4. Fakta mengejutkan dan BDSM

12.2K 261 25
                                    

Kalo ada typo tandain ya :*

                

Menjadi anak orang kaya? apa aku pernah membayangkan hal itu? Apa aku pernah berharap hal itu akan terjadi? Tidak, tidak sama sekali.

Aku sudah sangat bersyukur hidup berdua dengan ibuku walau tanpa sosok ayah sekalipun.

Apa pernah sekali saja pikiran ingin memiliki ayah atau ingin memiliki saudara terlintas dalam benakku? Pernah beberapa kali, aku fikir mungkin kalau aku memiliki sosok ayah dan juga saudara terlebih lagi saudara pria aku akan memiliki seorang sandaran lain selain ibu, seorang sandaran gentle yang menopangku dengan kedua kaki serta tangannya.

Dan semua itu akhirnya terwujud, awalnya aku bahagia mendengar berita itu, ditambah dengan kenyataan jika ibu sangat menyukai calon ayahku membuatku semakin bahagia.

Namun___semua berubah menjadi duka saat ibu serta ayah pergi berbulan madu ke negara asing meninggalkanku dengan ke empat putranya yang gila, lalu keadaan semakin memburuk saat ibu serta ayahku dikabarkan meninggal dunia karena kecelakaan.

Hal ini membuatku menyesal kenapa aku mau tinggal disini ketimbang tinggal di rumah lamaku dengan ibu, walaupun kecil dan sempit namun aku merasa nyaman tinggal disana daripada tinggal di rumah besar bak istana namun diisi oleh orang-orang gila tak berperikemanusiaan seperti ketiga saudaraku.

Telingaku mendengar suara langkah kaki menuruni tangga, seketika tubuhku beringsut kepojok ruangan sembari memeluk lututku menyembunyi payudaraku dengan kaki yang ku silangkan menutupi daerah intimku yang polos.

Mataku melirik saat ujung mataku melihat bayangan seseorang mendekat keruanganku.

Mataku seketika terpaku, tubuhku mengigil ketakutan melihat sosok pria yang membuka gembok pintu ruangan dengan sebuah nampan diatasnya.

"Waktunya makan" katanya dengan suara dingin.

Trang

Suara persatuan antara nampan stainless dengan lantai putih menimbulkan bunyi dentingan yang terdengar nyaring.

Pria itu mengambil semangkuk nasi, lalu menyodorkan sumpit yang sudah berisi nasi kemulutku.

Namun aku mengalihkan kepalaku menolak suapannya, aku berniat mogok makan, berharap mereka merasa iba padaku dan melepaskan kurungan mereka.

Myungsoo kembali menyodorkan nasi itu padaku namun masih aku tolak, aku tidak mau makan.

"Makanlah kau butuh tenaga untuk melayani tuanmu" dadaku bergejolak saat ia mengatakan kata tuan, aku merasa seperti hewan peliharaan.

"Cih, aku tidak mau" aku berdecih dihadapannya namun anehnya dia tidak marah padaku dia malah tersenyum, namun aku semakin merinding melihat senyumannya, senyuman yang tidak pernah aku lihat darinya ini terlihat sangat menyeramkan dimataku.

"Kau sedang melakukan mogok makan sebagai bentuk protesmu?" Aku terkejut mendengar ucapannya, dia membaca rencanaku.

"Kau kira dengan melakukan ini hukumanmu akan berkurang? atau bahkan kau berharap akan aku lepaskan?" Dia tertawa nyaring, suara tawa yang mirip seperti tawa pshycopath dalam drama yang biasa aku tonton, menyeramkan, mengerikan.

lalu ia kembali melanjutkan "kau salah besar, hukumanmu tidak akan pernah berkurang" seketika aku menghela nafasku panjang.

Apa itu artinya aku akan hidup seperti ini selamanya? Hidup tanpa keluarga, hidup tanpa orang tua, hidup tanpa rumah dan menjadi budak seks selamanya? Apakah memang seperti ini jalan hidupku dituliskan?

"Sebenarnya apa yang membuat kalian melakukan ini padaku? Apa salahku?" Apa aku terlalu lancang menanyakan ini? Namun dalam hatiku yang terdalam juga selali menanyakan pertanyaan ini.

Me and 4 Dwarfs (Slave Girl) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang