Kerinduan Elzio

85 26 7
                                    

Sahabat-sahabat Almeta kini tengah berkumpul di depan kelas. Karena kelas mereka sedang tidak ada guru. Jadi, mereka berbincang-bincang perihal Almeta yang membolos sekolah. Tidak biasanya Almeta bolos tanpa sepengetahuan mereka.

"Si Meta kemana ya, Ka?" tanya Bella yang mondar-mandir di depan Saka. Saka yang melihat itu pun kesal.

"Lo gak capek mondar-mandir gitu, Bel? Udah, sini duduk!" Saka menarik tangan Bella untuk duduk di sampingnya. Karena tarikan Saka yang terlalu kuat, Bella kehilangan keseimbangan dan jatuh di pangkuan Saka.

"Dasar modus!" cibir Bella dan segera beranjak dari pangkuan Saka.

"Enak aja modus! Siapa yang modus? Lo kali!" tukas Saka tidak terima. Bella tidak menyahuti perkataan Saka. Pikirannya hanya tertuju pada Almeta.

"Kalian kenapa?" tanya Ayres yang tiba-tiba muncul di hadapan Bella. Bella terkejut dan spontan memukul lengan Ayres.

"Ngagetin aja!" Ayres tidak menghiraukan ucapan Bella. Ia berjalan menuju bangku kosong di samping Saka.

"Kira-kira Meta kemana ya, Res?" Ayres menoleh saat Saka bertanya padanya.

"Meta bolos ke tempat biasa mungkin?" tebak Ayres.

"Kayaknya enggak deh, Res. Kalau Meta bolos ke tempat biasa, dia pasti bakal hubungi salah satu dari kita. Lah ini, sejak pulang sekolah kemarin dia gak ada hubungi kita," jelas Saka. Ayres tampak berfikir saat mendengar ucapan Saka.

"Kayaknya dia lagi ada masalah. Jarang-jarang dia gak hubungi kita sama sekali," ucap Ayres yang diangguki oleh kedua sahabatnya.

"Gue rasa juga gitu. Lo tau sendiri 'kan dia orangnya gimana? Dia tuh gak pernah mau berbagi masalahnya sama kita," sahut Saka.

"Mungkin itu sebabnya dia gak hubungi kita sejak kemarin," celetuk Bella.

"Gue udah coba hubungi dia tadi, tapi ponselnya gak aktif," kata Ayres sambil mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Almeta. Tapi, hasilnya tetap saja suara operator yang terdengar.

"Jadi gimana dong?" tanya Bella. Wajahnya terlihat khawatir.

"Lo tenang aja, ntar pulang sekolah kita cari Meta bareng-bareng," balas Ayres menyentuh pundak Bella.

Sementara, di kelas XII IPA 1. Zio sedang duduk di bangkunya sambil membaca buku biologi. Pandangannya memang fokus pada buku yang ia pegang. Tapi, pikirannya tertuju pada seseorang.

Almeta. Gadis itu kini memenuhi pikiran Zio. Entah sejak kapan Zio memikirkan gadis yang selalu mengganggu hari-harinya itu.

Banyak pertanyaan yang muncul di benak Zio. Banyak kejadian aneh tentang Almeta hari ini. Setiap pagi, Almeta pasti akan mengirimnya pesan. Entah itu mengucapkan selamat pagi atau mengingatkannya sarapan. Tapi, entah mengapa hari ini Almeta tidak melakukan itu padanya.

Awalnya Zio hanya cuek. Setelah sampai di sekolah, ia tidak melihat Almeta sama sekali. Ia bersyukur karena hari ini akan terbebas dari gangguan Almeta.

Tapi, sepertinya Zio merindukan Almeta. Mungkin karena sosok Almeta yang selalu mengisi hari-harinya, Zio menjadi uring-uringan karena tidak bertemu Almeta. Ia merasa ada yang kurang di hidupnya. Teman-teman Zio yang sadar akan hal itu pun langsung memperingatkan Zio.

"Ji, kalau gak mau baca buku, taroh aja! Kasihan bukunya lo pelototin gitu," celetuk Dondi saat menyadari Zio yang hanya memandangi bukunya, bukan membacanya.

"Lo lagi mikirin apa sih, Ji?" tanya Alif tiba-tiba. Zio menanggapinya dengan gelengan kepala.

"Oh, gue tau! Lo lagi mikirin Almeta, ya?" tebak Dondi seratus persen benar. Zio menatapnya sekilas lalu kembali memalingkan wajah.

Almeta AnnoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang