Chapter 12

1 0 0
                                    

Vomment Vomment VOTE COMMEEENTTT 😁😁

Happy Reading x

                        🎈🎈🎈

[Bianca's POV]

Aku menghela nafas dalam dan mengeluarkannya sedikit kasar. Pelipisku sedikit hujan akibat latihan terakhir dirumah dan kini aku hanya bisa berdoa sebelum kompetisi diadakan esok hari. Aku menutup pintu kamar lalu duduk disisi ranjang. Ya ampun, tak terasa kompetisi sudah didepan mata. Yeah, aku tahu ini bukan yang pertama kali --bahkan sudah yang kesekian kalinya--, namun tetap saja aku takut akan mengecewakan generasi sebelumku dibidang dance ini.

Tiba-tiba pikiranku melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu, dimana aku berada dirumah Dimas.

"Dari kecil ga berubah-berubah ya!"

Maksud tante Yasmin tadi apa ya? Ah, tante Yasmin 'kan sudah mengatakan jika ia hanya menyamakan aku dan Dimas seperti anak kecil. Tapi, aku seperti tak begitu asing dengan suasana keluarga Dimas, apa jangan-jangan--

"Biancaaa...!" suara panggilan dari luar memotong pemikiranku.

Aku langsung merapikan penampilanku dan berlari kecil keluar balkon. Kau sudah tahu Bagas sudah disana untuk mengadakan konser denganku, atau mungkin hanya berbicara denganku.

"Hey!" sapaku membuatnya menoleh. Ia tersenyum dan mendekatkan kursinya pada balkon yang berdekatan dengan balkonku, dan aku juga melakukannya. "Mau konser lagi?"

Ia terkekeh, dan akan selalu begitu saat aku berbicara. "Ga dulu deh, gua tau lo capek kan abis latihan."

"Thanks. Trus, kita mau bahas apa dong?"

"Umm, semangat buat besok!" serunya meninju udara keatas, dan giliran aku yang terkekeh karenanya.

"Doain ya Gas...."

"Pasti lah, kalo perlu gua buatin banner buat--"

"Eh ga usah! Berlebihan banget hahaha... cukup lo hadir gue udah seneng kok," ucapku tersenyum manis. Oh apaan ini? Seperti sepasang kekasih saja.

"Iya deh, apapun yang buat lu seneng."

"By the way, gue belum tau--" ucapanku terpotong ketika dering ponselku berbunyi tanda panggilan masuk. Aku melihat nama kontak tersebut dan kedua alisku terangkat. "Bentar ya Gas."

Ia mengangguk dan aku mengangkat panggilan tersebut. Dan kurasa aku harus berakting mengantuk agar bakteri ini tak menggangguku dalam waktu yang lama.

"Malam sayang...."

"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan...."

Hening, tak ada suara lagi setelahnya. Kulihat Bagas terkekeh mendengarku menjahili orang tak jelas ini, oh bahkan Bagas tak tahu siapa yang menghubungiku.

"Perasaan ini nyambung deh?" bodoh! Dia percaya, dan kuharap panggilannya segara diputuskan. "Bianca?"

"Tut... tut... tut..."

"Maaf, panggilan ini tak akan putus seperti hubunganku denganmu."

"Najis!" seruku membuatnya tergelak kencang. "Apa?!"

"Sayang kok jutek gitu sih? Sayang udah ga sayang lagi sama sa--"

"Gue gampar lo besok ya! Ga sudi dan ga akan sudi gue jadi pacar lo yang udah jadi nomer berapa gatau gue."

I Know It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang