Chapter 7

12.3K 1K 63
                                    

Setelah peristiwa ciuman kilat di jembatan Gwangilli, Mew dan Gulf tak saling bertegur sapa satu sama lain. Ego masing-masing yang menuntut mereka berlaku seperti ini. Bahkan setelah mereka kembali ke Bangkok. Sudah hampir tiga hari ini mereka hanya saling melihat tanpa mengucapkan sepatah katapun saat berpapasan di apartemen. Namun hari ini adalah pengecualian, karna mereka akan berkunjung ke rumah sakit menjenguk Ibu Gulf.

Mereka datang secara terpisah ke rumah sakit. Mew harus menghadiri rapat perusahaannya bersama beberapa kolega, sedangkan Gulf sedang ada pertemuan dengan beberapa model di agensinya. Gulf tiba terlebih dahulu di rumah sakit, ia langsung bergegas menuju kamar rawat Ibunya tanpa menunggu Mew yang belum menunjukkan batang hidungnya. Sesampainya di lantai kamar rawat yang ia tuju, dia melihat Bright sedang berada di koridor itu. Kontan Gulf tersenyum melihat Bright ada di depan matanya.

"Bri," sapa Gulf pada pujaan hatinya selama 8 tahun itu.

Bright yang sedari tadi tak memerhatikan sekitarnya terkejut saat melihat Gulf.

"Gupi... Hai apa kabar? Lama tak bersua," ucap Bright sambil tersenyum pada Gulf. Tangan kanan Gulf diraihnya lalu dijabatnya. Senyum Gulf terus terukir di wajahnya. Ia terlihat bahagia. Sangat bahagia. Begitu juga Bright.

"Gupi.... Aku suka dia memanggilku dengan sebutan Gupi. Bright... Aku merindukanmu. Oh Tuhan, rasanya aku ingin berteriak dan mengatakan padanya bahwa aku menyukainya. Aku ingin memeluknya saat ini juga." Gumam Gulf dalam hati.

"B-baik. Bagaimana kabarmu?" Jawab Gulf gugup, menghindari tatapan intens dari Bright. Sontak wajahnya memerah.

"Kabarku baik. Sudah lama sekali kita tak bertemu, terakhir aku melihatmu di waktu launcing handphone Opp* Reno. Aku mencarimu setelah itu tapi sepertinya kau pulang duluan." Ucap Bright.

"Benarkah? Dia mencariku? Kalau bukan karna Mew pasti aku akan betah berlama-lama di malam itu. Ini semua karna Mew Suppasit, menyebalkan."

"By the way, Gupi yang sekarang sangat berbeda dengan Gupi yang dulu. Kau semakin..." ucapannya terhenti sesaat "semakin cantik..." tambahnya cepat.

"Cantik? Aku ini lelaki, Bri..." ucap Gulf sambil mempoutkan bibirnya tak terima dirinya dibilang cantik.

Bright yang melihat tingkah Gulf kemudian tertawa sambil mengacak rambut Gulf gemas "Imutnya Gupi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bright yang melihat tingkah Gulf kemudian tertawa sambil mengacak rambut Gulf gemas "Imutnya Gupi... Sangat menggemaskan!" ujar Bright lalu berlanjut dengan adegan mencubit pipi Gulf. Gulf yang diperlakukan seperti ini hanya menahan hasratnya, wajahnya sudah semerah kepiting rebus. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku ada janji dengan dokter keluargaku sekaligus menjenguk Ibuku, beliau sedang sakit jadi aku datang untuk melihatnya." ujar Gulf ramah.

"Beliau sakit apa?" tanya Bright cemas.

Baru saja Gulf akan menjawab pertanyaan Bright, pria yang tak ingin ia harapkan kehadirannya saat ini sudah berada tak jauh dari mereka.

"Excuse me... Apa aku melewatkan sesuatu?" Mew datang dan berdiri di belakang Gulf.

Marriage Contract ⚠🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang