5

22.4K 2.2K 73
                                    

Feron melebarkan mata. Suasana di luar terlihat terang. Ia bangun dengan nafas memburu. Matanya terlihat merah dan berair.

"Mimpi? Aduh-" Feron merasa belakangnya remuk. Berarti yang semalam itu bukan mimpi. Apalagi Ia telah terbangun di ranjang kamar.

Feron meremat kepalanya. Ia kemudian bergegas keluar.

"Paman? Apa yang terjadi? Kenapa baru bangun?" Feron menghampiri Mavi yang membelakanginya.

"Bicara yang sopan Mavi. Setidaknya melihat ke arahku." Feron memegang bahu Mavi dan membalikan tubuhnya.

Mavi tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok makhluk aneh dengan iris mata kucing berwarna emas. Di dadanya terukir dua ekor harimau kembar, hitam dan putih. Feron bisa melihat dengan jelas taring yang menyembul dari bibir tipis makhluk itu. Wajahnya tertutupi topeng emas setengah bagian.

"Aakhhh!!" Tangan berhiaskan kuku runcing milik makhluk itu mencengkram lehernya erat. Feron bisa merasakan darahnya mengalir berlomba-lomba masuk kedalam pakaiannya.

♌♌

"LEPASKAN!!"

"Paman! Hey ada apa? Bangunlah."
Feron membelalak. Ia melihat Mavi dan beberapa bodyguardnya.

"Ke-napa ini. Sedang apa kalian?" Tanya Feron dengan nada lemah. Feron duduk dan meneguk segelas air dibantu oleh Mavi.

"Paman ditemukan tergeletak di halaman samping. Di atas bekas bangunan kuil dulu. Apa yang kau lakukan di sana? Apa paman tidur berjalan?" Tanya Mavi. Ia tentu saja heran saat bangun pagi tidak mendapati suara pamannya yang biasa mengomel. Para bodyguardnya pun tidak ada yang tahu dan mengatakan bahwa Feron tidak kemana mana semalaman. Ketika mereka mencari, Feron di temukan dalam posisi telungkup.

Feron menangkup wajahnya.

"Aku tidak tau. Semalam suasana rumahmu terasa aneh. Saat hendak pergi tidur, Aku merasa di awasi sesuatu."

Mavi mengerutkan wajah tanda tidak mengerti.

"Selama aku di sini semua baik-baik saja paman. Tidak ada apapun yang aneh. Well, kecuali sejak kehamilan-"

"Ah tolong, kalian berlima kembali ke perusahaan dan bilang pada sekretarisku bahwa aku akan mengambil libur. Kalau dia mengomel, rayu saja. Dia sangat suka di puji siapapun. Dan jangan lupa katakan padanya, untuk mengisi laporan harian dengan benar atau aku akan memotong gajinya." Feron sengaja memotong pembicaraan Mavi yang hampir saja keceplosan. Walaupun itu percuma saja. Mereka sudah tau keadaan keponakan bos mereka dan tidak mempermasalahkannya.

"Um, kau kan bisa menelponnya langsung paman," Kata Mavi.

Feron menepuk jidatnya. Kenapa tidak kepikiran. Dengan wajah merah Ia mencari ponsel miliknya.

"Kemana ponselku?!"

"Di tanganmu. Kau baru saja mengambilnya," Kata Mavi dengan wajah datar. Pamannya terlihat linglung hari ini.

Feron semakin merasa malu. Apalagi para bodyguardnya terlihat menahan senyum.

"Jangan tertawa!! Kalian cairkan uangku di bank dan bawa kemari secepatnya. Jangan lupa belikan aku beberapa pasang pakaian santai."

"Baik bos," Ucap mereka serentak.

"Paman kau terlihat tidak sehat. Sebaiknya kau beristirahat."

"Tidak. Aku harus memasakanmu sesuatu dulu." Feron yang hendak bangun di cegah oleh Mavi.

"Tidak perlu. Ron sudah memasakannya untukku." Mavi menunjuk ke arah beberapa bodyguard Feron yang baru saja keluar dengan dagunya.

"Oh.. Apakah masih ada?"

Mon Garçon SirèneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang