Konklusi

20 1 0
                                    

Saya tak pernah mengerti puisi cinta tentang senja.
Bagi saya, senja terlalu singkat untuk memikirkan dia.

Kalaupun terpikirkan saat senja,
klimaksnya tetap saja pada malam-malam yang tidak tidur.

Satu malam, dua malam, tadi malam.

Soal dia, saya perlu waktu lebih banyak.
Dia soal paling rumit bagi saya, entah kenapa.

Meski sejujurnya, saya harap tak perlu serumit ini.

Percayalah: Saya lelah.

Karena seperti pada semua soal yang belum terjawab,
sulit bagi saya untuk berhenti mencari solusi.

Hingga kini bingung mengambil konklusi:
solusinya dia, atau berhenti?

--Sendai, November 2018

WanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang