COMPLETE STORY ✔
WARNING : 21+ ( MATURE CONTENT )
ME AND 4 DWARVES
BLURP
Menjadi sex slave dan dikurung didalam penjara? Aku memang pernah membaca novel dengan tema sex slave sebelumnya, namun aku tidak mempercayai kejadian seperti itu benar-benar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I love you Suzy" hah?
Ku yakin saat ini mulutku sudah terbuka karena terkejut, apa maksudnya?
"Aku mencintaimu Suzy___" otakku masih kosong.
"Aku pasti akan melindungimu sekuat tenagaku" aku yang terkejut semakin terkejut saat bibirnya kembali mendarat pada bibirku dengan lembut, membasahi bibirku yang kering dengan salivanya.
Mataku berkedip beberapa kali merespon perlakuannya hingga akhirnya menutup membalas ciumannya.
Tangannya masih setia memeluk pinggangku agresif, tak memberiku cela untuk sedikitpun bergerak.
Lidahnya mulai masuk dan menari didalam mulutku, beradu dengan lidahku.
Kepala kami bergerak berlawanan mengiringi ciuman kami.
Perlahan ia mendorong tubuhku, membuatku berjalan mundur sembari membalas ciumannya.
Bruk
Tubuhku terjatuh keatas ranjang dengan tangannya yang menahanku agar tubuhku tidak jatuh terlalu keras.
Ciumannya semakin intens menghabiskan stok udara di paru-paruku.
Ciumannya perlahan turun menuju leherku, tulang collarboneku dan berhenti disana.
Kepalanya terangkat menatapku sekilas lalu beralih pada kancing bajuku.
Matanya sayu dan berkabut.
Tangannya membuka kancing bajuku satu demi satu dan berhenti pada kancing terakhir.
Hembusan nafasnya terdengar berat dan panjang hingga ia kembali mendaratkan ciumannya pada perutku, menari-nari disana hingga membuatku gelimbungan menahan rasa geli.
Perlahan tangannya menyusup ke punggungku, melepas pengait braku lalu menariknya keatas membuat payudaraku menyembul keluar.
Ia menatap payudaraku lalu menatapku lagi "cantik" katanya sebelum tangannya terulur dan meremasnya.
"Ahhhhhh" gejolak dalam diriku kembali meningkat merasakan gerakan ibu jari serta telunjuknya dalam memilin putingku, meremasnya dan memilinnya lagi, seperti itu berulang-ulang hingga ia mengangkat kepalanya dan merangkak naik meraup putingku dengan mulutnya.
