue makin cepat saat mereka berbalik. Gue tersentak, Saat Irene meremas lengan kanan gue. Irene langsung sadar dan menyengir. BERBALIK! kami semua fokus ke arah perempuan yang dijuluki 'bunga bersalju'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Galaxy
Fantasíakehidupan gue sangatlah biasa, bisa dibilang sama seperti remaja kebanyakan. Namun, itu semua berubah saat bertemu Teman2 yang kuanggap normal ternyata sama seperti Gue . Banyak orang2 baru berdatangan dalam hidup gue. Gue dan sahabat Gue semuanya s...