2

38.2K 2.7K 153
                                    

Perhatian ^^ chapter satu ada di akun
@kyuu_miauw
Silahkan baca di sana dan lanjutnya di sini.

Mavi mengipasi tubuhnya dengan brutal. Ac dan 2 kipas angin tidak berefek apapun pada tubuhnya yang setengah telanjang. Sudah berkali-kali juga ia menyiramkan tubuhnya dengan air shower, tetapi itu hanya mengurangi sedikit rasa panasnya. Saat ia keluar dari kamar mandi, rasa panas itu kembali menyerang.

"Ah.. Aku ingin makan alga laut, rumput laut," keluh Mavi. Mavi melirik perutnya yang bundar. Ia mendesahkan nafas lelah. Sejak pagi sudah berbagai cara ia lakukan untuk mengeluarkan isi perutnya. Meminum obat pencahar, melompat-lompat, memukuli perutnya, jatuh telungkup hingga perutnya menghantam lantai, bahkan ia sudah meminum beberapa gelas jus nanas. Namun hasilnya nihil. Jangankan keluar, merasa sakit saja tidak ada.

"Kenapa panas sekali!! Rasanya mengalahkan musim panas. Ini kan sudah menjelang musim dingin." Mavi mengangkat kakinya ke atas sofa, setengah tubuhnya sudah berada di lantai.

Mavi terus berceloteh mengeluh ini dan itu. Ia bahkan tidak menyadari saat titik-titik hujan membasahi pekarangan rumah.

"Hujan?" Gumam Mavi. Ia melihat keluar jendela. Meskipun cuaca sebenarnya sangat dingin, Mavi tetap merasa kepanasan. Nalurinya menyuruhnya untuk keluar rumah.

Pria itu memutuskan untuk pergi keluar. Saat tangannya menyentuh tetesan hujan, Mavi merasa lebih baik. Ia langsung saja membuka celana miliknya menyisakan boxer ketat berwarna peach.

"Segar sekali." Mavi mendongakan wajah menikmati air hujan yang menyerbu wajah dan tubuhnya. Tanpa sengaja Mavi melirik ke arah samping, dimana danau tempat menuntaskan hasratnya berubah berkilau dan terlihat sangat cantik. Tanpa sadar ia berjalan ke arah sana.

Sesampainya di pinggir danau, Mavi menjatuhkan tubuhnya tanpa ragu. Menyelam sampai benar-benar ke dasarnya. Anehnya, Mavi seolah bisa bernafas di dalam air. Matanya terpejam menikmati desiran air yang menyelimuti tubuhnya. Beberapa keping sisik di tubuh pria itu menyala terang, membuat dasar danau tidak lagi gelap gulita.

"Nyaman.. Aku merasa inilah rumahku."

Mavi membuka matanya perlahan. Melihat keadaan tempatnya berenang. Beberapa tumbuhan air bergoyang mengikuti arus. Mavi meneguk ludah. Dengan penasaran ia mendekati tanaman itu dan menarik pucuknya.

"Aku sangat ingin memakan ini." ratap Mavi dalam hati. Mavi menggelengkan kepala dan memutuskan berenang menjauh. Bisa saja tumbuhan itu beracun. Ia tidak mau menyakiti tubuh dan anaknya. Mavi mencubit pipinya menghilangkan perasaan aneh itu.

"Tapi, aku sangat lapar. Aku tidak mau makan apapun selain itu." tekad Mavi. Mavi mengayunkan kaki jenjangnya ke arah tanaman itu dan langsung memakan pucuk-pucuknya yang berwarna biru tua. Ia sangat menikmatinya, rsanya sangat lezat di lidah. Mavi mengelilingi tempat tanaman itu dan memakan habis semuanya. Merasa mengantuk, Mavi mencari batu-batuan datar dan meringkuk di atasnya. Gelembung kecil keluar dari hidung dan bibir miliknya. Mavi tertidur lelap di dasar danau. Seberkas cahaya emas mengelilingi tubuhnya dan membentuk sebuah pelindung. Di dalamnya, Mavi tertidur dalam keadaan kering dan hangat. Rerumputan dan batu-batuan danau ikut bergeser dan menutupi keberadaan Mavi.

= ̄ω ̄=

Pagi hari, Mavi terbangun di ranjangnya. Pria itu mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin. Hujan, danau, rumput biru, tidur.

Wajah Mavi memucat. Terakhir kali diingatannya ia tidur di dalam air. Apakah ia sudah mati sekarang?

"Ini sangat mustahil. Ada apa ini sebenarnya." Mavi mengacak rambutnya. Rasanya ia ingin menangis. Terjebak hal mistis, dan ia tidak berani ke dokter untuk memastikannya.

"Bisa-bisa aku dikira gila! Aku tidak mau ke sana."

Mavi mengelus perutnya dan melamun. Seingatnya ia stright dan tidak pernah sekalipun jatuh cinta dengan seorang pria apalagi sampai berhubungan seks. Mavi berusaha keras mencoba mengingat ingat apa yang terjadi. Bisa saja kan, kisah hidupnya seperti di novel-novel boyslove milik temannya. Ia mabuk, tanpa sadar diperkosa lalu di tinggalkan dalam keadaan hamil, dan si pelaku akan menyesal seumur hidup, lalu mencari nya dan mengajaknya menikah, kemudian ia menolak karena sakit hati, si pelaku memohon dan bersujud, mereka pun akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya. Tamat.

Mavi tertawa terbahak-bahak hingga air matanya keluar. Sungguh lelucon yang buruk sekali. Tubuhnya bahkan bergetar terus-menerus membayangkan hal konyol itu. Ia bukanlah lelaki lemah gemulai, lemah lembut, dan cantik. Bisa di bilang ia pria macho. Tentu saja sebelum kehamilan aneh ini. Mavi melihat kulit tan nya berubah menjadi lebih bersih dan bening. Dulu kulitnya memanglah putih, tapi karena ia di lecehkan, Mavi memutuskan untuk selalu ke pantai dan berjemur, rajin gym, dan mengikuti trend pria dewasa di usianya yang belia.

Pria muda itu tersenyum sedih. Saat ayah ibunya nya masih ada, ia selalu mengikuti mereka ke kantor dan duduk manis di sana. Tanpa di duga, istri dari salah satu pejabat mitra kerja ayahnya mengajaknya ke taman dan mengulum penis kecilnya. Little Mavi yang berumur 8 tahun merasa jijik dan menjadi ketakutan. Mavi lari bersembunyi di dalam air kolam. Sejak saat itu mimpi buruk Mavi di mulai. Saat beranjak masa pubertas, Mavi tidak pernah mimpi basah. Ketika 17 tahun ia mencoba menonton porno dengan teman-temannya, Mavi hanya bisa terangsang tanpa bisa ejakulasi.

Mavi dibully saat berita tersebut dengan cepat tersebar di sekolah. Ia di olok bukan pria sejati. Merasa tidak tahan, Mavi memutuskan untuk bunuh diri dengan terjun ke danau. Mavi sangat ketakutan saat tubuhnya tenggelam. Ia menyesal menenggelamkan diri ke danau hingga membuat adrenalinnya terpacu. Tanpa sadar Mavi ejakulasi di dalam air. Beruntung, pamannya datang dan menyelamatkannya. Mavi yang menemukan gairahnya terus melakukannya setiap pulang sekolah. Ia bahkan rajin menahan nafas dan belajar berenang.

Hingga suatu hari akhirnya sang ayah yang mengetahui trauma anaknya. Ayah Mavi memutuskan membawa Mavi ke pinggir kota. Dimana Mavi dibelikan rumah khusus dengan danau di belakangnya. Namun, kejadian malang menimpa orang tua Mavi. Mereka tewas saat di perjalanan pulang. Pengacara menyerahkan seluruh harta orang tuanya dengan penuh karena ia anak tunggal. Cukup untuk biaya seumur hidup. Sedangakan perusahaan di serahkan kepada paman Mavi. Mavi tidak berniat sama sekali dengan perusahaan itu. Ia memutuskan kerja di bank dengan bantuan koneksi pamannya di karenakan tidak memenuhi syarat yaitu ijazah kelulusan. Sekarang, Mavi hanya duduk diam menerima nasib bahwa ia sedang mengandung.

"Hh.. Pengalaman yang mengerikan," lirihnya. Kaki jenjangnya berjalan turun. Selimut melorot dari tubuhnya menampakan lekuk dan bokong sintal.

"Telanjang?! Bagaimana bisa? Boxerku." Mavi mencari nya di tempat tidur. Oke. Sekarang bulu kuduknya berdiri. Siapapun itu, Mavi akan menghajarnya jika orang itu menampakan diri.

"Tunggu saja kau! Siapapun itu!"

Mavi tidak merasakan saat perutnya bergerak pelan menyambut kata-katanya.

Mon Garçon SirèneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang