[04] The Change of Status

1.3K 50 17
                                    

Armelle Shivani menghela nafas panjang seraya berpikir keras. Astaga, apa sih, yang membuatnya menyetujui ajakan Nathaniel kemarin?

Ia tidak habis pikir dengan keputusannya kemarin. Duh, Nathaniel itu memberikan efek yang sangat besar di sekolahnya pada saat pertama kali ia masuk. Lebih heboh daripada saat Madlynn masuk kemarin. Hanya saja, cowok itu tidak menyadarinya.

Dan sekarang, Armelle benar-benar ditempatkan pada posisi yang menyusahkan dirinya sendiri. Madlynn jelas-jelas menyukai Nathaniel, dan posisi Armelle saat ini adalah "pacar" Nathaniel.

Armelle memukul kepalanya pelan, kesal dengan keputusannya kemarin.

"Mel, udah sampe," ucapan kakak tertuanya membuatnya bangun dari pikirannya. Ia mengerjap, mengalihkan pandangannya ke jendela.

Armelle langsung mengambil tas berwarna turqouise nyaㅡyang kebetulan sama dengan warna softlens mata Madlynnㅡkemudian keluar dari mobil setelah pamit kepada kakaknya.

Baru saja Armelle berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tangannya dicengkram. Armelle meringis lalu menoleh ke belakang.

Madlynn Sherllya pelakunya. Sepertinya, gadis itu juga baru datang, terlihat dari tas yang masih berada di bahunya.

"Nama lo siapa?" tanya Madlynn dengan suara tajam.

Armelle menelan ludahnya susah payah. Tapi ia harus terlihat biasa saja di depan Madlynn. "Armelle," jawabnya.

Madlynn tersenyum sinis menatapnya sambil melepas cengkramannya dari tangan Armelle. Armelle hanya menatapnya dengan alis yang tertaut.

"Nikmati aja hari-hari lo yang menyenangkan ini, sebelum semuanya berubah," desisnya.

Armelle takut, sebenarnya. Tapi, ia tidak suka saat ditantang orang lain. Sangat tidak suka. Maka, ia mengangguk santai dan kembali berjalan.

"Halo, Nath. Gimana tidur kamu?"

Armelle nyaris merinding mendengar suara Madlynn yang ia yakin saat ini berbicara dengan Nathaniel.

"Gak gimana-gimana," terdengar jawaban Nathaniel dengan suara datar. Lalu cowok itu sudah ada di sebelah Armelle sekarang.

Nathaniel melempar senyum kepadanya, dan Armelle berusaha membalas senyuman Nathaniel. Rasanya susah sekali untuk tersenyum ke cowok itu, mengingat betapa menyebalkannya ia menempatkan Armelle di posisi yang sangat tidak enak.

"Pagi, Armelle," sapa cowok itu, merangkulnya.

Armelle mengangguk. "Pagi, Nate. Ke kelas bareng?"

"Iyalah. Masa sendirian." Nathaniel memilin rambut Armelle. "Kok semalem cepet banget tidur? Padahal aku mau ke rumah kamu."

Armelle membulatkan matanya. Kok semalem cepet banget tidur? Lah, kemarin dia tidur jam 12, kok. Emang itu termasuk cepat? Lagian Nathaniel juga tidak mengirim pesan apapun untuknya, cowok itu tahu darimana?

Ia melirik Nathaniel dengan pandangan bertanya. Cowok itu sibuk mengedip-ngedipkan sebelah matanya. Ah, Armelle baru mengerti maksudnya.

"Kemarin aku kecapekan," jawab Armelle, tersenyum cerah. "Kamu juga mau ngapain ke rumah aku?"

"Mau bawain kamu kue buatan Mama."

"Ah, iya. Gimana kalau nanti malem aja? Nanti kamu kasih tau aku dulu jam berapa, jadi aku bisa di rumah."

Nathaniel mengangguk dan keduanya menaiki tangga. Orang-orang menatap mereka penasaran, seperti semua orang mendengar percakapan mereka.

Armelle menoleh sedikit ke belakang, mendapati Madlynn yang masih mengikuti mereka. Berarti Madlynn mendengar semua pembicaraannya dan Nathaniel.

Hello GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang