Worried

636 52 19
                                    

Husband & Wife

*
*
*

Sue keluar dari kamar mandi. Sudah nyaman dengan jubah tidur yang membalut gaun tidurnya. Sementara Renjun, masih bergelung dengan kancing lengan kemejanya. Lelaki itu mendongak dan tersenyum melihat Sue yang berjalan pelan ke arahnya.

"Udah selesai?"

Sue mengangguk dan bukannya memberikan akses untuk Renjun yang hendak ke kamar mandi, ia malah melingkarkan lengannya di pinggang Renjun. Hidungnya mengendus sekitar leher Renjun yang terekspos karena tiga kancing teratasnya dibiarkan terbuka.

"Nanti aja mandinya," gumam Sue sementara bibir dan hidungnya sudah aktif disekitar rahang Renjun.

"Aku bau keringat, babe," Renjun menahan bahu Sue membuat kegiatannya terhenti.

"Enggak, kamu wangi," dan mencuri sebuah kecupan dibibir Renjun. Oh tentu saja ia harus menarik tubuh Renjun agar merunduk kearahnya.

Renjun tersenyum, memberikan senyuman terbaiknya sebelum akhirnya menyerah dan mulai membalas perlakuan Sue. Menekankan bibirnya di atas bibir sang istri lalu mulai melumatnya perlahan. Tentu saja Sue menyambutnya dengan suka cita.

"Habis makan apa tadi? Agresif banget," goda Renjun setelah melepaskan tautan bibirnya.

Sue hanya diam, menikmati detak jantung Renjun yang berdentam tak beraturan dibalik kemeja putih yang dipakainya. Ia membenamkan wajahnya disana dan makin mengeratkan pelukannya di pinggang Renjun.

Kepala Sue mendongak, menatap wajah tampan Renjun yang kini juga menatap ke arahnya. Sebelah tangannya perlahan terulur, mengusap lembut pipi Renjun yang terlihat berisi. Renjun memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Sue. Hanya sebentar sebelum akhirnya Renjun menangkup tangan Sue dan melepaskan dekapannya.

"Aku mandi dulu. Kamu tidur aja duluan," kata Renjun sembari menepuk puncak kepala Sue.

Sue menggeleng dengan bibir mengerucut, "Tidur aja?"

"Iya, tidur."

Sue menarik tengkuk Renjun. Kembali membenamkan bibirnya di atas bibir tipis Renjun yang entah kenapa begitu manis malam ini. Tubuh Renjun agak terhuyung mendapat serangan yang begitu tiba-tiba. Namun berhasil mengimbanginya dengan merangkul pinggang ramping Sue.

Perlahan Renjun memejamkan matanya, membalas lumatan itu. Memberikan akses lebih untuk Sue memperdalam ciumannya. Mengerang tertahan saat tangan Sue tak tinggal diam. Masuk ke celah kemejanya entah sejak kapan. Detik berikutnya, jangan tanya apa yang terjadi. . .

* * *

"Jun," lirih Sue.

"Hmm?" Tangan Renjun kembali mengusap lembut punggung polos Sue.

"Aku kira udah tidur," Sue sedikit mendongak untuk melihat wajah sang suami yang nyatanya memang masih terjaga.

Ia tersenyum lalu mengecup bibir Renjun dan kembali menyandarkan kepalanya di dada Renjun.

"Tidur, sayang. Kamu enggak cape?" Tanya Renjun pelan hampir terdengar seperti bisikan.

"Belum ngantuk," jawab Sue acuh.

Renjun menyandarkan pipinya dipuncak kepala Sue. Sebelah tangannya masih aktif mengusap punggung sang istri dan sesekali menepuknya pelan.

"Aku lagi mikirin sesuatu," kata Sue setelah kesunyian menemani.

"Mikirin apa?"

"Kenapa aku belum hamil juga?"

Mata Renjun perlahan terbuka begitu mendengar pertanyaan Sue.

Renjun | Husband & Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang