part 3

10 4 0
                                    

“assalamu’alaikum warrah matulloh”
Khansa lupa bahwa yang didepannya ali, dia hampir mencium tangan ali seperti dia mencium tangan abinya

“astagfirullah, maaf ali aku lupa aku kira kamu abi. Kok kamu juga diem aja “

“hehe, aku lupa juga kukira biasanya umiku yang dibelakang”

“dasar ali”

Kembali ke kelas…

“ciiee, yang baru selesai sholat berdua udah kayak punya hubungan serius aja nih” kata faiz temen ali

“faiz jangan macem macem kamu ya” bentak khansa

“sabar khansa jangan dengerin omongan orang lain”

“iya ali”

“khansa kamu jangan macem macem ya sama ali, aku suka banget sama ali dan aku cinta dia, jangan sampe ali berpaling dari aku Cuma gara gara kamu. Awas kamu” kata lina

“iya lina, maafin khansa ya”

Ali menatapku saat aku dimarahi lina
Saat pulang tiba..

“khansa, aku pulang dulu ya” kata fara

“iya farra hati hati ya”

“khansa kok kamu enggak pulang?” tanya ali

“nanti ali, aku mau sholat ashar dulu soalnya tadikan masih belajar pass azdan ashar”

“mashallah, aku yang jadi imam ya”

“enggak usah ali, nanti kamu pulangnya kesorean, ntar dicari umi kamu gimana”

“enggak papa, ayok”

Mereka sholat berjamaah di masjid sekolah

“ya allah kok perasaanku enggak karuan ya, astagfirullah jaga iman hamba ya Allah” batin khansa

“ya allah aku suka sama khansa ya allah, dia wanita yang aku idam-idamkan, aku berjanji selalu mendoakan yang terbaik untuknya” batin ali.

Mereka berdua berjalan berjauhan karena merek tau tidak boleh saling berdekatan dengan yang bukan mahromnya

“allahu Akbar” ali menjadi imam sholatnya

Setelah selesai sholat

“khansa kamu pulang naik apa”

“naik angkutan umum”

“ aku anter kamu pulang ya?” tawaran ali

“astagfirullah, tidak usah ali. Kita enggak boleh pulang bareng”

“siapa yang melarang, selagi kita enggak melakukan hal diluar batas tidak masalah bukan, toh kamu diangkutan umum juga desek-desekan sama lawan jenis kan”

“iya juga ali, tapi…”

“udahlah ayo, nanti kamu duduk belakang biar kita jauh”

“terimakasih ali” dengan rasa deg-degan, nerveous khansa akhirnya menerima tawaran ali

Setelah sampai rumah khansa..

“ali nanti turun diperempatan itu aja ya”

“kenapa? Kenapa enggak sampe rumahmu aja, biar bunda kamu tahu siapa yang nganter anaknya”

“nanti kalau…”

“nanti aku yang bilang sama bunda kamu kalau aku yang paksa kamu buat aku anter”

“jangan ali, nanti kamu dimarahin bunda”

“enggak tenang aja”

“asslamu’alaikum” kata khansa sembari mengetuk pintu

Cinta dalam Diam (love in quite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang