Renjun's Mom

1K 70 11
                                    

Husband & Wife

* * *

"Morning," Sue mengecup bibir Renjun sekilas. Renjun lantas mengusap pipi sang istri lembut.

"Eeuuuwh," Andy bergidik melihat pemandangan pagi hari dihadapannya itu dan lanjut makan saat sang kakak melotot ke arahnya.

"Kopi atau susu?" Tanya Renjun dari balik pantry.

"Susu!" Seru Andy.

Tak!

"Aww! Nun!" Andy protes sambil memegangi kepalanya yang sakit karena ulah tangan Sue barusan.

"Bukannya malah kamu yang nyiapin!" Kesal Sue.

Bibir Andy mengerucut sebal, "Ya kan hyung nawarin."

"Ya gak gitu juga--"

"Kopi buat my queen dan susu buat my dongsaeng," dan tidak lupa Renjun mengusak puncak kepala Andy.

"Makasih, hyung. Hyung terbaik deh!" Andy mengacungkan jempolnya dan PLETAK!! Lagi-lagi tangan ringan Sue melayang di kepala Andy.

"Nunaaaa!!"

"Eoh!" Sue seakan teringat sesuatu mengabaikan seruan kesal Andy. Buru-buru beranjak dari duduknya dan menyambar cepat tas tangannya yang tergeletak di atas kursi.

"Aku ada meeting pagi ini. Aku duluan," Sue menghampiri Renjun, mengecup pipi sang suami.

"Enggak mau aku anterin?" Tanya Renjun sambil mengekori Sue yang kini berjalan dengan terburu-buru.

"Enggak usah. Aku bawa mobil sendiri. Hari ini juga pulang larut."

"Jangan kecapean," kata Renjun setelah keduanya sampai di halaman depan rumah. Sue mengangguk kecil dan kembali mencium pipi Renjun.

"Aku pergi ya."

"Ah, babe," Renjun nahan pintu mobil Sue yang mau di tutup.

"Hm?"

"Besok agensi aku ngadain party. Kamu dateng ya?"

"Hm, besok ya?" Sue berpikir sejenak. Mengingat apa besok ada pertemuan penting atau yang lainnya di kantor.

"Okay."

Sang suami tersenyum senang. Kelihatan sekali kalau jawaban itulah yang di tunggunya.

"Okay, hati-hati nyetirnya," Renjun bantu menutup pintu mobil. Sue mengangguk seiring dengan jendela mobil yang tertutup dan Renjun melambaikan tangannya hingga mobil sang istri meninggalkan halaman rumah mereka.

"Hyung!" Andy muncul dengan tangan yang menyandang tas.

"Buruan, telat nih!" Kata Andy.

Renjun menepuk dahinya. Sampai lupa harus mengantar Andy ke sekolah. Renjun segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil dompet dan kunci mobil. Sementara Andy sudah menunggu dengan gelisah di depan garasi.

"Hyung, buruan!!" Teriaknya kesal.

"Iyaa!!"

———

"Ma, apa kabar?" Sue membungkukan punggungnya sopan saat mama mertuanya alias mama Renjun datang ke kantor.

Mama datang bukan tanpa alasan dan alasannya tentu saja bukan untuk mengunjungi sang menantu. Mama datang karena mama adalah salah satu pemegang saham di perusahaan tempat Sue bekerja. Dan hari ini adalah meeting para pemegang saham. Tentu saja mama harus datang.

Mama dengan sikapnya yang selalu berbeda pada Sue hanya membalas dengan anggukan kecil sebelum meninggalkan menantunya begitu saja tanpa banyak bicara. Sue memaklumi hal itu. Mama sampai detik inipun belum bisa menerimanya secara utuh sebagai menantu keluarga Hwang. Bahkan di saat dirinya sudah menjabat sebagai manager di sini. Semua seperti tidak ada artinya.

"Enggak berubah ya."

Sue terlonjak dan menatap sang pelaku yang sekarang tengah berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan. Sue memundukan sedikit tubuhnya dan menggeleng pelan.

"Meeting mau dimulai dan sajangnim masih disini?" Tanya Sue dengan raut keheranan.

"Santai. Jangan tegang. Toh semuanya bakal berjalan sesuai yang kita rencanakan."

Santai. Santai kepalamu!! Batin Sue kesal.

"Mertuamu sinis sekali."

Sue hanya tersenyum kecut, "Biasa aja."

"Ck, heran deh kamu mau nikah sama suamimu. Cinta buta?"

"Na Jaemin-ssi, jaga bicaramu."

Sue langsung meninggalkan atasannya itu dengan wajah kesal. Apalagi kalau bukan perkataan Jaemin barusan. Dasar! Suka sekali hidupnya mencampuri urusan pribadi orang lain. Menjengkelkan!!!

———

Sue berakhir makan siang bersama mama mertua. Entah ada angin apa tiba-tiba mama mengajaknya pergi makan setelah meeting pemilik saham selesai. Tentu saja Sue tidak bisa menolak. Bisa-bisa mama tambah membencinya. Sungguh, Sue ingin menjaga hubungan baik dengan sang mama mertua.

Sedikit canggung memang. Tapi mau bagaimana lagi. Sue berusaha bersikap normal dan sedikit membahas beberapa trend belakangan ini. Untungnya mama sesekali menanggapi.

"Udah dua bulan kalian nikah, enggak ada niatan buat ke rumah?"

Sue terdiam. Ia meletakan garpunya ke atas meja.

"Iya, nanti kita ke rumah," jawab Sue.

"Mama tau, Renjun masih kesal sama mama. Tapi bukan berarti kamu enggak bisa bujukin dia kan? Apa kamu sengaja dan makin seneng karena Renjun yang ngejahuin mama?"

Kepala Sue langsung menggeleng cepat, "Enggak, ma. Mana mungkin."

"Bisa aja kan? Siapa yang tahu?!"

"Ma,"

"Mama enggak secepat itu nerima kamu sebagai menantu keluarga Hwang. Kamu tau itu. Jadi bersikaplah yang baik. Biar mama bisa mempertimbangkannya."

Setelah mengatakan kalimat tajam itu, mama meninggalkan Sue begitu saja. Sementara Sue hanya terdiam ditempatnya. Tidak mampu mengucapkan satu katapun.

Ya, Sue tahu posisinya. Bahwa dirinya bisa memenangkan hati Renjun karena Renjun mencintainya. Pernikahan mereka bahkan tidak di restui oleh mama. Hanya karena Renjun memohon dan mengancam akan bunuh diri jika dirinya sampai batal menikahi Sue. Maka terlaksanalah pernikahan keduanya.

Dalam kurun satu tahun, ada banyak hal yang telah terjadi. Bagaimana cinta keduanya mendapat banyak ujian. Tapi masih bisa bertahan hingga keduanya memutuskan untuk menikah apapun yang terjadi.

Sue akan menanggung resikonya. Begitupun Renjun. Asal keduanya saling menopang dan memberi dukungan. Bukankah akan lebih mudah meniti masa depan. Ya. . . Seandainya.

———

Part 2 : Renjun's Mom (End)

Renjun | Husband & Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang