Chapter 9

6 1 0
                                    

Vote Comment nya jangan lupa sebelum baca

Happy Reading x

Bel favorit para murid diseluruh dunia pun sudah terdengar disekolah Taruna. Setelah semua guru mengucapkan kata-kata terakhir mereka, akhirnya mereka keluar diikuti para murid yang juga ingin keluar dari sekolah ini, kecuali beberapa yang memang memiliki urusan penting.

Ponsel Bianca bergetar membuat dirinya mengambil benda pipih tersebut dari kantung seragamnya. Dahinya mengerut ketika membaca pengirim pesan dari layar kuncinya.

From : Bagas
"Ca, hari ini gua ga ada urusan apa2. jadi brp lama lu latihan? biar gua tunggu."

To : Bagas

"Eh gausah. Gue latihan agak lama. Lo plg duluan aja."

From : Bagas
"trus lu pulang gmn? oh sama gebetan lu Dimas ya? hahaha."

To : Bagas

"Sialan lo! Santai lah, gue bisa brg tmn."

From : Bagas
"bener loh ya! gua bisa nih jemput lu, keburu gua jd org sibuk."

To : Bagas

"Dasar sedot WC! Gpp Gas. Gue latihan dl ya."

From : Bagas
"haha oke. semangat!"

Senyuman mengembang diwajah Bianca. Ia memilih untuk tidak membalasnya dan menaruh ponselnya didalam tas. Setelah mengganti baju diruang ganti, ia langsung menyusul tim nya yang sudah lebih dulu sampai ditempat latihan.

"Ibu ketua!!!"

Suara teriakan membuat jantung Bianca lompat dari tempatnya. Ia menggelengkan kepalanya dan mengelus dadanya menghadapi perlakuan deja vu ini dari makhluk astral yang sialnya menjadi salah satu murid disekolah Taruna.

"By the way, udah lama ya gua ga manggil lu ibu ketua," ucap Dimas menaik-turunkan alisnya.

"Gue malah bersyukur lo lupa," jawab Bianca setelah jantungnya sudah normal kembali. "Kenapa sih lo selalu pulang telat? Oh, gue tau. Diem-diem lo takut gue kenapa-napa kan gara-gara gu--"

"Penggemar rahasia," gumam Dimas memotong ucapan Bianca yang bisa dianggap pidato olehnya.

"Hmm... buktinya lo ngikutin gue sampe nunggu gue ganti baju. Oh! Jangan-jangan lo... ya ampun!" serunya menutup mulutnya dramatis dan menggelengkan kepalanya. "Gue udah ga suci lagi."

"Eh tante! Pikiran lu kemane-mane!" seru Dimas berlagak ibu-ibu arisan. "Lagi gua juga ga sengaja lewat eh ketemu Biawak."

"Pertanyaan gue belum lo jawab."

"Hah?"

"Kenapa sih lo selalu pulang telat?" pertanyaan Bianca membuat Dimas melirik ke sembarang arah, berharap ia mendapat jawaban dari arah manapun karena tak mungkin ia menjawab jujur kecuali jika ia ingin mati ditangan BK.

"Whatever that intinya gua punya urusan, dan lu ga boleh tau!"

Bianca mendecih, "who cares? Udahlah gue ngabisin waktu. Pergi sono, jangan.ngintip.lagi!" ujarnya dan menekan kalimat terakhirnya sebelum melenggang pergi ketempat latihan, meninggalkan Dimas yang sempat mematung.

     🎈🎈🎈

Sudah beberapa lama sekumpulan geng menunggu geng lain di markas mereka yang biasa dibilang orang lain adalah warung. Wajah mereka sudah menggambarkan kesal karena yang ditunggu tak juga datang. Dan dua orang yang disuruh untuk menjemput ternyata mengatakan lawannya tak datang.

I Know It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang