Surat untuk Pahlawan

72 20 0
                                    

Jawa Tengah, 16 Agustus 2020

Kartini Sayang,

Saat aku menulis surat ini banyak hal telah berubah, dan aku berani mengatakan itu berkat cinta dan dedikasimu. Kamu mungkin tidak melihat semua perubahan yang telah kamu bawa, kamu tidak merasakan kebebasan, tidak tahu bagaimana jadinya jika suara wanita mulai didengar. Terima kasih tidak akan pernah cukup untuk apa yang telah kamu mulai dan dunia baru yang kamu ciptakan untuk kami nikmati sekarang.

Sebagai seorang gadis kecil aku punya banyak mimpi, sama seperti aku yakin kamu juga punya. Hanya saja sekarang mimpi setiap gadis adalah mungkin untuk diraih jika mereka cukup percaya dan cukup berusaha. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kamu menjaga mimpimu tetap hidup saat kamu hanya diberi tahu untuk patuh, untuk menunduk, dan melakukan apa yang diperintahkan. Aku menemukan kamu adaah kekuatan yang jauh di luar pikiranku. Kamu adalah wanita yang ingin aku bisa menjadi.
Seringkali aku bertanya-tanya apa yang akan aku lakukan jika aku hidup di masa yang sama denganmu. Saat wanita tidak memiliki suara di masyarakat. Saat kita diharapkan untuk menikah dan menjadi patuh. Seringkali aku membaca buku-buku feminisme dan itu mengingatkan aku padamu. Sungguh bagiku kamu adalah figur luar biasa. Kamu mungkin tidak mengangkat bambu runcing, kamu tidak berdiri untuk menantang penjajah, tapi itu tidak membuat kamu kurang dari mereka yang berbaris mengusir tiran dari negeri ini.

Kamu bertarung dengan caramu sendiri, kamu berjuang untuk didengar, dan dengan pikiranmu sebagai belati kamu telah menciptakan celah pertama. Kamu menanam benih awal bagi kami wanita untuk percaya bahwa kita sama layaknya untuk didengar. Dan siapa yang berani mengatakan kamu tidak layak disebut pahlawan? Karena kamu adakah satu. Jadi aku menulis surat ini di malam kemerdekaan ini, karena aku ingin memberi tahumu, 75 tahun lalu Indonesia bebas dari perbudakan, dan aku ingin kamu tahu mimpimu bukanlah angan-angan kosong. Karena seiring berjalannya waktu, kita para gadis telah didengar, dan itu berkat kamu, untuk itu aku berterima kasih.



Tertanda,

Arum Sulistyani(aurumsulistyani)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arum Sulistyani
(aurumsulistyani)

Surat Masa DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang