"Lu ngapain ke sini? Minggu ini Pit... gue masih ngantuk."
Yah si Miko mah...
"Mik.. rejeki lu dipatok ayam kalau jam segini masih molor. Hadeh. Anak bujang gitu jam segini masih penuh iler di pipi. Pamali."
Bukkkk
Dan satu bantal bau iler mendarat di muka gue. Dasar Miko jorok. Dia kini membuka matanya dan duduk tegak di atas kasur. Iya ini gue lagi gangguin Miko di rumahnya. Minggu libur, dan gue udah lari pagi sampai rumah Miko. Hebat kan?
"Lu masih sedih apa gimane? Zanna belum ada hubungin lu?"
Pertanyaan itu membuat gue melempar handuk kecil yang tadi tersampir di leher gue ke arah Miko.
"Jepiiiit bau keringat ini."
Dia kembali berteriak dan membuang handuk warna putih itu ke lantai kamarnya. Gue teguk air mineral di dalam botol yang gue bawa. Lalu duduk di tepi kasur.
"Ngapain ngomongin Zanna? Di rumah gue bosen si emak bilang Janna Janna terus, eh gue nyanyi tera janna malah di usir suruh sarapan di luar."
Miko terkekeh mendengar celetukan gue. "Lah elu udah calon bini malah dibiarin ngerawat mantan tunangan. Ckckck lu terlalu santai bro.."
Gue kini membaringkan tubuh gue di atas kasur Miko. Ngomongin soal Zanna, gue emang lagi menghindar.Bodoh emang gue. Tapi gue nggak mau Zanna jadi bimbang kalau gue ada di dekatnya. Setelah melihat rautnya yang sedih itu mendengar kabarnya si Ryan itu, gue emang memilih untuk diam dan tidak mengganggu Zanna. Dia memang ada wa gue, tapi nggak gue balas. Zanna tiba-tiba minta cuti selama 2 hari ini, dan itu memang membuat pikiran gue kemana-mana.
"Misiiii Bang Miko..."
Teriakan itu membuat Miko langsung turun dari atas kasur. Gue juga ikut menegakkan diri.
"Siapa?"
Miko hanya mengangkat bahu dan melangkah keluar dari dalam kamar. Gue langsung mengikutinya. Dan di ruang tamu si gadis tetangganya Miko yang pernah jatuh dari pohon rambutan kini tersenyum manis kepada Miko.
"Bang, dikasih ini ama Mama."
Dia memberikan satu loyang kue lapis yang buat gue menelan ludah. Wah enak ini.
"Owh, makasih ya. Bilang ama Tante Rika."
Gadis itu tersenyum manis, lalu matanya bergeser ke arah gue.
"Eh ada Abang Jepiiit.... halo Bang. "
Nah kan dia emang masih ingat sama gue. Pasalnya pas dia jatuh dari pohon gue ikut nolongin dia.
"Eh si Lun Lun, kabar baek. Lu makin cakep aja deh."
Tapi setelah mengatakan itu kepala gue kena jitakan dari Miko. Lah...
"Udah mau punya bini juga mata masih jelalatan."
Eh dia marah? Wah roman-romannya gue ngeliat ada semacam bumbu dapur ini. Eh bumbu cemburu. Si Luna malah kini langsung berdiri di dekat gue.
"Luna beneran nambah cantik ya Bang?"
Gue langsung mengacungkan dua jempol gue ke arah Luna "Cantik bener."
Tapi Luna kini malah menunjuk Miko yang sedang meletakkan kue bolu itu di atas meja.
"Bang, tuh kata Bang Jepit Luna cantik, lah kok Abang masih nggak mau jadiin Luna pacar."
Gue terbatuk beneran, sumpah. Gue terkekeh mendengar celetukan Luna. Wajah Miko langsung memerah, dan dia menarik tangan Luna untuk melangkah keluar dari rumah. Dasar. Aslinya Miko ada hati tuh ama Luna. Gue bisa nerawang. Luna itu persis ama Biru sikap dan sifatnya. Harusnya Miko dengan mudah jatuh cinta sama Luna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zandal Jepit in Love 😍
RomanceBagaimana jika sosok humoris dan tidak bisa diam bertemu dengan sosok yang jutek dan pendiam? zanna Prameswari dan Hafidz Zaafarani bertemu akankah mereka cocok? atau dua kutub yang berlawanan arah akan semakin menjauh?