Nathaniel Kim membuka matanya begitu pintu kamarnya diketuk-ketuk dengan keras hingga menciptakan suara berisik. Ia mengerang kesal sebelum keluar dari selimutnya dan berjalan dengan langkah malas menuju pintu kamar.
Membuka pintu kamar, ia mendapati Nethaniella dalam balutan dress berwarna hijau-hitam dengan motif daun dan bunga-bunga, stocking yang memiliki warna kulit, dan rambut yang dikepang. Tas tangannya yang berwarna hijau tua digenggam erat dan Nethaniella memasang senyum manisnya.
"Ella?" Suara Nathaniel agak serak saat berbicara. Ia mengusap matanya sambil berdehem kecil. "Kamu mau ke mana, pagi-pagi gini?"
"Nggak pagi-pagi gini juga, kali, Niel," balas Nethaniella. Nathaniel melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya, waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh.
"Ini masih pagi, oke?" Nathaniel membuka pintu kamarnya lebar, bersandar, dan melipat tangannya di depan dada. "Jadi, kamu mau ke mana dengan gaya yang sangat cantik dan formal ini, hm?"
"Mau pergi--"
"Sama Kevyn?" Nathaniel memotong ucapan Nethaniella. "Mau ke mana banget sih, La, sampe formal banget?"
Nethaniella mengusap tengkuknya gugup. "Iya. Nemenin dia ke pertemuan bisnis Papanya."
"Then?" Nathaniel mengangkat alisnya tinggi.
"Jalan-jalan, mungkin?" Nethaniella mengedikkan bahunya. "Eh, permisi, aku mau ke kamar mandi. Yang di kamar aku lagi rusak dan yang di bawah, lagi dipake Mama. Kamu tau kan, seberapa lama Mama kalau mandi."
Nathaniel mengangguk-angguk. "Ya, silakan." Ia berjalan ke tempat tidurnya dengan tangan yang memegang tas tangan Nethaniella. Nathaniel tengah menguap saat kembarannya mengajukan pertanyaan.
"Kamu udah beli kado buat Rine Eonni?"
(*Eonni = panggilan dari adik perempuan untuk kakak perempuan.)
"Udah. Kemarin aku ke mall bareng Armelle. Untungnya, dia ngajak aku ke mall yang tepat."
"Beli apa kamu?"
"Kalung dengan liontin nama Noona. Hari ini baru ambil."
(**Noona = panggilan dari adik laki-laki untuk kakak perempuan)
Beberapa saat kemudian, Nethaniella keluar dari kamar mandi. Ia mengernyitkan kening. "Don't you think she will get it from his boyfriend?"
Nathaniel mengulum senyum. "Memangnya, kamu tau dari mana kalau Noona udah punya pacar? Aku sama kamu aja, belum punya."
Nethaniella mendengus geli. "Sekali nyindir, langsung dua orang ya, Niel."
"Bukan aku yang ngomong ya, La." Nathaniel menampakkan cengirannya.
"Ngomong-ngomong, do I look nice?" Nethaniella memutar tubuhnya di hadapan Nathaniel.
Nathaniel memutar bola matanya sebelum tersenyum. "Seperti yang terakhir kali aku jawab pas aku nemenin kamu beli baju itu, menurut aku, baju itu biasa-biasa aja. Tapi, pas kamu pake, entah kenapa jadi bagus."
Nethaniella tertawa kecil sambil mengambil tasnya dari tangan Nathaniel. "Okay, then. Sana mandi! Aku pergi dulu, ya."
"Iya, iya," gumam Nathaniel sebelum menutup pintu kamarnya. Kemudian, ia memutuskan untuk mengikuti suruhan Nethaniella: membersihkan dirinya.
Tepat delapan menit setelah ia masuk ke kamar mandi, Nathaniel keluar dengan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya dan tangan kirinya mengusap rambut cokelatnya yang basah menggunakan handuk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Goodbye
Teen FictionHell ada dalam kata Hello dan Good ada dalam kata Goodbye. Yang berarti, terkadang pertemuan begitu menyebalkan, karena setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Menurut Nathaniel Kim dan Armelle Shivani, tidak ada bunga yang mekar dengan cantik...