|| Eleven - Terima? ||

347 19 3
                                    


Jaehyun POV

Entah mengapa aku sangat gugup. Padahal aku pernah menghadapi keadaan yang lebih menegangkan dibanding ini.

Sial,

Kenapa jantungku berdetak sangat cepat? Ayolah, jaehyun jangan jadi lelaki lemah.

Padahal bella baru mengalami kasus penculikan lusa lalu, kenapa mereka terburu-buru? Sangat egois.

Aku membasuh wajahku sedikit dengan air lalu melihat pantulan wajahku di cermin. Aku tampan, tidak mungkin bella menolakku.

Ah benar. Tidak ada gunanya bergumam dengan diri sendiri, apa kau gila jung?

Aku memutuskan untuk kembali ke meja makan, persetan dengan jantungku yang masih berdetak sangat cepat. Aku tidak mau terlambat hanya karena lama bergumam dengan diri sendiri di toilet.

Dan benar saja,

aku terlambat.

"Maaf apa aku terlambat?"

"Tampan." tunggu. Aku mendengar gumaman kecil bella. Apa dia memujiku? Ah tidak mungkin, percaya diri sekali kau, jae.

"Tidak sama sekali, jae." aku tersenyum sekilas dan mendudukan diriku di kursi tepat di hadapan bella.

Bella sangat cantik malam ini.

"Ayah tau kalian sudah saling mengenal satu sama lain. Jadi, ayah ingin bicara dengan kalian, jaehyun dan bella."

Tinggal bicara intinya apa susanya? Kau terlalu bertele-tele, ayah.

"Bagaimana kalau kalian menikah? Ibu kalian sudah merencanakan ini sejak kalian masih kecil. Tapi, semua keputusan ada pada kalian." akhirnya ayahku bicara langsung ke inti.

"Apa tidak terlalu buru-buru, yah?"

"Tidak, jae. Lebih cepat lebih baik. Biar bella juga ada yang jaga." apa tujuan tuan lee menjodohkanku dengan bella hanya agar anaknya ada yang menjaga?

Betapa sangat tidak bergunanya lee jeno itu. Lihat! Sekarang dia mulai menyeringai.

Di pikir-pikir bella juga masih sekolah, aku tak ingin merusak pendidikannya apalagi menghalang cita-citanya. Arghh kenapa hidupku selalu menyulitkan seperti ini?

"Tapi bella masih sekolah, yah."

"Sekolah bella itu milik ayah juga. Ayah bisa menyogok seluruh guru dan staff untuk tutup mulut."

Sial, aku ter skakmat. Mengapa wanita di depanku ini hanya diam saja? Ck! Sangat tidak membantu.

"Kamu bisa bicara dulu dengan bella jika masih ragu." nyonya lee ini sangat peka apa yang ku butuhkan.

Aku mengangguk lalu bangun dari tempat duduk, bella menatapku gelagapan saat aku menggenggam tangannya untuk berdiri dan pergi dari tempat ini. Bella hanya menuruti tanpa memberontak. Mungkin ia takut atau malas untuk sekedar beradu mulut?

"Sepertinya mereka akan memberikan kita ponakan, jis."

"Yak! Jangan menodai otak suciku kak!"

Aku masih bisa mendengar jelas perkataan dua bocah sialan itu namun aku tidak peduli.

aku segera mengajak bella menjauhmenjauh dari tempat tersebut. lee jeno dan jung jisung sialan itu sangat mengganggu.

"kak, gue gak mau di jodohin." lirih bella.

Unpredictable | JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang