7 || Sebuah Petunjuk

10 2 2
                                    

****

"Butuh seharian bagi ibumu untuk mencoba membuka portal dimensi itu. Keringatnya juga bercucuran karena sudah lelah mencoba. Tapi ayah selalu memberinya semangat. Sampai akhirnya Luna berhasil membuka portal itu pada malam hari. Bentuk nya oval, berwarna biru, dan bercahaya menyilaukan. Dari lubang portal itu juga keluar angin kuat. Ayah tidak tau itu angin apa. Luna sempat berbicara dengan ayah sebelum masuk ke dlam portal dan menghilang. Tapi ayah tidak tau apa yang ia bicarakan." Paul berhenti bercerita.

"Lalu apa yang terjadi ayah?" Winston masih setia mendengarkan.

"Dia menghilang. 3 bulan setelahnya ayah tak pernah lagi bertemu dengan Luna, tapi waktu itu ayah berharap sekali, ayah bisa bertemu dengannya lagi. Ayah juga mencoba iseng membaca mantra itu lagi, tapi sepertinya Luna telah menguasai kemampuannya, jadi mantra itu tidak lagi berhasil. Setelah itu ayah pasrah, ayah tidak lagi berharap untuk bisa kembali bertemu dengannya.
Lalu pada suatu malam, waktu ayah sedang menulis, Ada sebuah sinar menyilaukan tiba tiba datang, ayah tidak tahu apa apa. Tak lama kemudian, sinar itu menyedot ayah kedalamnya. Karena ternyata sinar itu adalah portal milik ibumu. Dan saat itulah ayah datang ke dunia peri.
Ayah keluar dari portal dengan terjatuh di depan kakek dan nenekmu, Raja dan Ratu peri saat itu. Ayah sedikit bingung ketika ayah dihadapkan dengan orang orang yang tidak ayah kenal. Tapi ketika ayah melihat kesamping, ayah melihat Luna sedang tersenyum penuh arti kepada ayah. Ayah sangat tenang melihat senyuman itu. Lalu Raja Elden berkata, 'Selamat datang di dunia peri, Paul. Kami minta maaf karena menyeretmu secara terpaksa ke sini. Kami membutuhkan pertolonganmu, kaumku kekurangan keterampilan untuk menuliskan segala hal baru yang telah kami dapatkan, seperti tempat baru, atau resep baru. Oleh karena itu, Kami ingin kau mengajarkan kaumku tentang sastra.' Raja Elden berbicara to the point kepada ayah. Awalnya ayah bingung, berencana menolak. Tapi melihat ibumu, ayah terbayang sesuatu. Jika ayah menerima tawaran ini, ayah akan lebih lama bersama ibumu. Bahkan ayah ditawarkan untuk tinggal selamanya di dunia peri. Tanpa berpikir panjang, ayah menyetujuinya. Semenjak saat itu ayah mengabdikan diri pada dunia peri, mengajarkan mereka tentang sastra. Sedikit membantu membuat alat alat pembantu sederhana.
Pada suatu malam, ayah kembali di panggil ke istana. Raja Elden mengatakan bahwa ia suka dengan cara kerja ayah. Raja Elden menawarkan ayah untuk menikahi salah satu putrinya, Raja menyuruh ayah untuk memilih antara Putri Margareth atau Putri Luna......" Cerita Paul terpotong.

"Ibu punya saudara, ayah? Dan ibu adalah putri kerajaan peri??" Winston bertanya antusias.

"Iya, mereka putri kerajaan. Ayah baru menyadarinya saat ayah sudah sebulan di sana. Memang ayah bodoh." Paul menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Dan saudara ibumu bernama Margareth. Dia seperti kebalikan dari Luna. Dia manja, keras kepala, suka marah. Berbeda sekali dengan ibumu yang mandiri, humoris, dan disukai seluruh penduduk peri. Walaupun Margareth memiliki sedikit sisi baik, namun sisi jahatnya tetap menjadi dominan. Itulah yang membuat ayah lebih mantap memilih ibumu. Raja Elden juga menyetujui pilihan ayah. Kami pun menikah dengan perayaan yang meriah. Semua peri bahagia. Semua peri ikut memeriahkan, kecuali Margareth. Dia tidak ikut dalam perayaan pernikahan. Waktu itu dia bilang dia sedang sakit. Ayah tidak tahu bahwa hal itu akan menimbulkan petaka besar bagi kami semua." Paul bernhenti sejenak, ia menarik nafas lalu menlanjutkan.

"Margareth masih diam dan semuanya masih baik baik saja sebelum kau lahir. Tapi setelah kelahiranmu, sifat asli Margareth mulai keluar. Dendamnya mulai terasa. Dia ternyata tidak menyetujui pernikahan kami dari awal karena katanya ia juga mencintai ayah. Ayah tidak pernah menyadari itu, karena ayah hanya terfokus pada ibumu. Seminggu setelah kau lahir, Margareth mulai menyerang. Dia membunuh Raja Elden dan juga Ratu, menurutnya kedua orang tua itu tidak memperhatikan bagaimana perasaan Margareth saat kami menikah, karena yang menyuruh Raja untuk meminta Ayah menikahi salah satu dari mereka adalah Margareth. Dia berharap ayah akan memilihnya, tapi nyatanya ayah lebih memilih Luna."

