Gulf berjalan tertatih keluar dari elevator, hatinya sakit mendengar pengakuan suaminya. Kecewa. Selama ini ia berpikir Mew benar-benar mencintainya tapi pada kenyataannya Mew masih mencintai Pim atau Baifern yang Gulf yakini adalah cinta pertama Mew sekaligus teman baik Gulf ketika masih menjadi trainee di agensi.
Pikirannya kacau. Gulf berjalan tanpa melihat sekelilingnya. Hal yang dipikirkan saat ini adalah ia ingin segera pulang ke apartemennya.
Bugh!
Gulf tak sengaja menabrak seseorang di depannya.
"Ma-maaf--- Maafkan aku," ujar Gulf sambil menahan isakannya.
"Gupi?" sapa orang itu, Gulf perlahan mengangkat wajahnya ke arah suara itu. Pandangan mereka bertemu. Tatapan lembut itu masih sama seperti saat Gulf pertama kali mengenalnya.
"Gupi kau kenapa?" Orang itu refleks mengusap wajah Gulf yang basah. "Mengapa menangis? Kau kenapa?" Tanya seseorang itu padanya. "Kau hamil? Gupi jawab aku!"
"Briii---" ucap Gulf lirih, Bright pun refleks merengkuh Gulf ke dalam pelukannya. Mengelus punggung Gulf pelan. Siang ini Vachirawit corp ada pertemuan dengan perusahaan Mew. Namun sungguh di luar dugaan Bright, ia bertemu dengan Gulf. Pria yang ingin ia lindungi dari dulu, "tenanglah... kau kenapa hmm? Ceritakan padaku jika kau ada masalah," Gulf terisak di dalam pelukan Bright. Pelukan hangat yang selalu menjadi favorit Gulf dulu.
Bright refleks mencium surai hitam Gulf bermaksud untuk menenangkan pria berzodiak sagitarius ini. Gulf lalu menggeleng dalam pelukan hangat pria berzodiak capricorn ini, mendorong tubuh Bright pelan agar menjauh. "Maafkan aku Bri, tapi aku harus pergi," ujar Gulf tiba-tiba dan berlalu tanpa memberi penjelasan.
Bright refleks menarik pelan pergelangan tangan Gulf "Gupi... Jika kau ingin bercerita, aku siap mendengarkannya. Kau tahu kan aku sangat peduli padamu," ujar Bright meyakinkan namun Gulf memilih berlalu dari penglihatannya.
"Gupi--- Ada apa sebenarnya? Kau mengandung? Apakah kau mengandung anak Mew?" pikiran Bright kacau seketika dengan apa yang ia lihat. Kenyataan pahit bahwa Gulf sedang mengandung anak Mew Suppasit, Bright bahkan belum mengatakan perasaannya pada Gulf. Apakah ini kekalahan telak baginya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keheningan amat terasa di ruang kerja Mew. Suasana yang sempat menegang kini kembali tenang. Baifern tampak tengah menyeka air matanya yang sedari tadi menyeruak, sementara Mew hanya berdiri menyandar di sudut ruangan dengan sekaleng bir di tangannya. Tak ada lagi yang dapat ia utarakan pada Baifern. Begitu juga dengan wanita itu. Pernyataan bahwa Mew mencintai Gulf sudah cukup menjadi pukulan yang sangat telak baginya. Tak terbayang betapa sakit hatinya saat mendengar pengakuan Mew tadi. Mew lebih memilih Gulf yang notabene adalah seorang gay. Baifern lebih memilih dihujat habis-habisan daripada harus mendengar pengakuan cinta Mew untuk Gulf, pria gay sekaligus teman baiknya.Baifern kembali menyeka air matanya dengan sapu tangan yang ia keluarkan dari tas tangannya. Maskara dan segala macam hiasan wajahnya luntur secara perlahan akibat air matanya. Wajah cantiknya kini terlihat sendu. Ia terlihat bangkit dari tempatnya. Dengan sedikit gemetar ia mendekati Mew. "Pulanglah," ucap Mew pelan sambil menatap Baifern.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract ⚠🔞
RomanceGulf Kanawut Traipipattanapong dibuat frustasi oleh ibunya yang jatuh sakit untuk segera menikah. Di sisi lain Mew Suppasit Jongcheveevat harus mengakhiri masa lajangnya demi mendapatkan saham perusahaan keluarga sepenuhnya. Akankah keduanya menemuk...