Author POV
"Kenapa jadi kita berdua yang disuruh ngambil perlengkapan kafe sih?"
"Ya kan dikelas cuma ada 5 orang. 3 orang bersih-bersih kelas dan menambah dekoran, ya sisanya yang gak ngapa-ngapain ngambil perlengkapan lah."
Yah, beginilah. Pada pagi yang cerah nan sejuk ini, dua insan berbeda gender itu disuruh oleh teman satu kelasnya untuk mengambil perlengkapan cafe seperti meja dan kursi. Karena yang lain sudah mendapatkan tugas masing-masing, mereka yang tidak mengerjakan apa-apa lah yang disuruh mengambil perlengkapan.
Karma menutup mulutnya--dengan telapak tangan--yang terbuka lebar karena menguap lalu menghela napas, "Melelahkan sekali. Aku ngantuk."
"Halah. Palingan kerjaan mu di rumah hanya baring-baring doang," celetuk Kyra yang bersidekap dada.
Karma mendorong dahi Kyra dengan telunjuk nya, menyebabkan Kyra termundur sedikit, "Jangan sok tahu ya."
Kyra memegang dahinya lalu menggembungkan pipinya kesal, "Tapi benar kan?"
Karma mengalihkan pandangannya karena apa yang dikatakan Kyra benar, "Nggak tuh."
Kyra melirik Karma dengan intens lalu menatap jendela koridor, "Yasudah."
Mereka berdua pun akhirnya sampai ke gudang penyimpanan. Tanpa ragu-ragu lagi, mereka masuk dan berpencar untuk mencari barang yang diperlukan.
Di sisi lain, seorang satpam yang sedang berkeliling melihat gedung penyimpanan terbuka. Dia bingung, seharusnya gudang penyimpanan sudah ditutup. Apa satpam yang kemarin jaga lupa menguncinya? Atas pemikiran sepihak itu, satpam langsung mengunci pintu gudang yang sudah di perketat--akibat Karma menendangnya dan membuat gembok yang lama rusak.
"Akabane, ini kayaknya udah semua deh."
"Punyaku juga udah. Langsung aja kita bawa," seraya Karma mengangkat beberapa kardus yang berisi meja bongkar pasang, Karma berjalan menuju pintu gudang satu-satunya dan tidak bisa ia buka karena di kunci dari luar.
"Tsk, jangan bercanda," Karma mencoba untuk membuka paksa dengan kakinya namun gagal.
Sadar akan Karma yang kesulitan untuk membuka pintu, Kyra langsung mengerti apa yang terjadi, "Dikunci dari luar?"
Karma mengangguk lalu menubrukkan dirinya ke pintu--masih berusaha membuka pintu--namun hasilnya nihil.
"Ya tunggu aja udah. Gak bisa ngapa-ngapain juga kita," Kyra langsung pasrah dan duduk sembari memunggungi pintu.
Karma menghela napas pelan lalu ikut duduk di samping Kyra, "Yah, kau benar. Aku akan menelpon teman-teman kita yang ada di kelas."
Karma mengeluarkan handphone nya, ibu jarinya menekan aplikasi kontak lalu mencari nama teman sekelas. Di saat itu juga ia sadar akan sesuatu.
"Aku gak punya kontak temen sekelas kita."
"HAH?!" Seru Kyra kesal, "Aku tak percaya hal ini! Nomor Nagisa gimana? Ada kan?"
"Tapi kan ini masih pagi banget, dia masih belum ada di sekolah."
"Masya Allah, Akabane bin Bakarma!! Goblok banget sih jadi manusia!!" Kesal Kyra.
Karma menaikkan sebelah alisnya, tidak terima di oloki seperti itu oleh Kyra, "Emangnya kamu ada nomor telepon anak sekelas?"
"Adalah!" Kyra pun meraih saku roknya lalu mencari-cari smartphone nya. Namun, yang dirasakannya hanyalah kain dan uang logam yang ada di dalam saku. Kyra beralih memeriksa saku lainnya, namun hasilnya juga sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet As Strawberry, Dangerous Like Rose Thorns
Fanfiction"Hawa-hawa mereka mengerikan. Tidak mungkin ada manusia yang sanggup berada di samping mereka" -Seraphina Kyra "Cewek gak tau terima kasih" -Akabane Karma & Asano Gakushuu Asano Gakushuu x OC x Akabane Karma