"Setelah kematian Raja dan Ratu, Margareth mulai menyerang ayah dan Luna. Saat itu kondisi Luna belum terlalu pulih setelah melahirkanmu, sihirnya belum sepenuhnya kembali. Ia hanya dapat bertahan dari serangan Margareth, ia tidak bisa menyerang balik. Dan waktu itu, Luna berhasil membuka portal, Ia memberikanmu kepada ayah. Dan kata terakhirnya, 'Tolong jaga anak kita baik baik. Beri dia kasih sayang. Dan tolong jangan ceritakan apapun tentangku padanya. Aku mohon..' Setelah itu ayah tersedot oleh portalnya dan kembali ke kontrakan ayah. Semenjak itu, ayah berusaha masuk lagi ke dunia peri, menolong ibumu. Tapi semua yang ayah coba lakukan sia sia." Paul menarik nafasnya kuat.

"Malam ini, seorang dari teman ayah yang juga pernah dibawa ke dunia peri untuk mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan mengatakan kepada ayah bahwa anak dari seorang manusia dan peri akan mewarisi gen kedua orang tuanya. Ia akan menjadi manusia, tapi ia juga merupakan seorang peri. Dari situlah ayah menyadari dan meyakini akan kekuatan sihir yang ada di dalam tubuhmu. Apa yang terjadi 12 tahun yang lalu memanglah kekuatanmu. Dan hal itu membuat ayah terpikir bahwa kau juga memiliki kekuatan telepati, karena kau adalah peri. Sekarang ayah memohon padamu, cobalah telepati dengan ibumu. Ayah ingin tahu keadaannya sekarang." Mata Paul berkaca kaca.

"Tapi bagaimana caranya ayah? Aku tidak tahu." Winston membalas.

Paul terdiam. Ia belum memikirkan bagaimana caranya. Ia terlalu bersemangat ketika mengetahui Winston bisa berkesempatan untuk menghubungi Luna, sehingga ia jadi lupa memikirkan caranya.

Paul dan Winston sama sama berfikir. Kebuntuan mengganggu jalan kerja otak mereka. Paul mencoba membuka buku-buku tentang kemampuan peri, mencari tema yang berhubungan dengan telepati. Winston tak mau kalah, ia terus menyusuri sebuah informasi yang mungkin lewat di fikirannya.

"Ayah, bagaimana cara kerja telepati??" Winston bertanya.

"Sama seperti handphone" Paul menjawab tanpa menoleh, ia masih fokus membalik balikkan buku.

"Kau harus...." Paul terhenti. Ia menyadari sesuatu. Paul menoleh perlahan ke arah Winston, memastikan apakah pikiran mereka sama atau tidak.

Winston sudah tersenyum bangga dari tadi. Ia mendapatkan jawabannya. Bagaimana caranya untuk menghubungi seseorang jika kau sendiri tidak tau siapa yang kau tuju. Ya!! Itu dia! Winston harus tau rupa Luna untuk menghubunginya. Mereka berdua saling tertawa mendapatkan jawaban itu.

"Lalu seperti apa wajah ibu yah?" Winston bertanya lagi. Paul yang tertawa langsung terdiam mengdengar pertanyaan Winston. Winston juga ikut terdiam. Mereka lagi lagi dihadapkan pada masalah.

"Jangan bilang Ayah tidak bisa menggambar." Winston menebak.

"Iya....." Paul menjawab lesu. Padahal teka teki selama 16 tahun sudah hampir terpenuhi. Sekarang harapannya kembali pupus.

"Aaargh..." Winston menyerah. Ia memegang kepalanya nya frustasi. Apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Ayah, ayah kan dulu seorang penulis, Ayah pasti bisa mendeskripsikan bentuk wajah ibu kan??" Winston kembali beragumen.

"Iya, ayah bisa." Paul menjawab singkat. Ia tidak tau kemana arah kalimat Winston.

"Yes, kalau begitu ayah deskripsikan, biar aku yang menggambar." Winston langsung mengambil buku sketchbook.

"Apakah itu bisa berhasil?" Paul menjawab lemah.

"Kita harus mencobanya ayah. Kita tidak akan tau hasilnya jika kita belum mencoba." Winston meyakinkan Paul.

Paul memperhatikan Winston yang saat ini duduk di depannya, membalik lembaran-lembaran kertas untuk mencari kertas yang masih kosong.

Paul memperhatikan gambar-gambar hasil goresan pensilnya Winston. Paul menajamkan penglihatannya saat ia melihat sebagian dari gambar itu mememperlihatkan ciri ciri peri, sayap yang lebar dan telinga yang lebih panjang dari manusia biasa. Ia heran, kenapa Winston bisa menggambar peri itu dengan sangat detail?? Saat tengah berfikir, Paul membelalakkan matanya ketika melihat sebuah gambar peri dalam buku Winston. Paul terkejut.

"Winston, kembali ke halaman sebelumnya!" Paul menyuruh Winston.

"Ada apa ayah?" Winston bingung.

"Itu Luna!!"

*****

Ehehe, gimana ceritanya? membosankan kah??😂

Thank you for Reading💫💫

Salam hangat
little_chickee

I'm The Real King In Fairy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang