Chapter 11

2 1 0
                                    

Vote + Comment ❤

Happy Reading x

Langkah demi langkah ia lewati untuk mencapai ruangan kantin sekolah. Matanya menyapu orang-orang dikantin, banyak sekali murid disini dan hanya anggota cheerleader yang membedakan mereka karena mereka memakai seragam olahraga, begitupun Bianca.

Lalu tiba-tiba tangannya ditarik seseorang hingga tubuhnya terjatuh diatas kursi dan menghadap pelaku. Ia menatap tajam sang pelaku tersebut yang hanya menunjukkan cengirannya.

"Bisa ga sih manggil?!"

"Lu lama, mulut gua berbusa nolak cewe-cewe yang mau duduk sama gua!" seru Dimas jengah.

"Sok laku," gumam Bianca, "mau tanya apa sih kayak penting gitu?"

"Bonyok lu kenapa si? Ngeliat gua kayak baru ngeliat uler ngerangkak. Nyokap lu pertama kali kek ngecek gua ini bener manusia apa bukan, trus bokap lu kaget kayak baru ngeliat muka ganteng didunia," tutur Dimas mengeluarkan isi pikirannya yang sejak kemarin ia simpan.

"Kan emang lu spesies alien."

"Gua serius Bi!"

"Ya gatau lah. Emang lo kira gue ga bingung waktu liat lo pertama kali? Udah kayak liat babi hutan pake seragam."

"Berarti lu jatuh cinta sama babi hutan dong?"

"Goblok."

"Bi gua serius. Gimana kalo hari ini lo coba ke rumah gua--"

"GA!"

"Liat reaksi bonyok gua juga Bi, kali aja sama."

"Ya beda lah. Pasti mereka langsung muji-muji gue secara gue keturunan dewi Aphrodite."

"Berarti lu jalang dong."

"DIMAS!!!" teriak Bianca tak terima dengan kedua tangan yang menggebrak meja, membuat siapa saja yang mendengarnya terkejut bukan main.

"Iya iya, lagi kan dewi Aphrodite suka godain cowo-cowo pake kecantikannya," ujar Dimas mendudukan Bianca kembali. "Jadi, gimana? Mau ya Bi? Sekali aja, gua janji deh. Kecuali kalo bonyok gua yang minta."

"Terus gue mau ngapain disana?!"

"Yaudah bilang aja mau ngambil buku lu yang gua pinjem, bego banget si."

"Maksa, sekarang ngatain."

"Gua anggep iya!"

      🎈🎈🎈

Setelah berjam-jam melewati semua kegiatan yang ada disekolah --dengan tambahan latihan terakhir para cheerleader, akhirnya Dimas menepati ucapannya untuk membawa Bianca ke rumahnya. Sebelumnya Bianca sendiri merasa bingung pada dirinya sendiri, mengapa ia bisa-bisanya menyetujui ajakan konyol Dimas. Namun mau tak mau ia harus menuruti iblis tersebut sebelum ia sendiri yang menjadi iblis karena saling tukar amukan pada Dimas.

"Wededehh... pangeran kesiangan datang menjemput putri Zimbabwe!" seru Dimas ketika motornya sampai didepan gerbang dengan Bianca yang sudah berada di jok belakang, melihat mobil sedan putih yang sudah terparkir beserta pemiliknya.

Bianca langsung turun dari motor Dimas dan menghampiri Bagas yang menunggunya dengan bersender dimobilnya, tak menghiraukan ledekan Dimas yang tak bermutu itu. "Gas, gue ga langsung ke rumah dulu. Maaf."

I Know It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang