5 || Cerita Ayah

8 3 0
                                    

****

Winston terduduk lesu di lantai kamar Paul. Fakta yang baru saja ia temukan merenggut segala energi yang ada dalam dirinya. Bagaimana bisa ia menjadi seorang anak peri? Dan juga ayahnya sengaja memindahkannya ke tempat yang jauh dari keramaian karena ayahnya berfikir ia mempunyai sihir. Padahal ia sama sekali tidak pernah merasakan ada sihir di dalam tubuhnya. Wingston hanya berfikir sihir ada di dalam dongeng saja, tidak ada di dunia nyata. Begitu pun dengan peri, peri hanyalah ilusi manusia, dongeng manusia, tidaklah nyata. Walaupun banyak yang mengaku bahwa mereka pernah bertemu dengan peri, tapi tidak semua orang mempercayainya, termasuk Winston, ia setengah percaya pada peri, karena dari dulu Winston sudah melihat peri dalam pikirannya, padahal dulu Winston belum mengenal peri sama sekali. Bahkan ia baru mengetahui bahwa makhluk-makhluk yang muncul di pikirannya bernama peri. Jadi apakah itu benar atau salah?

Pas sekali ketika kebingungan menyerang Winston, Paul kembali ke rumah dengan tergesa gesa. Menunjukkan ekspresi bahagia dan semangat. Mencari cari keberadaan Winston di sekeliling rumah, namun ia tidak menemukannya. Paul mencari lagi ke kamarnya, tapi tetap tidak ada. Ia keluar lagi dari kamar Winston, dan melihat pintu kamarnya terbuka. Dengan semangat ia berjalan ke arah pintu karena ia yakin Winston ada disana. Ia tidak masalah lagi jika Winston kembali membaca buku-buku itu. Yang terpenting sekarang, ia menemukan Winston.

Ketika Paul sampai di pintu kamar, Paul terkejut sekali melihat Winston yang saat ini lemah tak berdaya di atas lantai. Tatapannya kosong dan matanya merah. Wajahnya masih menunjukkan keterkejutan, dengan tangan yang sedang memegang buku, buku diary Paul.

Winston menyadari kedatangan Paul, Ia mengumpulkan beberapa tenaga yang tersiksa untuk menolehkan kepalanya menghadap Paul. Ia berkata lirih, “Apa ibu seorang peri?”

Paul menghela nafasnya, Ia terlambat memberitahukan hal itu. Padahal tadi dia sudah semangat sekali untuk menceritakannya, tapi ia terlambat. Winston duluan mengetahui fakta tentang Luna, ibunya.

Paul mendekat ke arah Winston, berjongkok dengan satu lututnya menyentuh lantai, mengusap kepala Winston lembut.

“Ayah akan menceritakan semuanya” Paul berkata lembut, dengan sebuah senyuman mengikuti.

“Kenapa baru sekarang yah?” Winston menjawab lemah.

“Ayah minta maaf karena baru bisa menceritakannya sekarang. Ayah juga minta maaf karena selama ini ayah bersikap acuh padamu. Ayah juga minta maaf jika ayah berbuat kasar padamu. Ini ayah lakukan karena ayah sangat terobsesi dengan kemungkinan ayah yang masih mengharapkan ibumu. Sekarang ayah mendapatkan satu informasi yang sangat kita butuhkan. Dan itu akan melibatkanmu, ini akan memungkinkan bagimu untuk bertemu dengan ibu.  Maafkan ayah, sekarang dengarkan ayah, lihat ayah….” Paul menghentikan perkataannya sejenak. Ia menghembuskan nafas sebelum mulai berbicara lagi.

“Ayah akan menceritakannya sekarang. Tapi kamu makan dulu, dari tadi pagi kamu belum makan. Yuk, ikut ke bawah. Ayah sudah belikan makanan.” Paul bangkit dari jongkoknya. Sedetik setelah itu, Winston menahan tangan kanan Paul.

“Apakah ayah benar benar akan menceritakannya? Ayah janji?” Winston masih bertanya lemah.

“Iya, ayah janji. Karena kamulah satu satunya harapan ayah untuk mengetahui bagaimana kondisi ibumu sekarang. Kemungkinan ayah untuk kesana sangat kecil dibandingkan dengan kemungkinanmu” Paul meyakinkan Winston, ia menepuk lengan kanan Winston sebelum keluar.

****

“Kisah ayah bermula saat ayah sedang mempelajari segala sesuatu tentang peri, apakah mereka nyata atau tidak, apakah asal usul mereka, apa saja jenis jenis mereka, bagaimana sifat mereka, apakah mereka benar benar punya sayap atau sihir, itu semua ayah pelajari. Ayah dulu seorang penulis fiksi di percetakan terkenal di kota. Kami para menulis ditantang untuk membuat sebuah cerita yang mengangkat tema peri. Dari situlah kami mulai riset segala sesuatu yang berhubungan dengan peri.

Suatu malam, waktu ayah sedang membaca-baca buku tentang sihir peri, tanpa sengaja ayah mengucapkan suatu mantra yang membuat ibumu tertarik ke  dunia manusia. Disitulah pertemuan pertama kami. Ibumu terkejut melihat ayah, begitupun sebaliknya. Ayah terkejut karena ia memiliki sayap, dan ia terkejut karena ayah tidak punya sayap, hahaha” Paul tertawa. Winston yang duduk disamping Paul juga ikut tertawa kecil. Pasti sangat aneh rasanya saat kita bertemu sesuatu yang berbeda untuk yang pertama kalinya.

“Tapi ayah akui, ibumu sangat cantik. Walaupun saat itu ayah terkejut, tapi ayah dapat merasakan hal aneh masuk ke hati ayah. Dan kau tahu, itu adalah cinta. Ayah jatuh cinta padanya dari pertama ayah melihat ibumu.

Ibumu saat itu berkata, ‘siapa kau? Kenapa aku disini’. Ia panik. Karena mantra yang ayah ucapkan, sama seperti ayah menyeretnya untuk datang ke tempat ayah berada. Ayah pikir mantra itu hanya bohongan, tapi ternyata itu benar benar terjadi. Di situlah ayah berfikir bahwa fiksi tentang peri itu semuanya benar benar ada.

Waktu itu ayah hanya bisa menenangkannya, ayah bilang kalau ayah tidak sengaja mengucapkan mantra itu sehingga membawanya ke tempat ayah…..” Paul berhenti bercerita sejenak.
“Memangnya di dalam buku itu ada disebutkan bahwa mantranya akan berhasil atau tidak yah??” Winston bertanya.

“Ada, mantra tersebut akan berhasil jika keberuntungan bersamamu dan jika peri pemegang pintu dimensi belum bisa mengontrol kekuatannya. Dan mantra akan gagal jika peri pemegang pintu dimensi sudah bisa mengontrol kekuatannya.  Peri pemegang dimensi hanya ada satu di setiap siklusnya. Jadi jika peri awal sudah kehabisan sihir, maka peri pemegang dimensi baru akan muncul. Jadi waktu itu, ibumu ternyata adalah peri itu, ia sudah dewasa, namun belum bisa mengontrol kekuatannya.” Paul menjelaskan.

“Lalu bagaimana kelanjutannya??” Winston sudah tidak sabar mendengar kelanjutan dari cerita.

“Luna awalnya tidak mau berbicara. Ia seperti menghindar takut dari ayah. Lalu setelah ayah bujuk dan ayah tenangkan lagi, dia akhirnya mau percaya. Dia mendengarkan alasan ayah tak sengaja membaca mantra itu. Ya, dia percaya. Lalu kami berkenalan dan selesai…”Paul menghembuskan nafasnya lega.

“Ehhh, mana bisa gitu yah? Kok udah selesai?” Winston tidak terima.

“Tapi……” Paul menggantungkan kalimat yang akan ia sebutkan.

****

Tapi apa nih teman??😂
Lanjut baca part selanjutnya yaa.

Thank you for Reading 💫💫

Salam hangat

little_chickee

I'm The Real King In Fairy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang