12. Center Of Attention

14.5K 1.2K 38
                                    

Sesekali Xander menghela napasnya kasar ketika melihat Autumn yang tidak segera menyelesaikan makannya. Putri kecilnya itu terlihat begitu santai, dan tidak memperdulikan keadaan sekitar yang sepertinya mulai memanas.

Terlihat secara terang-terangan, semua mata mencuri pandang ke arah meja di mana mereka berada. Seketika saja mereka menjadi pusat perhatian. Xander juga menangkap gerak-gerik Izzy yang sedikit terganggu, apalagi suara bisik-bisik yang mulai terdengar.

"Ternyata benar? Mereka memiliki hubungan khusus?"

"Perpaduan yang sangat sempurna, jika pewaris tunggal Madison dan Oberoi bersama."

"Mereka bertiga seperti keluarga kecil, sangat manis."

"Ku pikir, Izzy dan Xander sangat cocok."

"Ah, aku berharap mereka bisa bersama di masa depan."

"Bukankah mereka lebih cocok seperti seorang ayah dan putrinya?"

"Xander tidak setua itu! Lihat, meskipun sudah memilikk 5 orang anak Xander masih terlihat sangat tampan dan bugar."

"Aku penasaran bagaimana pria itu jika berada di atas ranjang."

"Jaga kalimatmu, mereka bisa mendengar."

Xander memerah ketika mendengar kalimat yang membuatnya tak habis pikir. Bagaimana bisa mereka mengatakan hal tidak senooh ketika ada dirinya di situ. Sedangkan Izzy yang mendengarnya menggeleng geli, astaga itu sangat menggelikan.

Dengan santai, Izzy mengambil kaca matanya di tas. Lalu memakainya, dan terpaksa gadis itu menggerai surainya agar menutupi wajahnya. "Autumn, bisakah kau percepat makanmu," gumam Xander.

Autumn yang sedang menikmati es kirimnya menghentikan aktivitasnya. Gadis kecil itu menggeleng, "Tidak boleh makan sambil tergesa-gesa, Daddy. Iya, kan Izzy?" tanyanya menatap Izzy.

Izzy mengangguk, tersenyum hagat. "Makanlah, perlahan." Katanya mengusap kepala Autumn.

"Izzy, kenapa kau memakai kaca mata?" tanya Autumn heran.

"Ah, mmm tidak apa," balas Izzy bingung.

Autumn tidak bertanya lagi dan melanjutkan untuk menikmati es kirimnya yang sudah mulai mencair.

🍁

"Akhirnya," Izzy menghela napasnya begitu ia memasuki mobil Xander. Diikuti pria itu dan Autumn.

"Maaf, sudah membuatmu merasa tidak nyaman," kata Xander pada Izzy.

Izzy menggeleng. "Tidak apa. Tidak perlu meminta maaf, sungguh."

Hening.

Tidak ada lagi perbincangan, begitu pun dengan Autumn yang tadinya berisik–––gadis kecil itu sudah tidak bersuara lagi. Xander mengintip dari kaca spion, putrinya itu sudah tertidur dengan lelap.

"Ah iya, ini aku mengantarmu ke mansion atau kembali ke kantor?" tanya Xander pada Izzy.

"Mansion saja, kantor terlalu jauh." Izzy menatap Xander, "Masalah mobil biar sopirku yang mengambilnya."

Xander mengangguk mengerti, dan melanjutkan kemudinya menuju mansion Izzy. Lagipula dirinya juga sudah cukup hapal jalan menuju mansion gadis itu, jadi tidak perlu bertanya lagi.

🍁

Izzy menatap langit-langit kamarnya, pandangan matanya menerawang pada kejadian yang dialaminya akhir-akhir ini. Sejak summer camp yang membawanya bertemu, bahkan mengenal keluarga Oberoi. Lebih tepatnya, hubungannya menjadi dekat dengan anak terakhir Xander. Autumn Eija Oberoi.

Ah, ini akan menjadi rumit jika dilanjutkan––dalam artian, Izzy tidak boleh bertemu jika tidak penting, seperti menyangkut pekerjaan. Izzy hanya tidak mau akan ada berita yang tidak benar menyebar lagi. Ia tau, semua hanya permainan media untuk mereka mendapatkan keuntungan. Tapi, juga tidak harus seperti ini.

Bukankah sangat menyeramkan jika ternyata Xander sudah memiliki wanita lain, tapi pria itu memilih menyembunyikannya dan tidak mengungkapkan pada media? Meskipun dirinya sedikit tau, Xander tidak pernah terlibat skandal dengan seorang wanita semenjak istrinya meninggal. Hingga tiba-tiba saja dirinya tidak sengaja muncul, terlibat dengan keluarga Oberoi. "Oh, God!"

Suara ponsel yang terdengar nyaring hingga memekakkan telinga membuat Izzy tersadar, di sana nama Cala muncul. Sahabatnya itu menghubungi melalui video call.

"Izzy! Katakan padaku jika berita yang ku lihat itu tidak benar," seruan dari Cala membuat Izzy mendengus.

Oh, secepat itukah beritanya menyebar hingga pelosok negeri. Nyatanya Cala yang tidak berada satu negara dengannya saja sampai tau.

Izzy mengangguk malas. "Tidak benar. Media saja yang mengarang."

"Ah, tapi jika benar pun tidak masalah. Ku lihat Xander cukup tampan dan bahkan sangat mapan."

Izzy mendengus, mendengar balasan Cala. "Asal kau tau dia sudah menikah dan memiliki lima anak, Cala."

"Oh God! Semua bisa berubah baby, dia yang tidak mencintaimu bisa saja dalam sedetik mencintaimu. Lagipula, istrinya sudah lama meninggal. Aku sangat paham, pasti kadang kala Xander merasa kesepian."

Izzy memutar bola matanya malas, Cala dan sok taunya. Lihat! Sahabatnya itu sudah berbicara melantur. "Dan kita tau, Xander adalah pria yang sangat setia dengan istrinya."

"Sudah, tidak usah membahas Xander dan berita tidak benar itu," lanjut Izzy menggerutu.

Kini giliran Cala mendengus, wanita itu berdecak kesal. "Sungguh kalian sangat cocok."

"Aku tidak peduli."

"Lihat saja jika kalian dekat, atau kau yang akan memiliki perasaan padanya. Awas saja!"





















KST, 20 Agustus 2020
Happy Birthday To Ma Boi, Asahai🤖❤

Daddy Of 5 ✔ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang