Ada lukisan warna-warni di pameran tanpa warna.
"Tentang hidup.", katanya.
Aku sendiri tak paham mengapa begitu.
Lukisan itu terlalu abstrak bagiku.
Mungkin aku terlalu bodoh untuk seni?
Kulihat pengunjung lain bisa menikmati?
Mungkinkah hanya pura-pura mengerti?
--mengais fantasi demi ilusi akan arti?
Tapi kutau pasti:
aku sedih disini.
Karena warna menjadi sesuatu yang jauh:
Selamanya terjebak di dalam bingkai.
Dilarang disentuh, hingga membangkai.
Aku mau pulang saja.
Pamerannya jelek, ternyata.
--Sendai, Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Wana
PoetryKumpulan permainan kata. Buka di desktop untuk tata letak yang lebih baik.