9

18.5K 2.1K 150
                                    

Feron tercengang. Ia memutar kepalanya melihat seisi ruangan. Apakah ada seorang gadis di sini? Jawabannya adalah tidak ada. Lalu kenapa harimau menggemaskan_maksudnya menyeramkan itu berkata bahwa dia ha ya ingin mengambil istrinya kembali?

"Mavi, kau tidak pernah menculik seorang gadis di sini kan?" Feron menatap penuh kecurigaan.

"Ha? Sekarang paman malah bercanda. Aku tidak ingin berurusan dengan makhluk yang bernama wanita. Mereka menyebalkan," jawab Mavi dengan tegas.

"Kamu adalah istriku." pria tampan itu berdiri dan menghampiri Feron. Wajah Feron seketika memerah melihat tubuh telanjang yang terpampang di hadapannya.

"Ka_Kamu menjauh dari ku!!"

Seolah tidak mendengarkan, pria itu mengendus dan mulai memeluk Feron yang membeku. Nafas Feron tercekat. Ia merasakan aroma cendana memasuki paru-parunya. Pikiran Feron melayang. Kepalanya terasa memanas.

"Ck, ternyata kau memiliki istri simpanan lainnya, paman. Tenang saja, aku tidak akan mengadukannya pada istri pertamamu." Mavi melenggang meninggalkan Feron bersama siluman harimau itu.

"Hey, jangan asal bicara Mavi ugh kau!!  Lepaskan!"

"Tidak. Aku sudah sangat lama mencarimu. Kita berpisah selama seribu tahun. Kau milikku. Maafkan kesalahanku dulu. Aku sangat bahagia saat kembali mencium aroma darahmu hingga membuatku ingin berteriak sampai tenggorokanku lepas. Ku mohon, jangan pergi lagi." Feron berhenti meronta. Ia sedikit trenyuh mendengarnya. Tapi tetap saja Ia tidak mengenal pria yang tengah mendekapnya ini sama sekali.

"Aku bukan istrimu. Aku seorang pria yang telah memiliki seorang istri cantik. Kamu salah alamat."

Senyap.

Feron terkesiap mendengar geraman di samping telinganya. Geraman marah yang membuat seluruh tubuhnya meremang.

"Jangan. Pernah. Kamu. Lagi." Tekanan udara di sekitar Feron semakin berat.

"Baiklah! Aku istri mu puas??!"

Seketika wajah pria tampan itu berubah cerah. Ia tersenyum memperlihatkan kedua taringnya yang menyembul.

"Aku mencintaimu."




****

"Apa paman tidak amnesia? Memiliki seorang pria lain dan pura-pura tidak mengenalnya. Aku ingin tertawa saja." Mavi sedikit membungkuk untuk mengambil beberapa mangkuk rumput laut segarnya dari coolcase. Pria itu menutupnya kembali dan berniat pergi. Mendadak Mavi merasakan hawa dingin menyelimuti pinggang miliknya. Sejuk dan sakit di saat bersamaan. Mavi mengerang. Ia melihat cairan hitam mengalir di antara kedua kakinya. Mavi panik. Rumput laut miliknya terjatuh.

"Paman!!"

Feron yang tengah menghindari ciuman maut dari siluman harimau terperanjat mendengar teriakan Mavi. Feron bergegas turun ke bawah.

"Ugh.. Perutku keram." Mavi membuka celana pendek miliknya yang telah berlumuran darah hitam dengan susah payah. Ia merasakan dorongan kuat dari otot perutnya.

"Hnghhh.."

"Mavi? Astaga!" Feron panik seketika. Ia gugup karena tidak tau harus berbuat apa.

"Zaskiel." Feron mendengar lirihan dari pria di sebelahnya.

"Apa kamu mengenal dia? Sirene itu?" Tanya Feron tidak sabaran. Siluman itu mengangguk.

"Raja Sirene. Dia_"

"Ugh paman.. Hiks.. Aku tidak bisa merasakan bagian bawahku. Hmngh.."

Feron langsung duduk menenangkan Mavi yang terlihat kesusahan.

Mon Garçon SirèneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang