Mew menatap lelaki yang ada di depannya. Dia terlihat sangat berbeda dari lelaki yang ia bully semasa sekolah dulu. Kini ia terlihat manis dengan perpaduan warna kulit tan, tubuhnya terlihat atletis tapi tidak se-atletis miliknya. Tidak seperti dulu yang terlihat cupu, kumel, dan tentu saja kacamata yang selalu menghiasi kedua matanya. Mew hanya tersenyum saat memikirkannya. Gulf Kanawut telah bertransformasi menjadi lelaki yang manis dan menarik. Namun dengan cepat Mew menggelengkan kepalanya. Apa yang ia pikirkan barusan? Dia buru-buru meneguk minumannya yang sedari tadi sudah ada di depannya.
Mew kembali melihat tingkah korban bully sekaligus rivalnya jaman SMA itu dan hanya bingung saat melihat kelakuannya. Tak pernah terlintas dipikirannya sedikit pun seorang Gulf Kanawut akan mabuk tepat di hadapannya.
Tiba-tiba Gulf kembali bangun dan sontak mengangetkan Mew. "Kau tahu Mew... Aku kacau, aku frustasi dengan hidupku," ujarnya dengan mata yang sudah sayu.
"Kau kenapa memangnya? Sudah bosan hidup?" Gulf memukul lengannya.
" Hey... Apa-apaan ini?" protes Mew.
"Ibuku jatuh sakit dan beliau memintaku untuk segera menikah. Sedangkan aku tak mempunyai pasangan, jadi aku harus mencari lelaki yang mau kunikahi agar kondisi Ibu semakin membaik."
"Kau bisa menikahi sahabatmu Ja Phachara kan? Bukankah dia juga gay?" tanya Mew.
Gulf kembali menggeleng kepalanya cepat "Aku tak mungkin menikah dengannya. Ja milik First, dan aku tak mungkin merebut pasangan sahabatku. First masih sahabatku juga," kemudian ia terkekeh "aku berharap ada pria single yang dikirimkan Tuhan dan bersedia kunikahi."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract ⚠🔞
عاطفيةGulf Kanawut Traipipattanapong dibuat frustasi oleh ibunya yang jatuh sakit untuk segera menikah. Di sisi lain Mew Suppasit Jongcheveevat harus mengakhiri masa lajangnya demi mendapatkan saham perusahaan keluarga sepenuhnya. Akankah keduanya menemuk...