Di sini sekarang Izzy berada, di tengah pesta yang diadakan teman Xander. Awalnya Izzy berniat untuk tidak ikut, tapi entah kenapa rasanya ia harus ikut mengingat perutnya yang terus berbunyi minta diisi. Dan ia berpikir, mungkin di pesta akan disediakan banyak makanan. Untung saja, Izzy membawa gaun untuk berjaga-jaga. Dress panjang tiga perempat berwarna peach dengan model bagian lengannya panjang membentuk terompet, sangat anggun ketika Izzy memakainya. Di sampingnya, Xander berdiri.Pria itu cukup tampan, memakai tuxedo dan berpenampilan sangat rapi. Izzy meletakkan tangannya pada lengan Xander, lalu mereka berjalan beriringan menuju sebuah resto di pinggir pantai di mana pesta diselenggarakan. Xander membawa Izzy untuk menyapa temannya, di sana si pemilik acara berdiri di samping seorang wanita sedang berbincang dengan para tamu. “Hei, Xander!” panggil pria itu, membuat Xander tersenyum.
“Yudha! How are you?” sapa Xander.
“I’m fine,” balasnya, pria bernama Yudha itu menaikkan alisnya menatap Izzy lalu kembali menatap Xander, bertanya.
Xander yang mengerti mengangguk, memperkenalkan Izzy. “Ah she's my friend, Izzy. Izzy kenalkan, dia Yudha.”
Yudha menatap Xander dengan pandangan menggoda. “Really? She's just your friend?”
“Yeah, just friend.”
Yudha mengangguk paham, menatap Xander menggoda dengan penuh arti. “Nikmatilah pestanya,” kata Yudha. “Aku menunggu undangan darimu,” lanjutnya lagi berbisik tepat di telinga Xander, membuatnya mendengus.
Pertunangan berjalan dengan lancar, para tamu menikmati jamuannya. “Sepertinya lidahku sangat cocok dengan masakan Indonesia,” gumam Izzy yang sejak tadi terus saja mengisi perutnya hingga melupakan jika masih ada Xander di sampingnya.
“Dan sepertinya kau sangat lapar,” gumam Xander terkekeh.
Izzy mengangguk, dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah. “Kau benar, aku menerima ajakanmu karena lapar,” katanya dengan jujur menatap Xander dengan tatapan matanya yang menggemaskan seperti anak anjing.
Xander terkekeh, menepuk singkat kepala Izzy merasa gemas. “Nikmatilah, isi perutmu hingga keyang,” kata Xander.
Izzy terdiam, perilaku Xander dengan menepuk kepalanya membuatnya menghentikan aktivitas di mulutnya. Ia benar-benar tertegun, entah kenapa ia merasakan jantungnya berdebar dengan kencang. Meskipun singkat, tapi memiliki efek yang begitu dahsyat baginya.
“Aku akan pergi sebentar, kau tetap di sini. Dan jangan ke mana-mana,” kata Xander sebelum pergi, membuat Izzy mengangguk patuh.
Sudah sepuluh menit Izzy menunggu Xander di sini, tapi pria itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Ia ingin buang air kecil, tapi takut jika nanti dirinya pergi Xander malah kembali.
Seperti sudah di ujung, tanpa menunggu Xander––Izzy pergi menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Tidak membutuhkan waktu yang lama baginya, Izzy keluar dari kamar mandi dan berniat untuk kembali dengan cepat, takut jika ternyata Xander sedang menunggunya. Tapi baru Izzy berjalan beberapa langkah, seseorang mencekal pergelangan tangannya membuat Izzy tersentak kaget.
Tubuh Izzy berbalik, di depannya seorang pria tua berkepala botak dengan perut buncitnya berdiri. Izzy dapat menilai pria tua di hadapannya sedang terpengaruh alkohol. Izzy meronta ketika pria itu mulai dekat dengan tubuhnya, tangan kirinya menahan kedua tangannya agar tidak bergerak, sedangkan tangan kanannya mulai bergerak nakal. Sekuat tenaga Izzy mendorong dada pria tua itu, tapi kekuatannya tidak sepadan dengannya. “Lepaskan! Kau akan ku laporkan!” kata Izzy memberontak, tetapi pria tua itu mengabaikannya.
Ingin berteriak pun sia-sia melihat situasi yang sepi. Jauh dari jangkauan orang. Izzy memejamkan matanya ketika pria itu berusaha mendekatkan wajahnya untuk menciumnya. Izzy hanya berharap pertolongan segera datang. Ia tidak ingin ciuman pertamanya diambil oleh seseorang yang tidak dikenalnya, apalagi seperti pria di depannya. Ugh, menggelikan!
Hingga ia merasa, tidak ada cekalan di tangannya. Ia hanya mendengar suara bising yang terjadi, dengan perlahan Izzy membuka matanya. Ia melihat Xander yang dengan beringas menghajar pria di depannya. Izzy menganga, ia terlalu syok dengan apa yang sudah terjadi padanya. Setelah puas memukuli, Xander menghempaskan pria tua itu yang sudah terkapar tidak berdaya dengan luka lebam di wajahnya. “You touch again, i kill you!”
Xander berdiri, merapikan tuxedonya sebelum menghampiri Izzy. “Are you, okay?” tanya Xander cemas.
Izzy mengangguk, refleks ia memeluk Xander menangis. “Terima kasih, kau cepat datang. Aku tidak tau bagaimana jadinya jika kau tidak segera datang tadi,” gumam Izzy.
Xander membalas pelukan Izzy lebih erat, mengusap punggung gadis itu menenangkan. “Yang terpenting kau selamat sekarang, sudah tenanglah.”
🍁
Cuaca di siang hari yang sangat mendukung. Hari ini, adalah hari terakhir Izzy dan Xander berada di Indonesia. Dan hari ini, mereka memutuskan untuk ke pantai. Berjemur.
Seperti saat ini, Izzy sedang berbaring di atas sebuah kain miliknya dengan kaca mata hitam yang sudah menggantung di hidungnya. Lalu bikini berwarna nude sudah melekat di tubuhnya. Sedangkan Xander, pria itu pergi entah ke mana. Dia hanya berkata akan membeli kelapa muda. Sepertinya sangat menyegarkan.
Di balik kaca matanya, Izzy memilih memejamkan mata hingga ia merasakan seperti ada yang menutupi sinar matahari. Perlahan ia membuka matanya, di balik kaca matanya ia dapat melihat Xander yang berada dekat di depannya. Tanpa banyak berbicara, pria itu mengecup bibir Izzy membuatnya terkejut. Izzy pikir itu hanya khayalannya, tapi semua terbukti nyata ketika Xander mulai melumat bibirnya dengan perlahan, penuh kelembutan.
Izzy masih syok dengan apa yang dilakukan Xander, berulang kali ia mengedipkan matanya mencoba untuk mencerna semua apa yang sebenarnya terjadi. Izzy dapat melihat tatapan Xander seakan berkabut penuh gairah. “X–Xander, hentikan,” gumam Izzy berusaha menjauhkan tubuh Xander tapi pria itu menghiraukannya. Pria itu terlihat mengerang, tanpa aba-aba menggendong tubuh Izzy ala bridal style membawa gadis itu menuju penginapan. Jarak pantai dengan penginapan mereka memang dekat.
Sedangkan Izzy yang berada di gendongan Xander sudah was-was dengan perlakuan pria itu, jantungnya berdegup dengan kencang sekali dorongan, Xander mampu membuka pintu kamarnya. Menjatuhkan tubuh Izzy di atas kasur.
Izzy memundurkan tubuhnya, tubuhnya gemetar, ia takut dengan Xander. “Xander sadarlah, aku tau kau dipengaruhi sesuatu,” gumam Izzy. Pasalnya ketika Xander berkata ingin membeli kelapa muda, pria itu masih baik-baik saja. Tapi kenapa ketika kembali ada yang berbeda. Izzy terus memikirkannya dan tersadar, Xander pasti terpengaruh sesuatu. Entah apa namanya, Izzy pernah mendengar dari Cala tentang obat perangsang, ah entahlah. Yang harus dilakukannya adalah menyadarkan Xander dari pengaruh obat tersebut. Tapi, kenapa Xander bisa terpengaruh dengan obat sialan itu? Tanya Izzy dalam hati.
Xander mulai mendekat, menarik kedua kaki Izzy menahannya. Izzy berusaha untuk tidak memberontak. Ada sesuatu yang harus dilakukannya, tanpa harus melepas keperawanannya. Ya, baiklah Izzy akan melakukannya. Lalu setelah itu melupakannya. Bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Semua baik-baik saja.
Semarang, 06 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Of 5 ✔ [Terbit]
Romantik#Hot Duda Series 1 Start: 12 September 2019 Finish: 12 Desember 2020 Cerita ini masih lengkap dan meskipun sudah ending aku harap, kalian tetap memberikan dukungan ya dengan cara vote dan komen. Terima kasih untuk kalian, semoga suka dengan kisah X...