Mind to play a game?
Sekolah ini memang angker, dan kabarnya kutukan 15 tahun itu akan segera tiba.
Kali ini targetnya adalah 11 IPA 6, tempat anak-anak bakat berada.
Jalani misinya! Ikuti perintahnya!
Pengalaman terror yang menegangkan menanti mer...
Katanya, setiap 15 tahun sekali, akan ada kejadian yang memakan korban luka bahkan jiwa di sekolah ini.
Konon katanya lagi, yang menyebabkan kejadian itu adalah murid yang kesurupan.
Dan tahun ini, kutukan itu diperkirakan akan menerpa kelas 11 IPA 6.
Kelas 11 IPA 6 adalah kelas yang berisikan 22 anak berbakat dalam bidang seni.
Kelas bakat istimewa mereka menyebutnya.
Tapi, semakin kamu berbakat, maka semakin serakah kamu, dan semakin rendah rasa setia kawanmu.
Perhatikan tingkah laku mereka, lihat siapa yang paling banyak berubah dan cari siapa yang mencurigakan!
Kisah ini, tidak akan memiliki sudut pandang pemain, karena yang bermain sesungguhnya adalah kalian.
Perhatikan tahun-tahun yang di sebutkan, temukan petunujuk tersembunyi dan jangan pernah kalian coba untuk lupa.
Siap bermain?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu menekan tombol Play.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Februari, 2018.
Hari ini hari yang luar biasa panas, matahari sudah bersinar terang dan jam menunjukan pukul 13:00 di dinding kelas. Libur semester baru saja usai, dan sekarang mereka sudah memasuki semester kedua dari tahun ajaran ini.
Matanya menatap serius Chat Room kelasnya di Line. Membaca kembali topik yang tadi malam di perbincangkan. Guru sedang mengadakan rapat perihal perayaan ke 60 sekolah mereka, semua kelas sedang jam kosong. Dan murid-murid kelas 11 IPA 6 di SMA 1000 ini lebih memilih untuk duduk bergerumul di belakang kelas sambil bercerita. Semalam, Chat Room kelas di hebohkan oleh kabar kutukan 15 tahun yang ─katanya─ akan terjadi. Dan entah siapa yang memulai, tahu-tahu topik itu sudah mereka perbincangkan kembali.
