Don't forget to gimme Vote and Comment. Gratis kok :)
Happy Reading x
"Bianca!!!"
[Author's POV]
Dua kepala ini menoleh pada sumber suara. Terlihat seseorang tengah mengendarai motornya dan mendekat pada mereka berdua yang tepat berada didepan gerbang sekolah. Senyum Bianca mengembang lebar, sedangkat Dimas mengerutkan dahinya, benar-benar berkerut hingga kedua alisnya menyatu.
"Siapa lu?"
Pertanyaan singkat Dimas membuat keduanya menoleh. Bagaimana tidak? Nadanya terdengar sangat ketus ketika ia menyadari raut wajah Bianca langsung berbinar melihat seorang lelaki ini.
"Bagas, tetangga baru Bia," ucap Bagas mengulurkan tangannya pada Dimas dengan sudut bibirnya yang terangkat, memberikan senyum ramah pada Dimas.
Namun Dimas tak mengindahkan Bagas sama sekali. Ia hanya menyentuh tangan Bagas tak sampai satu detik dan menyebutkan namanya. "Siapa lu manggil Bianca Abigail pake panggilan special?"
Bianca yang benar-benar sadar akan pertanyaan Dimas langsung menatapnya tajam. Antara terkejut, kesal, dan juga takjub karena baru kali ini Dimas menyebut namanya dengan benar dan sangat benar.
Sedangkan Dimas sendiri yang baru tersadar langsung membelalakan matanya sendiri walau tak sampai 3 detik, lalu kembali dalam ekspresi datarnya. Entah apa yang ia rasakan, namun jika ada seseorang yang memanggil Bianca dengan nama lain rasanya ia tak terima. Apalagi nama "Bia" seperti tak begitu asing di otaknya. Mungkin karena sering sama Bianca, pikirnya dan menganggap hal itu hanya sebuah deja vu.
"Apa sih lo Dim udah kayak pacar gue aja ngelarang-larang. Biasa Gas, dia emang suka ngehalu gitu," ucap Bianca membubarkan suasana canggung diantara ketiganya.
"Yaudah kalo gitu, ayo balik," ajak Bagas memiringkan kepalanya pada Bianca, mengajaknya pulang bersama. Dan Bianca mengangguk sebelum mereka berdua mengucapkan pamit pada Dimas yang masih tak bergeming.
"Gua ga bisa terus gini."
🎈🎈🎈
"Ternyata sekolah kita satu arah," ucap Bianca ketika motor mereka sudah berada didepan rumah Bianca.
"Iya, gimana kalo besok kita berangkat bareng?" ajak Bagas membuat senyum Bianca mengembang, lagi.
"Boleh! Tapi by the way, sekolah lo pulang jam segini juga ya? Soalnya gue pulang jam segini abis latihan. 3 hari lagi!" Bianca menyatukan jemari-jemarinya didepan dirinya dengan gemas.
"Kebetulan gua juga ada urusan beberapa hari ini. Jadi, how?"
"Selama lo ga keberatan--"
"Ga sama sekali. Deal, ya?"
"Oke, deal."
"Oh iya Bianca, kayaknya gua emang ga boleh manggil lo Bia deh,"
Bianca menerawang apa yang dimaksud Bagas. Dahinya mengerut berpikir, dan setelahnya ia kembali mengingat mengapa Bagas mengatakannya seperti itu.
"Yaelah Gas, santai aja sih. Dimas mah emang gitu orangnya, ga usah ditanggepin."
"Ga kali ini gua serius. Gua liat dia kayak ga terima gitu ada yang manggil lu pake panggilan special."
"Dia tuh emang suka nganggep dirinya pacar gue, biasa aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know It's You
Teen FictionBianca Abigail Razita, seorang gadis cantik dan pintar dengan sifat sedikit tomboynya namun tetap berbaik hati kepada semua orang, kecuali satu bakteri yang selalu membuat hidup tentram Bianca menjadi berantakan dengan seketika. Dimas Ardani, itula...