1#KOTAK PENSIL

243 25 2
                                    


[Sebelum di baca, jangan lupa vote and coment biar author lebih semangat buat update. Happy reading 🍂]

Pagi yang cerah, dengan udara pagi yang begitu segar. Ke-enam inti Thunder berjalan berdampingan di koridor sekolah, dengan Bintang yang memimpin di depan.

Sedangakan dari arah berlawan, seorang gadis dengan rambut pirang, berjalan sambil bersenandung riah sambil menggenggam kotak pensil berlogo hello Kitty

"Talia, awas nabrak!!" Teriak salah seorang yang masih bisa di dengar Bintang dan "bruk"
Suara pantat gadis tersebut yang menghantam lantai dengan sadisnya, sedangkan kotak pensilnya terlempar ke arah kaki Bintang

"Huah Bunda!!! Kotak pensil Talia!!! Kakek maafin Talia,Talia gak becus ngejagain amanat kakek!!" Teriak gadis yang bernama Talia dengan dramatisnya

"Heh! Kamu! Punya mata gak sih? Kalau jalan jangan pakai kaki doang! Mata di ciptain buat ngeliat, bukan buat di pajang doang. Kalau mau di pajang doang, langsung di cungkil aja biar gak sia-sia. Udah di ciptain malah gak bersyukur. Kamu tau harga kotak pensil ini? Kotak pensil ini lebih mahal dari harga diri kamu!" Omel gadis tersebut panjang lebar sedangakan Bintang hanya menatap datar

"Siapa dia? Apakah dia gak kenal siapa gue? Berani sekali dia. Untuk pertama kalinya, gue di omelin cewek." Batin Bintang sambil mengepalkan kedua tangannya

"Tal udah Tal. Lu gak tau siapa yang lu tabrak? Itu kak Bintang, anak kelas 12 IPS1 yang paling di segani semua orang." Bisik teman gadis tersebut yang masih bisa di tangkap oleh Indra pendengaran Bintang

Gadis itu hanya menelan ludahnya dengan susah payah. Sedangkan Bintang hanya menatap nya datar.
Berbeda dengan Bintang, sahabat-sahabatnya sudah cekikikan tak jelas, karena baru kali ini ada seseorang yang berani mengomeli seorang Orion Bintang Bagaskara.

Dan yang lebih lucunya lagi, yang mengomelinya adalah seorang gadis, yang bahkan tubuhnya bisa di bilang sangat mungil. Postur tubuh gadis itu bisa di angkat oleh Bintang, walau hanya menggunakan salah satu jarinya. Ajaib bukan?

"Udah ngomelnya?" Tanya Bintang tanpa ekspresi sedangkan gadis itu hanya tersenyum kikuk dengan ekspresi polosnya

"Bang Nova, Akas, sini urusin adik lu pada!" Teriak teman gadis itu ketika melihat Nova dan Angkasa berjalan berdampingan

"Kenapa sama adek gua?" Tanya Nova

"Oh jadi ini adek lu? Bilangin sama adek lu, kalau ngomong gak usah teriak-teriak. Badannya udah kecil, suaranya juga kecil. Pas teriak kek anak tikus. Cabut!" Ujar Bintang lalu mengajak temannya pergi

"HEH ANAK IBLIS!! SEENAK JIDATNYA AJA NGATAIN AKU ANAK TIKUS!! BUNDA SAMA AYAH AJA GAK BERANI NGATAIN AKU ANAK TIKUS. EMANG KAMU SIAPA? ANAK KEPALA SEKOLAH!" Omel gadis tersebut tak terima sambil menarik lengan Bintang

"Gak usah berisik, gak cocok sama wajah lu. Wajah lu terlalu imut buat jadi gadis cerewet," ucap Bintang sambil menaruh jari telunjuknya di bibir Talia lalu beranjak mengikuti langkah sahabat-sahabatnya.
Gadis itu hanya mati paku di tempat, dia berdiri dengan jantung yang berdetak tak karuan.

"Abang, bawa Talia ke dokter. Jantung Talia udah gak sehat lagi," pintah gadis itu kepada lelaki yang tadi mengaku sebagai abangnya sedangkan kedua temannya hanya melongo mendengar kepolosan sahabat mereka

"Itu bukan sakit Talia. Itu namanya jatuh cinta pada pandangan pertama." Jelas salah satu lelaki lagi

"Cinta itu apa?" Tanya gadis itu lagi dengan polosnya

"Cinta itu sebuah karya seni di mana tak terlihat, namun bisa dirasakan seperti hembusan angin yang mengalir dalam nadi." Samar-samar Bintang mendengar jawaban dari teman gadis itu

THUNDER [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang